Vanessa merentangkan kedua tangannya, ketika Regan membangunkan dirinya. Hari ini kedua teman Vanessa akan sampai di Ibukota. Dan mereka bilang, jika mereka sudah menunggu Vanessa di cafe shop bandara.
"Kita kemana?" tanya Regan.
"Cafe shop bandara emang ada?" tanya balik Vanessa.
Regan sendiri juga tidak tahu, lebih baik mereka turun dari mobil dan mencarinya. Itu adalah hal yang paling gampang. Lagian teman Vanessa sudah menunggu Vanessa sekitar tiga puluh menit lamanya.
Karena setuju dengan ide Regan. Vanessa pun turun dari mobil, dan berniat mencari keberadaan kedua temannya. Celingukan kesana menatap memastikan jika dia tidak salah lihat. Tapi yang ada Vanessa malah menjadi pusat perhatian banyak orang karena penampilannya yang terbuka. Bagaimana tidak, jika celana pendek dipadukan dengan kaos hitam yang bahkan menutupi celananya. Mungkin terkesan biasa, karena banyak yang menggunakan pakaian seperti itu untuk anak muda. Tapi bagi Regan? Itu adalah hal luar biasa.
Bagaimanapun dia itu pria normal, bisa saja kalau Regan lepas kendali dia juga bisa menyerang Vanessa kapan saja.
Belum lagi, dulu Veronica itu suka sekali mengirimkan foto Vanessa pada Regan. Jika foto biasa mungkin Regan masih bisa memaklumi. Tapi bagaimana jika pakaian yang Vanessa pakai yang terbuka? Regan tahu hidup di luar negeri memang bebas, dia sendiri juga pernah hidup di sana beberapa bulan yang lalu dan berakhir dengan wanita panggilan.
"Regan…," pria itu mengerjapkan matanya berkali-kali ketika namanya dipanggil. Bisa-bisanya dia melamun hanya karena memikirkan penampilan Vanessa. "Ngapain sih disitu? Ayo!!" teriak Vanessa kembali.
Regan mengangguk dan langsung menghampiri Vanessa yang berjalan lebih dulu. Dia pun berlari kecil dan menghampiri Vanessa. Tangannya menunjuk ke sebuah kopi shop di bandara ini. Regan juga bisa melihat dua wanita yang berpenampilan hampir sama dengan Vanessa.
Pria itu cukup terkejut ketika Vanessa dengan spontan menarik tangannya untuk masuk. Bahkan disini Regan juga bisa melihat, kedua teman Vanessa yang kaget melihat Vanessa datang bersama dengan Regan.
"Nessa…, ya ampun!! Belum ada satu minggu loh, udah gandeng yang baru?" pekik salah satu teman Vanessa- Chrissy Blossom.
"Aku pikir cuma di London aja pesona Vanessa nggak bisa di tepis. Taunya di negara aslinya juga ya." sahut Angela Dalton.
Dengan percaya dirinya Vanessa mengibaskan rambutnya. Memangnya siapa yang bisa menepis pesona seorang Vanessa Summer Griffin? Jika ada Vanessa akan mengemis cinta pada pria itu.
Nyatanya pria yang ada di samping Vanessa ini bukanlah kekasihnya, atau mungkin incarannya. Tapi kekasih dari kakaknya Veronica. Berhubung kakaknya itu sedang sibuk karena meeting dadakan, padahal tadi sudah mau ikut bersama dengan Vanessa. Yang ada Veronica malah meminta Regan untuk mengantar Vanessa lebih dulu. Barulah jika urusan Veronica sudah selesai wanita itu akan menyusul.
"Veronica? Kakak kamu? Modelnya begini pacar kakak kamu? Yakin Ness?" ucap Angela tidak percaya.
Jangankan Angela, orang Vanessa saja juga tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Kalau dia juga sampai saat ini tidak percaya jika Regan adalah pacar atau calon tunangan Veronica.
Tidak mau membahas hal ini, Vanessa mengajak Angela dan juga Chrissy untuk segera menuju rumah yang dia maksud Veronica. Ya, semalam wanita penyakitan itu menyetujui ucapan Vanessa. Tapi tidak dengan tinggal di rumah mereka. Hingga akhirnya Veronica meminta Regan untuk mencari kan satu rumah kosong untuk mereka. Dan untung saja, salah satu properti milik Regan ada yang kosong satu. Masalah kuliah, tentu saja mereka juga akan kuliah di lingkup kampus milik keluarga Regan.
