berulang kali Gio memikirkan perkataan anak buahnya tentang menggoda pacar mantannya. Dia tau Win bukan pacarnya Fei karena mereka tidak pernah mengakuinya sama sekali walaupun dia sudah menangkap basah mereka berdua berciuman, yang ada dipikiran Gio saat ini adalah bagaimana menggoda Win, mereka berdua sama - sama pria, bagaimana dia bisa menggoda pria tampan itu
Gio yang sedang duduk mengacak rambutnya frustasi, hinggga sebuah tangan menyentuh kepalanya lembut, membuatnya menoleh
"kamu sedang apa", tanya Win yang baru saja mengelus kepalanya lembut
"ga apa - apa", jawab Gio dengan wajah memerah
"hari ini mau kemana?", tanya Win membuat Gio menggelengkan kepalanya dengan wajah merah
"aku dengar ada event jepang di kota sebelah, jaraknya cukup dekat cuma sejam perjalanan", Gio mendongak melihat kearah Win yang berdiri menjelaskan
"kamu mau kesana?", Win mengangguk
Gio terdiam sejenak kemudia berdiri
"oke aku ikut, pergi jam berapa?"
"sekarang���
"tunggu aku ganti baju dulu", Gio bergegas berlari kekamarnya
Win menunggu sambil mengirim pesan kepada seseorang sambil tersenyum
"ayo", Gio memanggil, dia mengenakan kaos hitam dan celana jeans navy sedangkan Win yang menunggunya mengenakan kemeja biru dengan lengan dilipat dan celana jeans hitam
"ayo", jawab Win kemudian berjalan keluar rumah, Gio kemudian mengunci pintu rumah dan Win memastikan bahwa pintunya sudah terkunci dengan baik
"takut banget seh lu ga kekunci", gerutu Gio
"ga ada salahnya memastikan kan", Win meninggalkan Gio kemudian berjalan
"heh, kita ga naik motor?", Gio melihat Win melewati motornya dan berjalan kaki, membuatnya mengikuti pria lebih muda darinya itu
"lu ga bikin kita jalan ampe depan kan, jauh banget gila", celoteh Gio dibelakang Win
Pria lebih muda itu bahkan tidak menoleh sama sekali, dia malah berbelok dan memasuki halaman rumah Fei
"kita mau ngapain kesini?", tanya Gio yang sedari tadi bingung
���naik motor panas dan lama, jadi kita naik ini", Win menunjuk BMW seri 5 milik Fei
"hah, lu gila ya, Fei ga suka mobilnya dipinjam, dan lagian emang lu punya kuncinya?", gerutu Gio, dia sangat tau Fei tidak pernah membiarkan siapapun meminjam mobil kesayangannya itu.
Win berjalan kedepan pintu rumah Fei, pintu itu tidak memiliki kunci, tetapi menggunakan kode angka untuk membukanya
"emang lu tau sandinya", remeh Gio
Namun Win tetap tidak membalas perkataannya dan menekan 6 digit angka kemudian terdengar bunyi bep dan dia membuka pintu itu dengan mudah
Gio yang meledek Win terkejut saat pintu rumah Fei dibuka dengan mudah oleh Win
'sebenarnya hubungan apa yang mereka berdua miliki', batin Gio, kini dia merasa sangat kalah dari Win
Win memasuki rumah Fei, berjalan menuju rak yang terkunci dengan sandi, dia mengetik 6 angka yang berbeda dari sandi pintu tadi, dan rak itu terbuka dengan mudah, dia mengambil STNK mobil itu dan menyimpannya didalam dompet, kemudian mengambil kunci mobil itu dan mengantonginya sebelum menutup kembali rak yang dikunci dengan sandi itu
Sedangkan Gio yang mengikutinya dari belakang kini terdiam, dia seperti kehilangan nyawa
Win memasuki kursi pengemudi setelah menutup pintu rumah sedangkan Gio duduk disebelahnya
"tenang, aku sudah minta ijin sama Fei", Win seperti membaca pikiran Gio, namun pria itu mengelak
"aku tidak peduli", Gio mengalihkan pandangannya ke jendela
"aku tidak ingin istriku kepanasan naik motor", Goda Win, muka Gio kini memerah antara marah dan malu, dia ingin memukul Win saat dia teringat dengan perbincangan anak buahnya hampir sebulan lalu
"kalau gitu kenapa kamu tidak beli mobil, biar istrimu ga kepanasan setiap kekantor", balas Gio dengan wajah malu
"kalau istriku bersedia kuantar jemput setiap hari, aku akan beli mobil", Win tersenyum sambil menatap Gio sekilas
Gio memandang keluar mengalihkan pandangannya, dia tidak ingin menatap pria yang lebih muda darinya itu
"jadi gimana?", Win bertanya
"brengsek", Gio membalasnya kesal, mereka kini berada dijalan toll, Win tersenyum sambil menatap jalan, mungkin dia akan menjual motor kesayangannya dan membeli sebuah mobil agar istrinya nyaman
Fei yang sedang dalam taksi menuju ke rumahnya hanya tersenyum membalas pesan dari Win, dia meminjam mobilnya untuk membawa Gio ke event, tentu saja Fei meminjamkannya, bukan karena Fei memiliki perasaan ke Win, namun dia merasa senang saat Gio dan Win bisa akur.
