White day sudah berjalan selama 12 jam, sekarang jam 12 siang namun Fei tidak mendapatkan pesan apapun dari Yuta, dirinya mulai merasa putus asa, apakah semuanya akan berakhir begitu saja seperti yang dia rencanakan di awal.
Yuta yang sedari kemarin terlalu sibuk dengan masalah presentasi harus bolak balik ke berbagai ruangan divisi lainnya, hingga dia melupakan janjinya kepada Fei.
Fifi, gadis yang selalu menempelinya itulah penyebab masalah ini, gadis itu mengajukan dirinya untuk memimpin meeting esok lusa, mengakibatkan pekerjaannya menumpuk dan mengharuskan dirinya lembur bersama Fifi.
Fei tertidur dikamarnya, dan terbangun dini hari, dia menatap layar handphonenya namun tidak ada satu pun panggilan dari Yuta, dia berjalan menuju walk in wardrobe mengepak beberapa helai pakaiannya kedalam koper kemudian turun menuju mobil, mengirimkan pesan kepada Rani kemudian meninggalkan kompleks perumahan mewah itu di pagi buta
Yuta sedang menikmati sarapannya saat mamanya menanyakan perihal gadis yang kerumahnya waktu itu
"Yut, kamu sudah bicara sama temenmu itu",
"belum sempat kenapa ma?",
"mama kira kamu mau bales cintanya pas white day kemarin", ledek mamanya sambil berjalan menuju dapur
"hah, kemarin White day?", Yuta terlonjak kaget dari kursinya, mengambil ponselnya dan melakukan panggilan, namun nomor yang ditujunya berada diluar jangkauan.
"mati aku", rutuknya
"ngomong yang baik, ini meja makan", tegur papanya Yuta
"jadi cewe itu pacarmu?", papanya bertanya sambil membaca berita di ponselnya
"belum pa, harusnya kemarin aku nembak dia tapi aku lupa"
"ya kalau gitu sekarang kamu temui dia Yut"
"dia ga bisa dihubungi ma, aku ga tau rumah ataupun kantornya"
"nama perusahaannya ada kan, kamu search di google saja alamatnya", sang ayah memberi saran
Siang harinya Yuta pergi ke perusahaan milik Fei, setelah dia menjauhkan Fifi dari radarnya, gadis itu menempelinya terus bahkan saat dia mau keluar kantor diwaktu istirahatnya.
"Yuta mau kemana, Fifi ikut", namun motor pria itu sudah menjauh pergi
Kantor Fei," saya ingin bertemu dengan Arfei", ucap Yuta yang kemudian dipersilahkan masuk oleh satpam yang menjaga pagar
"permisi mba", Mba Eri yang sedang berbicara dengan Win menjawab
"iya ada yang bisa saya bantu"
"saya mencari amanda arfeinda"
"Ms presdir tidak ada ditempat, boleh saya tau anda siapa"
"saya Yuta mba, kira - kira Amanda kapan kembali", Win menatap pria yang sedang bertanya kepada resepsionis itu
"asistenya bilang seh dia ga akan kembali dalam waktu dekat, mungkin beberapa bulan", resepsionis itu menjawab dengan ragu
"Fei emangnya kemana mba", Win bertanya
"katanya Rani seh mau nenangin diri dulu dan ga bakalan balik dalam beberapa bulan", Mba Eri menjelaskan
"kamu kenapa mencari Fei", Win menatap pria yang seusia dengannya itu tajam
"saya melewatkan janji saya kemarin"
"kalau kamu hanya mau minta maaf sebaiknya jangan pernah menemui Fei",
"tidak, saya mau menembak, ah", wajah Yuta terlihat frustasi
"kamu bukannya yang sama Fei di Dufan waktu itu ya", Yuta berusaha menarik sedikit memorynya
"iya, saya temannya Fei dan saya ga akan biarkan siapapun membuat Fei terluka termasuk oleh orang yang dicintainya", Yuta terkejut
"mba Eri bisa tolong telpon Rani", Win menoleh kearah resepsionis itu
Mba Eri menghubungi Rani kemudian menyerahkan teleponya kepada Win
"Ran, bisa minta alamat rumah Fei yang dipuncak", Rani diseberang telpon menjawab
"ini siapa ya, saya ga bisa kasih sembarangan alamatnya Fei"
