Eci dan hanna kembali ke apartemen milik eci
"Apa ini tidak berlebihan ci?" tanya hanna
"Berlebihan kenapa" jawab eci
"Aku baik, dan aku tidak perlu menginap di apartemen mu" kata hanna
"Pokoknya malam ini kamu tidur di sini titik" jawab eci yang kekeh untuk hanna tetap tinggal.
"Aku tidak menerima penolakan, istirahatlah" ujar eci, hanna pun menurut pada ucapan eci karena dia tahu sahabat nya yang satu ini sangat keras kepala.
Eci pergi meninggalkan hanna yang tengah berbaring di kasur, hanna menatap cincin yang melingkar di jarinya
"Ini sebenar nya apa sih, mimpi atau apa ko aneh banget" hanna berbicara pada dirinya sendiri dengan mata yang terus menatap cincin itu.
"Kemana hilangnya nenek itu dan apa maksud dari ucapannya soal seseorang yang memiliki luka yang sama dengan ku, ini benar benar aneh" hanna terus saja memutar logika nya mencoba memahami situasi yang kini ia alami sampai akhirnya matanya terpejam akibat kelelahan berfikir.
Ddrrrrrrrrrtttttt, ponsel hanna berdering membuat hanna terbangun dari tidurnya.
"Sssss, hmmmm" hanna membuka matanya dan meraih ponselny.
"Nomer siapa ini?" hanna mengangkat telpon itu.
"Hallo" kata hanna.
"Hallo, maaf ini saya dokter yang tadi membantu kamu" jawab si penelpon
"Ooh iya dok ada apa?"
"Ini pengikat leher kamu yang terkena darah tadi saya cuci saya kira hanya kain biasa tapi ada tulisan kecil yang terukir jadi saya pikir ini mungkin berharga dan mau saya kembalikan ke kamu"
"Tulisan?, perasaan aku ga pernah lihat ada tulisan deh,, atau aku yang ga lihat ya" batin hanna
"Hallo!??"
"Ahh iya dok maaf,, oke besok saya akan mampir ke klinik untuk mengambilnya dok"
"Baiklah, kalau begitu saya save nomer nya ya"
"Iya dok boleh"
"Ya sudah kalau begitu saya tutup dulu telpon nya, maaf mengganggu"
"Iya sam--- tunggu dok" hanna menahan sang dokter untuk tidak mematikan telponnya.
"Ada apa??" tanya sang dokter.
"Dari mana dokter tahu nomer saya?" tanya hanna yang penasaran.
"Ohh,, tadi sewaktu kamu meninggalkan klinik kamu menjatuhkan kartu nama mu, jadi aku mengambilnya". jawab sang dokter.
"Oohh gitu ya" sahut hanna.
"Ya sudah kalo gitu aku tutup ya dok" ujar hanna.
"Ya hanna, lekas sembuh yah" jawab sang dokter.
"Emm terimakasih" hanna mematikan telephonnya dan menaruh ponselnya.
"Dokter yang tadi han?" tanya eci yang berjalan mendekati hanna
"Iyah"
"Ngomong apa?" tanya eci lagi
"Katanya mau balikin pengikat leherku yang tadi" jawab hanna..
"Hmmm gituu,,,. kayanya dokter itu tertarik deh sama kamu han"
"Iihh apaan deh kamu jangan sembarangan ngomong nya" jawab hanna yang ingin meninggalkan eci.
"Iihh serius aku tahu karena kelihatan dari cara dia menatap kamu, lagi pula dia kayanya seumuran sama kita, dan ganteng lagi,, hahah" ujar eci.
"Kamu tuh ya ci kalo liat cowok pasti selalu ngomong kaya gitu, kesannya aku ga laku banget" wajah hanna langsung cemberut.
"Ahahahhahaha,, lagian kamu kenapa sih ga punya pacar han, ga bosen apa sendiri terus" ledek eci.
"Ya karena males, sudah ah aku mau mandi" hanna pergi meninggalkan eci yang tengah tertawa tak henti hentinya karena meledek hanna.
.
