Malam gelap gulita diiringi dengan angin yang bertiup kencang membuat pohon-pohon bergoyang ke kanan ke kiri mengikuti arah angin, daun-daun kering berterbangan tak tau arah, namun ada sehelai daun yang menari-nari masuk ke dalam sebuah kamar dan mendarat tepat di atas mata gadis yang sedang terlelap di dalamnya..ia bernama hanna gadis cantik yang baru saja menginjak usia 21 tahun, hanna adalah gadis yang sangat cantik dan manis, dengan warna kulit yang sawo matang, hidung yang tidak terlalu mancung, bulu mata yang lebat, mata yang hitam dan agak sipit, bibir merah yang mungil, pipi yang sedikit chuby, rambut lurus sebahu dan tinggi badan 169cm dengan postur tubuh yang ramping, membuat hanna sangatlah menawan di usianya itu..
.
.
Hanna membuka matanya dan mendapati ia berada di suatu tempat yang semuanya berwarna putih..
"Di mana akuu??" kata hanna lirih sambil memegang kepalanya yang terasa pusing..
"Tempat apa ini??, kenapa aku bisa disini" hanna mencoba berdiri dan menata penglihatannya memperhatikan sekitar,, "Kenapa semuanya putih?" hanna berputar menegaskan tempat apa yang sebenarnya sedang ia tempati,, tiba-tiba hanna melihat sebuah cahaya dari kejauhan, ia pun melangkah sedikit demi sedikit mendekati sumber cahaya yang sangat menyilaukan itu,, hanna sangat terkejut karena cahaya itu berasal dari sebuah tangga yang berkelok-kelok seperti ular dan menjulang tinggi ke atas di penuhi awan dan juga asap,, Hanna melangkah lebih dekat dan mengelilingi tangga itu mencoba mengamatinya dari bawah sampai ke atas,,
.
.
"Tempat apa ini sebenarnya, kenapa semuanya putih,, dan kenapa tangga tangga ini mengeluarkan cahaya yang sangat terang, dan menuju kemana tangga ini??" hanna berbicara sambil terus melihat ke atas karena penasaran dan juga bingung,, akhirnya hanna memutuskan untuk mengakhiri rasa penasarannya dan melangkah menginjak anak tangga,... betapa terkejutnya hanna saat kakinya mendarat di satu anak tangga, warna anak tangga itu berubah menjadi transparan dengan pinggir berwarna putih susu, dan memancarkan cahaya yang lebih terang merambat ke seluruh anak tangga yang ada,, hanna terkejut dan langsung menarik kakinya dari anak tangga itu..
"A-A-Apaa inii,, kenapa saat aku injak jadi berubah begitu,," hanna memeriksa telapak kakinya, akankah ada sensor yang membuat tangga itu berubah dan mengeluarkan cahaya saat ia injak, dan mati saat kakinya di angkat.. Tapi tidak ada apapun di kakinya, bahkan kakinya terlihat seperti kaki pada umumnya,, hanna semakin bingung dengan apa yang ia lihat dan alami,, ia pun mencoba menginjakkan kakinya lagi di anak tangga itu dan anak tangga itu lagi-lagi berubah dan mengeluarkan cahaya..
"Whoo hoo hooo.... hhhhhh i-ini sungguh anehhh sekalii" kata hanna yang masih tak percaya apa yang terjadi.. Akhirnya karena rasa bingung dan penasaran nya, hanna pun melangkahkan kakinya lagi mengikuti arah anak tangga itu,, sampai pada akhirnya ia berada di puncak anak tangga dengan terhadang pintu yang sangat besar,, ia pun mencoba untuk mendekat dan melihatnya lebih dekat,, dekat semakin dekat dengan ragu-ragu hanna menggerakkan tangganya untuk menyentuh pintu itu dan...
"Akhhhhh,,,ssssss"... hanna menarik kembali tangan nya dan memutar tubuhnya membelakangi pintu itu sambil menutup mata dan meletakkan kedua tangganya di depan dada..
"Kalo aku buka takut ada hantu atau hal menyeramkan lainnya,, ga dibuka aku penasaran,, gimana donk inii?? apa aku balik lagi kali yaa.." Ia membuka matanya dan terkejut karena tangga yang ia naikki menuju tempat itu sudah tidak ada,, keterkejutan itu membuat hanna sontak memundurkan tubuhnya dan menabrak pintu di belakangnya sampai pintu itu mengeluaarkan suara... "Kreeeeeeeekkkkk" suara pintu itu membuat hanna langsung memutar tubuhnya.