"ini Win ouy, cepet sebutin alamatnya", Win mengkode resepsionis meminta kertas dan pulpen
"alamatnya di Blessing Hills, blok AE no 7", Rani dengan cepat menjawab
"Thanks", Jawab Win kemudian langsung menutup teleponnya sebelum Rani sempat bertanya
Win menyerahkan kertas berisi alamat itu kepada Yuta, "jangan sampai kau membuatnya menangis", Ancam Win di ikuti dengan anggukan kepala Yuta
"terima kasih"
"hmm, jaga Fei baik - baik, dia sudah terlalu banyak terluka"
Dua karyawan bagian keuangan sedang asik mengobrol saat istirahat makan siang,
"ingat ga tuh yang film counter attack?", tanya seorang gadis yang lebih tua kepada juniornya
"iya, aq tau tuh, gila parah banget tuh cowo nekat banget", sahut juniornya
Gio yang berada didalam ruangan tidak sengaja mendengar percakapan mereka
"ya, tuh cowo mau ngambil balik mantannya ampe bela - belain godain cowo baru mantannya biar belok terus mutusin cewenya itu", ulas si senior itu
"tapi sukses kan rencananya, buktinya tuh cowo baru mantannya kegaet trus mutusin cewenya",
"iya iya, terus terus",
Tok Tok
Mba Eri membuka pintu ruangan keuangan dan memanggil senior perempuan itu
'aku bahkan belum mendengar akhirnya', Gio penasaran
'tapi ide itu bagus juga sepertinya', batin Gio
Hari itu Win menunggu Gio pulang kerumah namun pria itu tidak kunjung tiba, mereka tidak pernah pulang bersama karena Gio sudah pasti tidak mau naik motor bareng dirinya.
Gio sibuk dengan pekerjaannya hingga kantor sepi, saat dia meninggalkan kantor dan hendak memesan ojek online, dia mendapati baterai handphonenya habis, dia pun pergi pos security meminjam casan ke satpam namun mereka juga tidak membawanya, Gio berdiri dipinggir jalan dan berharap ada ojek biasa yang lewat, namun nyatanya setelah menunggu hampir satu jam tidak ada yang lewat.
"pak ga bisa pesankan saya ojek online", Gio masuk ke ruangan satpam
"aduh pak, saya ga ngerti atuh make nya gimana", jawab pria paruh baya yang kudet itu.
"mau bapak telponin mas Win pak?", tawar satpam itu
"ga deh makasih pak",
"tapi bapak udah nunggu ojek lama ga dapet - dapet loh, keburu gelap pak", Tawar satpam itu sopan
Gio memikirkan lagi apakah dia mau dijemput Win atau menginap dikantor
"ya sudah tolong telponin pak", Gio menjawab pasrah
Tak sampai 15 menit setelah satpam tersebut menelepon, Win sudah tiba di depan kantor, memberikan helm ke Gio dan mereka berdua pulang
"bagaimana security bisa tau nomer kamu", Gio bertanya saat mereka tiba dirumah.
"di pos ada catatannya, nomer para manager, kalau sewaktu - waktu ada masalah darurat", Win melepaskan helmnya
"oh ya, kenapa aku ga tau"
"Frans yang taro kayaknya, ayo makan"
"kamu masak apa?", Gio mulai terbiasa dengan Win dirumah, tapi tidak dikantor
"udang saus padang", Win masuk kedalam rumah diikuti oleh Gio
Sepanjang minggu yang sibuk Yuta tidak bisa tenang, dia terus memikirkan Arfei, apakah gadis itu masih marah padanya, sampai saat ini nomer Arfei masih tidak bisa dihubungi
"Yuta besok weekend mau kemana?", Fifi yang tiba - tiba saja datang ke mejanya bertanya
"ada urusan",
"oh, sama siapa"
"sendiri"
"kemana?"
"kepo", Yuta berdiri kemudian meninggalkan ruangan sedangkan Fifi dibelakangnya mengikuti
"besok kita mau jalan - jalan ke bandung, Yuta mau ikutan ga?", gadis itu berkata dari belakang sambil mengikutinya
"enggak, kamu mau ikutin aku ketoilet hah?", Yuta yang sekarang berdiri didepan toilet menatap perempuan itu kesal
"hehehe, sorry sorry"
Brak
Yuta menutup pintu toilet itu didepan Fifi