"Ayo cerita." Vanessa memposisikan diri duduk di hadapan Regan. Dia sudah siap jika harus mendengar penjelasan pria di depannya. Jam menunjukan pukul empat sore, dan Veronica belum pulang. Itu tandanya Vanessa masih memiliki waktu untuk mengorek yang sebenarnya. Jika dia kasih tidak yakin, jika Regan adalah kekasih Veronica.
"Cerita apa?" Regan meliriknya sebentar, sebelum menikmati segelas jus jeruknya.
Vanessa mendengus kesal sambil mengibaskan rambutnya. Mengambil tali rambut ala-ala Korea dan menggulungnya rapi, meninggalkan beberapa anak rambut agar terlihat seperti wanita Korea.
"Masih muda kok udah lupa." cibirnya.
Regan tertawa kecil. Dia pun langsung menceritakan apa yang terjadi. Jika dulu dia menyatakan cintanya pada Veronica, ketika hari valentine. Dan waktu itu, Veronica juga langsung menerimanya, ternyata dia memiliki perasaan yang sama dengan Regan. Dan mereka juga memutuskan untuk menjalin hubungan Sampai saat ini. Regan juga berpikir jika dia akan bertunangan dengan Veronica, masalah nikah gampang itu bisa diatur nanti jika mereka sudah sama-sama siap untuk menikah.
Wanita itu mengangguk kecil, dan meraih kaleng bir milik Regan. Tapi yang ada sebelum kaleng itu menyentuh bibir Vanessa. Regan lebih dulu menarik kaleng itu, dan menghabiskan isinya.
"Nggak boleh!!" katanya penuh dengan larangan.
Vanessa mendengus, "Bir itu kalau di sana sudah termasuk minuman sehari-hari, karena untuk menghangatkan tubuh. Minim itu juga nggak mungkin mabuk kan?"
Regan tahu, jika bir tidak akan membuat Vanessa mabuk. Tapi tetap saja itu tidak bagus untuk Vanessa, dia itu perempuan jika dia kebanyakan minum bir atau mabuk organ tubuh dalamnya akan dalam bahaya.
Chrissy tertawa kencang mendengar hal itu, dan meminta Angel untuk mengambil wine yang dia beli semalam. Masih untung, dia memiliki akun sosial yang bijaksana. Disana Chrissy dapat menemukan akun J Club, dan yang lebih beruntung lagi mereka bisa memesan minuman dan di antar ke rumah. Hanya tambah biaya ongkos kirim saja tidak lebih. Bukannya itu termasuk kemajuan di kota orang?
"Gila wine..," pekik Sean kaget, ketika melihat Angel menaruh satu botol wine dan juga bir di atas meja.
"Eh siapa yang minum?" tambah Troy tak kalah kagetnya.
"Kita lah. Siapa lagi?" jawab Chrissy tenang.
Mendengar kata kita, Regan langsung menoleh menatap satu botol wine di depannya dengan gelengan kepala. Begitu juga dengan Vanessa yang langsung tertawa kecil. Bahkan disini Vanessa juga menjelaskan, hal seperti ini sudah biasa dia lakukan di London. Jadi wanita itu meminta Regan untuk terbiasa. Dia mabuk juga tidak akan banyak, dan Veronica juga tidak akan marah jika Vanessa minum hanya sedikit.
"Kita mulai aja deh ya." kata Angel.
Wanita itu lebih dulu menuangkan isi wine ke dalam gelasnya. Lalu membaginya ke empat gelas kristal yang masih kosong, dan meminta semuanya untuk meminumnya segera. Kalau terlalu lama dibiarkan, rasanya agar cepat hambar. Ketika Vanessa ingin meneguk minumnya, Regan lebih dulu merebut gelas kristalnya dan meneguknya hingga setengah. Sedangkan sisanya barulah dia berikan pada Vanessa.
"Kok setengah, itu mereka semua penuh." protes Vanessa tak terima. Tapi yang ada wanita itu juga masih meneguk winenya yang tinggal setengah.
"Iya kenapa dikasih setengah Nessa nya?" tanya Chrissy heran.
"Nggak papa. Pokoknya dia hanya boleh minum setengah, dan itu cuma sama aku!! Kalau nggak mau, jangan minum!!" kata Regan datar.