"HAAAAAAAA.. ya ampun pintunya terbuka, bagaimana iniii"
hanna kebingungan sendiri karena ada rasa takut dan ragu untuk masuk kedalam situ,, tapi akhirnya ia memutuskan untuk masuk dengan harapan bisa menemukan jalan keluar di dalam sana.. ia mencoba membuka pintu itu dan melangkah sedikit demi sedikit, perlahan tapi pasti ia menggerakkan kakinya dengan hati-hati,, kakinya terus melangkah masuk dengan mata yang sedikit tertutup, mengepalkan tanggannya dan berdoa agar tidak menemukan sesuatu yang menakutkan...
saat di dalam matanya langsung terbelalak dengan semua yang ia lihat, ternyata ada begitu banyak orang dan banyak sekali makanan di dalamnya, hanna terdiam mematung melihat apa yang ada di hadapannya, ia pun mendekati kerumunan orang itu yang masing-masing dari mereka sedang melakukan sesuatu, hanna memperhatikan semua yang ia lihat termasuk makanan yang ada di hadapannya..
*kruyukkkk...kruyuuukk* suara perut hanna membuat ia terhenti..
"Ehh,,hahaha ini perut sensitif banget kalo udah liat makanan"
hanna mentertawai dirinya sendiri,, ia ingin mengambil makanan itu tapi ia takutt,, tapi cacing di perutnya terus meronta-ronta,, dengan terpaksa ia mengambil salah satu dari makanan di hadapannya
"Ahh ga apa-apa dech kalo abis makan aku mati, setidaknya aku mati dengan keadaan kenyang hehe" hanna langsung mengigit makanan di tangannya,,,
"WAAAAHHHHHHHHH.. INI ENAKK SEKALIIIII"
mata hanna langsung berkaca-kaca karena baru kali ini ia merasakan makanan yang begitu sempurna dari segi rasa dan tampilannya,, Lidah hanna tidak bisa berhenti menari, hanna lagi dan lagi mengambil dan menyantap makanan yang ada di depannya, sampai perutnya terasa kenyang..
"Wahhhh ini sungguh sangat enak,, bagaimana bisa ada makanan seenak ini" hanna masih mengagumi rasa makanan yang ia makan sampai ia baru sadar bahwa ia masuk untuk mencari jalan keluar,, hanna terus berbicara dengan nada yang cukup keras namun anehnya kenapa orang orang itu seakan tidak mendengar bahkan menyadari kedatangan hanna.. hanna semakin keheranan,, apa mungkin ia tidak terlihat??
hanna langsung meninggalkan tempat itu dan terus berjalan menelusuri ruangan yang ada di dalamnya sampai hanna menabrak seseorang dan hampir terjatuh namun di tarik oleh orang yang ditabrakya..
"E eeehhhh"... Hanna mendarat di pelukan pria yang ia tabrak, kini wajahnya berada di dada pria itu,, tangan kanan sang pria melingkar di pinggang hanna, dan tangan satunya melingkar di bahu hanna, kini hanna bisa mendengar suara detak jantung pria itu, hanna sangat terkejut bagaimana pun ini kali pertama ia di peluk oleh seorang pria,, pria itupun melepaskan hanna dari pelukannya..
"Kamu ga apa-apa?" tanya sang pria,,
Hanna bukan menjawab malah bengong melihat sosok pria di hadapannya, bagaimana tidak, pria itu terlihat begitu sangat tampan, berkulit putih dengan rambut hitam, hidung mancung, matanya yang coklat dan sipit di hiasi dengan bulu mata yang lebat dan lentik, alis yang terukir sangat rapih, pipi yang tirus, dan bibir mungil berwarna merah seperti sebuah cery yang siap di gigit, pria itu berpakaian serba hitam dengan dua kancing kemeja atas yang terbuka yang memperlihatkan dada bidangnya, membuatnya tampak begitu gagah,, mata hanna langsung terpesona oleh keindahan tubuh yang ia tatap saat ini,, baru kali ini ia melihat sosok pria yang terlihat seperti tokoh di dalam webtoon,, pria itu lebih tinggi dari hanna mungkin tingginya sekitar 178cm dengan tubuh profesionalnya... pria itu menjadi bingung karena wanita di depannya malah menatapnya tanpa berkedip,,
"Heii... Kamu ga apa-apa" tanya pria itu lagi kini ia melambaikan tangan ke depan wajah hanna,, hanna pun langsung tersadarr dari lamunannya.. "Ahh, a-aku ga apa-apa ko" wajah hanna kini berubah menjadi merah seperti tomat yang siap di panen, ia tak mampu menyembunyikan rasa malunya bagaimana bisa ia melamun seperti orang bodoh di hadapan seorang pria..
"Kalo jalan lihat-lihat jika aku tadi tidak menarik mu mungkin kamu akan terjatuh kesana " pria itu menunjuk arah ke bawah di samping hanna.. hanna langsung menoleh ke bawah dan terkejut sampai duduk tersungkur menatap yang ada di hadapannya,, kakinya langsung kehilangan tenaga, hampir saja ia terperosok jatuh ke bawah sana, ternyata ia berjalan di tepi lantai yang di bawahnya begitu gelap sekali,, entah apa yang akan terjadi padanya jika ia sampai terjatuh ke sana..
.
.