Menghabiskan waktu 3 jam perjalanan dari bandara kerumah Fei, ya karena dia harus melewati ibu kota yang selalu saja macet, Win dan Gio belum kembali saat Fei tiba dirumahnya, dia menarik kopernya yang gembul itu kedalam rumah, kemudian membukanya dan mengeluarkan isinya membuat ruang tamu sekaligus keluarganya itu berantakan
Kemudian menidurkan dirinya di sofa, seharusnya setelah mengeluarkan isinya dia harus memilahnya kemudian menyimpan coklatnya dikulkas, namun dirinya terlalu malas dan lelah
Event jepang yang mereka datangi sangat ramai, Win kesulitan memarkirkan mobilnya, dia menyuruh Gio untuk turun duluan, tetapi lelaki itu tidak mau, dia takut mereka akan kesulitan bertemu jika terpisah di keramaian.
Tangan Win sudah penuh dengan bungkusan makanan milik Gio, sedangkan Gio masih berniat untuk membeli apapun yang dilihatnya
Win tersenyum saat melihat pria yang lebih pendek darinya itu mengunyah banyak makanan sekaligus yang membuat pipinya menggembul
"Hamster"
"kamu bilang apa?", Gio yang tidak dapat mendengar karena keramaian di sekitarnya
"pulang yuk", Win mengubah perkataannya
Gio yang memegang seporsi takoyaki di tangan kanannya menggelengkan kepala, "aku haus"
Dua pria ini kemudian mendatangi sebuah booth minuman, sebelum mereka berjalan menuju parkiran mobil
Win membukakan pintu mobil penumpang depan agar Gio bisa masuk dengan mudah, di karenakan kedua tangannya penuh dengan makanan takoyaki dan sebotol matcha ice
Gio masuk dengan sedikit kesal, dia sebenarnya tidak sudi dibukakan pintu oleh pria tinggi ini, namun tangannya hanya dua, dan keduanya telah penuh dengan makanan kesukaannya, walaupun Win sendiri juga kerepotan dengan bungkusan plasgtik makanannya Gio, namun dia dengan sukarela berusaha membuat istrinya merasa nyaman.
Win menyalakan mobil kemudian menolah kearah Gio yang kini sedang memakan sepotong takoyaki setelah dia meletakkan botol matchanya di tempat minum dasbor, Win mendekatkan kepalanya ke arah Gio, membuat pria itu terkejut karena jarak diantara mereka sangat dekat, kemudian Win menarik seat belt Gio dan memasangkannya, membuat wajah Gio memerah tidak karuan.
"Kalau kamu tidak pakai seat belt, mobil ini akan berbunyi sepanjang jalan", jelas Win tanpa menunggu seseorang mengajukan pertanyaan
"bisa kasih tau pake mulut lah, ga perlu lu pasangin juga", gerutu Gio
Baru sebentar Win menjalankan mobilnya, kini mobil itu terhenti di antrian panjang keluar parkiran.
"mulut gue bisa nya buat ini", Cup, Win mencium pipi Gio, kemudian melajukan mobilnya perlahan. Membuat Gio terkejut
'gue dicium Win, jijik tapi kenapa gue ga marah?', batin Gio berkecamuk namun dia tetap diam dan meneruskan makannya seolah tidak terjadi apapun.
Sebuah Mobil BMW memasuki sebuah garasi rumah, tak lama kemudian turun dua pria dari dalam mobil itu, "aku kembalikan kuncinya dulu", ucap salah satu pria itu
"iya", kemudian pria dengan banyak makanan di tangannya pergi ke arah rumahnya
Win membuka pintu rumah Fei dan menemukan kekacauan di ruang tengah rumah itu, Fei sepertinya tidak berniat membereskan coklat yang baru saja dia beli di singapore,
"Fei", panggil Win sembari membereskan coklat yang berserakan itu
"Fei", namun yang di panggil tidak kunjung menjawab dan Win berakhir dengan membereskan kekacauan itu, dia meletakkan coklat itu di kulkas, menaruh pakaian kotor ke keranjang cuci, kemudian menata pakaian bersih Fei dan kopernya kemudian membawanya ke lantai 2, dimana dia menemukan Fei sedang tidur dengan baju lengkap, membuat Win tersenyum melihatnya kemudian menutup pintu kamar Fei pelan.