Sabtu pagi
"Win laper", Fei yang memakai piyama beruang dengan hoodie berbentuk kepala beruang menjelajahi lantai satu rumah itu namun tidak menemukan Win dimanapun
"Win", Fei naik kelantai dua namun mendapati kamar Win kosong tak bertuan
"kemana orang itu"
"Fei?", Win melihat sekeliling ruangan begitu dirinya keluar dari kamar mandi di lantai satu namun tidak menemukan sang pemilik suara
Fei membuka pintu kamar Gio dan mendapati pemilik kamar sedang tertidur pulas dengan suhu AC sangat dingin.
Gadis itu tersenyum licik
Gubrak
"Arghhh", Gio menjerit kesakitan
"sialan, siapa ini berat banget", Gio membuka mata berusaha melihat siapa yang baru saja menindihnya
"beruang?", Gio memegang telinga beruang di hoodienya Fei
"Fei, dasar cewe sinting", Gio mendorong tubuh berat itu menjauh darinya
"ada apa ini", Win yang mendengar keributan di lantai atas bergegas mengeceknya
"cewek sinting ini nindih gue, mana dia berat banget", keluh Gio kepada Win
"wow, sudah akur rupanya", Fei yang sudah berdiri berdecak kagum melihat mereka berdua
"kamu ngapain kesini Fei, bukannya kamu dipuncak", kaget Win
"aku balik semalam, internet disana lagi down, bikin stress", keluhnya
"sudah ketemu pria itu?"
"siapa?", bingung Fei
"yang waktu itu di Dufan, dia kekantormu beberapa hari yang lalu dan aku kasih alamat rumahmu dipuncak"
"ah Yuta, dia ga ada kesana waktu aku disitu", cuek Fei
"aku lapar Win, buatin sarapan, nanti siang aku mau ke singapore", Fei berjalan menuruni tangga
"ga perlu aku buatkan makan siang berarti"
"iya aku makan siang di airport", Fei yang kini duduk di sofa sambil memainkan ponselnya
"ngapain kamu sampai keluar negeri seh Fei" keluh Gio begitu dia menuruni tangga
"Refreshing habis patah hati", jawabnya asal
Gio berjalan ke arah Win dan menarik kerah bajunya
"Kamu nolak Fei"
"maksudmu apa Gio", Win tidak mengerti dengan pria dihadapannya
"bukan Win", ujar Fei
Siang harinya
"selamat siang mas, ada yang bisa saya bantu", security sebuah kompleks Villa mewah menyapa
"saya mau ke blok AE no 7", ucap Yuta kepada penjaga gerbang itu
"ah ibu Fei, dia sudah pulang semalam pak, sekarang Villanya kosong", jelas penjaga itu
"bisa saya lihat rumahnya untuk memastikan", security itu mempersilahkan Yuta masuk setelah menunjukkan arah villa Fei
Yuta berdiri didepan sebuah rumah bergaya eropa dengan cat putih polosnya, rumah itu terlihat bersih dan rapi, berbeda dengan rumah - rumah disebelahnya, dengan banyak tanaman liar yang menutupi halaman rumah - rumah itu.
Sepertinya Fei sering mengunjungi rumah itu, namun takdir tidak mempertemukannya dengan pemilik rumah itu saat ini.
Yuta kembali ke mobil yang dia sewa dan meninggalkan rumah itu
Hari sudah gelap begitu Fei tiba di Singapore, dirinya menarik koper yang ringan itu, salahkan saja kemacetan jakarta yang tidak bisa ditebak, sehingga dia terlambat check in dan harus memesan tiket penerbangan berikutnya.
Fei menaiki taksi menuju hotel yang dia pesan
Dia memasuki sebuah kamar studio dengan jendela sangat besar dan bed yang berada dipinggir jendela besar itu menampilkan pemandangan malam hari di kota itu.
"lapar", Fei melemparkan badannya keatas double bed itu dan mengeluh
Sudah 3 minggu Fei tidak datang kekantor, Rani yang sibuk mengurusi dokumen semenjak ditinggalkan oleh Fei, berkas yang harusnya di tanda tangani oleh Fei kini beralih ke beberapa manager
"minggu ini melelahkan ya", Frans meletakkan minuman diatas meja Rani
"iya pak, banyak dokumen yang harus ditandatangani oleh Ms Fei jadinya harus ke manager - manager lain", jawab Rani
"mau pergi refreshing besok?", Frans menawarkan
"boleh", Rani menganggukkan kepalanya, Frans berjalan pergi namun dipanggil Rani
"Pak Frans, Thanks", Rani mengangkat minuman yang diberikan tadi, dibalas dengan anggukan Frans
Pagi harinya,
Tok tok tok
Rani tiba dirumah Frans, padahal Frans sudah bilang bahwa dia akan menjemput Rani
"Rani, kenapa kamu kesini, biar aku jemput kamu kerumah", Frans yang membukakan pintu mengomel
"aku mau kopi buatanmu", Rani menyelonong masuk kerumah dan duduk di sofa
"adikmu kemana?", Rani mengedarkan pandangan dan tidak mendapati adiknya Frans dirumah
"lagi ada tugas dikampus", tangan Frans sibuk mengaduk bubuk kopi dengan air panas
"ini", Frans memberikan secangkir kopi kepada Rani
"thanks"
"kamu mau kemana hari ini", Frans bertanya sambil merapikan beberapa buku yang berserakan dilantai
"entahlah"
"pacarmu ga ikut?", tanyanya
"dia bilang dia sibuk ada urusan di kampus", jawabnya sambil menyesap kopi
"aku pikir kamu cuman ngajak aku aja?", Rani memandang kearah Frans
"aku cuman ngajakin refreshing aja ga ngajakin berduaan", Frans mengangkat bahunya
Frans mengulurkan tangannya, Rani menatapnya bingung
"apa?"
"kunci mobilmu, biar aku yang nyetir", jawabnya
"neh", Rani menyerahkan kuncinya dan berjalan ke kursi penumpang
Didalam mobil, Frans mendekatkan wajahnya kearah Rani, mengulurkan tangannya kearah pintu, membuat Rani menahan nafas karena wajah pria berkacamata itu terlalu dekat dengannya.
Sreet
Cklek
Seat belt milik Rani kini terpasang
"ayo berangkat", Frans mengambil seat belt miliknya
"kenapa ga bilang, aku bisa pake seat belt sendiri", omelnya
"aku cuman ingin lihat reaksimu saja", ledek Frans
"ternyata kamu masih bisa nervous disebelah cowo, hahaha", tawanya
Plakk
"aduh sakit", Rani memukul bahu Frans