Vanessa mendengus kesal, ini tidak seperti apa yang dia inginkan. Karena kesal dengan keputusan Regan yang sepihak. Wanita itu memilih untuk pergi. Peduli setan mabuk atau tidak, yang jelas mood Vanessa sudah berantakan hanya karena Regan.
Melihat hal itu, Regan langsung menyusulnya Vanessa yang pergi menaiki tangga. Regan tahu jika wanita itu pasti menuju kamarnya dan marah. Biasalah, wanita jika marah sekali mengunci diri dikamar sampai kemauannya dipenuhi.
"Nessa..," panggil Regan dan meraih tangan Vanessa.
Bukannya berhenti, Vanessa malah menepis tangan Regan dan memilih masuk ke kamar. Melepas kemeja yang melekat di tubuhnya, dan dia ganti dengan kemeja hitam kebesaran kesukaanya.
Regan duduk di pinggiran tempat tidur, dan melihat meja rias ini banyak sekali skincare ternama dengan harga yang lumayan mahal. Bahkan terbilang sangat lengkap, dan Regan yakin jika Veronica tidak memiliki brand ini di kamarnya. Karena Regan tahu jika wanita itu tidak pernah melakukan aneh-aneh pada wajahnya.
"Kamu ngapain masih disini?" tanya Vanessa dengan nada kesalnya.
Regan menoleh, "Marah?"
"Menurutmu, siapa yang nggak marah ketika kebebasan direnggut?"
Regan berdecak kesal. Dia tidak merenggut kebebasan Vanessa, dia hanya tidak ingin Vanessa menyamakan hidupnya di London dan juga Ibukota. Mereka memiliki kapasitas dan tempat yang berbeda.
"Tapi aku maunya satu gelas full, nggak setengah!!" seru Vanessa.
"Iya atau nggak sama sekali!!"
"Regan aku…," Vanessa menghentikan ucapannya ketika pria itu mengurung tubuhnya dengan kedua tangannya. Dan yang lebih menarik lagi, ketika Regan lebih fokus pada bibir tipis milik Vanessa yang sejak tadi dia tatap. Rasa ingin tertawa tapi yang ada Vanessa malah mengalungkan tangannya di leher Regan secara posesif. "Satu gelas full, setelah itu bagi dua?" tawarnya. Dan nyatanya, reaksi yang ditunjukkan Regan benar-benar di luar dugaan Vanessa.
Meraih pinggang Vanessa dan mencoba untuk mencicipi bibir tipis itu. Vanessa menutup cepat bibir Regan yang hampir saja menyentuh bibirnya.
"Nggak sopan!!" Vanessa mendorong tubuh Regan untuk menjauh. Bagaimanapun Regan ini kekasih Kakaknya, jangan sampai dia menikung kekasih Kakaknya itu. Tapi kalau incip, sepertinya tidak ada masalah?
Regan tersenyum, dia pun mengacak rambut Vanessa hingga membuatnya berantakan. "Turun!! Mabuk!! Setengah sama aku, kalau nggak mending nggak usah!!"
"Ngekang kok terus!!"
"Bodo amat!!"
Sambil mengibaskan rambutnya ala iklan shampo, wanita itu langsung meninggalkan Regan lebih dulu. Dia harus sampai di bawah lebih dulu, dan meneguk satu full gelas wine sebelum Regan datang. Dan benar saja, ketika sampai di bawah dan Regan belum datang, wanita itu meminta Chrissy untuk satu full gelas wine dan mulai meneguknya penuh dengan kegembiraan.
Sayangnya, hal itu tidak bertahan lama. Ketika Regan datang dan langsung merebut gelas itu, hingga mengakibatkan minumannya tumpah tepat di dada Vanessa, membuat baju wanita itu langsung basah.
"Regan!!" pekik Vanessa.
"Udah dibilangin, setengah!! Ngapain bandel!!" katanya dan membuat Vanessa mendengus.
"Sean.., pawangnya ganti atau gimana? Sumringah amat!!" ucap Troy berbisik, dan masih bisa didengar oleh Regan.
"Nggak tau. Yang delapan tahun kemana?" sahut Sean yang seolah mendukung ucapan Troy.
Regan hanya meliriknya saja tanpa mau menjawab ucapan mereka. Ditambah lagi Chrissy dan juga Angel yang nimbrung ucapan mereka dan membuat Regan geleng kepala. Bisa-bisanya punya teman modelan mereka, dan memiliki sifat yang sama. Sama-sama menyebalkan!!
-BadXBad:MyDearVanessa-