"Kita pulang aja, kita bahas besok." ucap Vanessa akhirnya.
"Hmm, aku juga sudah lelah dengan kehidupan ini." sahut Chrissy dan membuat semua orang tertawa. Kecuali Regan.
-BadXBad:MyDearVanessa-
Vanessa masuk ke dalam rumah yang dimaksud oleh Regan. Dan disana juga sudah ada Veronica yang menunggu Vanessa dan juga yang lain. Walaupun tidak ada sambutan, pelukan dan apapun itu yang penting Veronica sudah menyambutnya dengan baik.
"Aku pikir Kakak nggak datang." kata Vanessa cepat, dan duduk di samping wanita itu.
Veronica tersenyum, "Ya nggak mungkin lah. Kakak beliin salad buah tadi buat kamu," ucapnya. "Oh iya, teman kamu mana?"
Vanessa menunjuk kedua temannya yang baru saja masuk dan menyeret kiper mereka masing-masing. Dan disusul oleh Regan yang baru juga masuk membawa satu koper entah milik siapa.
Kedua teman Vanessa pun mengenalkan dirinya begitu formal pada Veronica. Begitu juga dengan Regan yang ikut-ikutan, hingga membuat semua orang tertawa kecil.
"Semoga kalian betah ya tinggal disini. Oh ya, data kuliah kalian sudah ada kan? Bisa kalian kasih ke Regan, biar dia yang urus." ucap Veronica.
Secara umur Vanessa dan juga Veronica ini hanya selisih tiga tahun saja. Karena pendidikan Vanessa lebih dulu di luar negeri, sehingga dia hanya mengejar pendidikannya S2.
"Kita pasti betah Kak disini. Terima kasih ya Kak atas tumpangannya." ucap Chrissy.
Veronica mengangguk. Dia pun memilih pergi lebih dulu, karena ada banyak pekerjaan yang harus dia lakukan. Sedangkan Regan dia juga akan menemani Veronica ke kantor.
Sepeninggalan mereka berdua, Chrissy dan juga Angela langsung memilih kamar mereka. Dan untung saja kamar ini ada tiga dan tempatnya di lantai dua. Masalah bersih-bersih dan juga masak, tidak perlu dipusingkan, yang penting ada asisten rumah tangga yang bisa mereka bayar dan menginap di rumah sebesar ini.
"Aku masih nggak percaya aja sih kalau Veronica punya pacar modelan Regan. Ini bukan jamannya cerita novel jadi nyata kan?" ucap Chrissy dan memasukkan bajunya ke lemari.
Vanessa menoleh dan mengangguk. "Aku juga nggak percaya sih. Tapi memang itu yang terjadi, Regan pacar Veronica, dan calon kakak iparku."
"Terus sekarang apa yang akan kamu lakukan Ness?" sahut Angela.
Untuk saat ini Vanessa juga tidak tahu harus berbuat apa. Tapi suatu ketika Veronica pasti akan merasakan penderitaan yang dulunya Vanessa rasakan saat hidup di London. Hidupnya hancur hanya karena Ibunya. Dan selama itu juga, Ibu, Ayah dan juga Kakaknya malah hidup baik-baik saja tanpa Vanessa. Anak mana yang betah dengan hal itu. Melihat kebahagian orang lain tanpa dirinya. Dan tidak ada yang bisa melihat penderitaan Vanessa selama ini kecuali Maria.
"Perlahan saja, yang penting pasti. Dan jangan sampai Oma tahu hal ini." ucap Vanessa.
Bukannya takut, hanya saja Vanessa tidak mau melibatkan Oma. Ini adalah apa yang dia mau, membuat semua orang menderita hanya karena ulahnya. Dan setelah itu barulah, Vanessa pergi dari kehidupan mereka semua dan memilih hidup seorang diri.
"Ness tadi pas pulang aku lihat ada J Club pas kita lewat. Nggak mau kesana apa?" tanya Angela menatap Vanessa takut.
"Cari muka baik dulu, baru Club!!" cibir Vanessa dan membuat Angela diam.
-BadXBad:MyDearVanessa-