Fei tiba di indonesia sembari menarik kopernya yang berat, koper itu sudah terisi dengan coklat kesukaannya, saat pergi berat kopernya tidak sampai 8 kilo, dan saat pulang beratnya hampir mencapai 18 kilo, 10 kilo untuk coklat, pantas saja gadis ini sering mengeluhkan kopernya yang cepat rusak, dia selalu memaksakan isi kopernya.
"selamat siang, oh mas lagi", satpam kompleks mewah itu mengenali pria didalam mobil
"iya pak saya lagi, saya mau nyari yang punya rumah AE 7", Yuta menjawab satpam itu
"si mba Fei belum kesini, gini aja deh mas, mas kasih nomer telepon mas kesaya, nanti kalau mba Fei dateng saya kabari gimana", satpam mencari - cari ponselnya
"kasihan atuh masnya bolak balik kesini tiap minggu, jauh atuh", satpam itu memberikan ponsel jadulnya kepada Yuta
"ini pak", Yuta mengembalikan ponsel satpam itu
"di sms aja pak kalau Fei datang, biar saya langsung kesini"
"Siap mas"
"terima kasih banyak pak", Yuta tersenyum
Rani dan Frans memutuskan untuk makan siang di mall daerah dekat kampus Qyra, tadinya mereka mau pergi ke kepulauan seribu, namun kemacetan jakarta membuat mereka baru mencapai setengah perjalan setelah menghabiskan lebih dari 3 jam perjalanan
"kayaknya kita ga bisa sampe di marina sebelum jam 3", Frans melihat ke arah Rani yang menarik turun roknya yang sedikit naik
"kamu mau kepantai dengan rok kayak gitu", Frans menggelengkan kepalanya
Sedangkan Rani menatapnya bingung, walaupun dia seorang lesbian bukan berarti dia harus tomboy, terkadang dia suka memakai rok pendek
"aku lapar", ucapnya sambil menatap Frans dengan puppy eyes
"ayo makan", Frans hendak meraih tangan Rani namun tidak jadi, Rani yang melihatnya hanya tersenyum
Mereka berdua berjalan berdampingan memasuki mall itu, banyak orang yang berlalu lalang namun tidak terlalu berdesakan sehingga mereka bisa berjalan dengan leluasa
"bagaimana kalau steak?", Frans berkata sambil menunjuk sebuah restoran steak tempat favoritnya dengan Qyra
"Boleh", balas Rani sambil tersenyum
Frans dan Rani masuk kedalam restoran itu dan memesan makanan, mereka berdua duduk berhadapan, Rani duduk membelakangi pintu masuk, beberapa meja masih kosong, mungkin karena hari ini tanggal tua bagi sebagian besar pegawai
"gimana rasanya jadi asisten Fei", tanya Frans
"dasarnya seh mudah selama ada Ms Fei, tapi jadi rumit kalo dia ga ada kayak sekarang ini", Keluh Rani
"karena masalah ACC dokumen ya", Rani mengangguk
"bapak gimana?, betah kerja disitu", tanya Rani
"jangan panggil bapak, aku tidak setua itu", kesal Frans
"hahahaha, habisnya kacamata kamu mirip orang tua seh", ejek Rani sambil menunjuk kacamata Frans yang Framenya berwarna coklat itu
Frans menaikkan kacamatanya, "dulu cuman kacamata ini yang sanggup aku beli dengan uang sendiri", Rani menghentikan tawanya
"oh ya", sepertinya gadis didepannya mulai tertarik dengan ceritanya
"iya, kacamata ini aku beli dari hasil nabung gaji aku selama kerja membantu memanen padi di kampung", akunya
"wow, seriusan cowo kayak kamu manen padi?", Rani tidak mempercayai apa yang baru saja didengarnya
Pria didepannya tidak terlihat seperti pria yang biasa diladang, dia memiliki wajah tampan dibalik kacamata cupunya itu, kulitnya pun putih bersih, bagaimana Rani bisa mempercayai apa yang baru saja dikatakan Frans kepadanya, Gadis itu menggelengkan kepalanya.
Frans tertawa melihat gadis didepannya itu sepertinya tidak percaya dengan ceritanya, buktinya dia menggelengkan kepalanya setelah tertegun lama
Tak lama kemudian pesanan mereka datang, dan mereka berdua menikmatinya sambil sesekali menggangu orang dihadapannya
"sayang aku mau sirloin steak ya", suara seorang gadis yang baru saja duduk dibelakang tempat duduknya Rani
"iya, pesan saja sayangku Qyra", jawab pria itu
Rani menolehkan kepalanya melihat kearah tempat duduk di belakangnya, dia melihat pria yang waktu itu bersama dengan kekasihnya, iya pria itu selingkuhannya Qyra, namun sepertinya pria itu tidak ingat dengan Rani, dia hanya melihat sekilas kemudian sibuk dengan kekasihnya
"Qyra kok waktu valentine ga bisa dihubungi", keluh pria itu
"kakak sepupuku minta ditemenin belanja",
"padahal aku sudah siapin yang spesial buat kamu, malah kamunya ngilang", pria itu menujukkan wajah sedihnya
"maaf ya sayangku", Qyra mengelus wajah pria dihadapannya
Perempuan dibelakang Qyra mengepalkan tangannya kuat.
"aku denger katanya kamu lesbi ya", pria itu menambahkan
"ih kata siapa", Qyra mengelak
"ga mungkinlah, jijik aku sama lesbi"
BRAAAKK
PRAAANG
Rani menggebrak mejanya hingga piring terjatuh dan pecah
Plaaak
Sebuah tamparan melayang di pipi Qyra, Rani lah yang melakukannya
"kamu bilang jijik?", Qyra terkejut setengah mati melihat Rani ada dihadapannya
"oke lu jijik sama lesbi, jadi lu jijik sama gue dan gue jijik sama cewe kayak lo"
Plaaak
Satu tamparan lagi melayang di pipi Qyra
Seisi restoran itu memandang kearah mereka, namun tidak ada yang bersuara, hening sejenak saat mereka melihat Rani menampar Qyra kedua kalinya
"kita putus", Rani mengakhirinya saat itu juga
Sedangkan Qyra yang terkejut itu terdiam
"heh, siapa lu, berani - beraninya nampar cewe gue", selingkuhan Qyra itu berdiri dan hendak memukul Rani,
Bruk
namun Frans sudah terlebih dahulu menonjok pria itu sebelum tangannya berhasil menyentuh Rani
"brengsek"
"sayang", Qyra reflek memanggil selingkuhannya dengan kata sayang
Sedangkan Rani sudah berlalu pergi dari restoran itu
Frans mengejar Rani setelah membayar makananannya, namun dia tidak menemukannya
Frans berputar - putar didalam mall yang besar itu, menghabiskan waktu sejam mencari gadis itu namun dia tidak menemukannya, dia kembali ke parkiran hendak mencari Rani di jalanan, mungkin gadis itu berlari keluar
Frans mendengar suara tangisan saat dia berjalan disebelah mobilnya
Rani berjongkok di belakang mobilnya menenggelamkan kepalanya di kedua kakinya dan tangisannya terdengar pilu
Frans berjongkok dan mengelus punggung gadis yang menangis sesenggukan itu
"ayo pulang Ran", ucapnya sambil menarik lengan Rani dan membawanya ke dalam mobil