.
hanna bersantai di dalam bathtub yang penuh dengan busah, memejamkan matanya mencoba mengilangkan semua peristiwa aneh yang belakangan ini ia alami, nafas nya mengalun lembut menyapu buih buih busa di hadapannya, rambutnya yang panjang tergerai bebas, ia berharap semua peristiwa itu bisa hilang dari pikirannya.
Eci yang sedang mengerjakan sesuatu di ruanggannya pun seketika berhenti saat dia mencium aroma yang sangat harum, entah bau harum apa eci tak bisa menebak bau apa yang hidungnya rasakan, ia mencoba mencari di sekelilingnya, ia berfikir itu adalah bau dari pengharum ruangannya, tapi setahu eci pembantunya tidak pernah menganti aroma dari pengharum ruangan eci, ia pun mendekati pengharum ruangannya dan benar saja bau itu buka dari pengharum ruangan miliknya, ia mulai kebingungan lalu bau harum dari mana ini, ia pun membuka pintu kamar dan tidak mencium bau apapun itu artinya bau itu hanya ada di dalam kamar nya, eci semakin kebingungan ia pun mendekat ke kamar mandi yang ternyata bau harum itu berasal dari dalam kamar mandi hanna, ia langsung mengetuk pintu kamar mandinya.
"Hann, ini bau dari dalam situ kah?" tanya eci
"Hahh? maksudnya?" tanya hanna balik.
"Kamu ga nyium han?, baunya dari dalam situ masa iya kamu ga cium bau apapun sih"
Hanna kebingungan dengan kata kata eci, tapi benar juga ucapan eci soal bau dari dalam kamar mandi.
"Bau apa ya ini soft banget" hanna langsung mengangkat tangannya hendak bangun tapi ia malah terkejut sampai terjatuh.
"AAAAAAAAAAAAA"
"Ehh hannn kenapa kamuuu!!" eci terkejut mendengar suara teriakan hanna.
"A-a-apa ini"
"Apa apaan han kenapa iihh jangan bikin panik kamu!!"
Hanna terkejut melihat ukiran dari cincin itu kini berwarna emas dan menyala, ternyata bau harum itu berasal dari cincin yang hanna pakai, hanna terus menatap heran pada cincin itu.
"Han.. ko kamu diam saja?" tanya eci yang merasa khawatir.
"A-aku ga apa apa ko" jawab hanna.
"Terus kenapa kamu teriak gitu?"
"Aku terpeleset tadi"
"Ooh begitu ya sudah hati hati han"
"Dasar hanna selalu saja bikin panik" batin eci. eci pun melupakan bau yang ia cium dan kembali ke depan laptopnya.
sementara hanna masih kebingungan dengan cincin yang melingkar di jarinya, lama lama ia jadi ketakutan sendiri akhirnya ia pun menyudahi mandinya dan langsung keluar kamar mandi untuk menghampiri eci.
Melihat eci yang sedang asik di depan laptopnya ia pun tak ingin menganggu, hanna berlalu ke depan tv sambil memakan camilan..
"Aaahh kenapa perutku ini?" perut hanna tiba tiba sakit ia pun berlari menuju toilet, beberapa saat kemudian ia keluar toilet tapi baru dua langkah ia merasa sakit perutnya datang lagi, jadi ia kembali masuk toilet. ia terus bolak balik masuk toilet sampai akhirnya eci menyuruhnya minum obat untuk menghentikan sakit perutnya.
"Cepatlah sana minum obat" eci memaksa hanna yang tidak mau minum obat karena ia susah menelan obat, hanna pun kali ini menurut pada eci.
"Dimana kotak obatnya?" tanya hanna
"Di samping tv sebelah kanan tertutup sama vas bunga yah" jawab eci.
hanna berjalan menghampiri kotak obat nya tapi setelah membukanya ia kebingungan mana obat yang ia butuhkan, karena ia tidak pernah minum obat sebelumnya, lantas ia pun berteriak pada eci.
"Obatnya yang seperti apaaa!!??" tanya hanna
"Aduhhh dasar anak ini, ada di kotak yang kecil warna putih panjang" eci menjawab nya sambil sibuk mengerjakan urusannya. hanna mencari cari jenis kotak yang di katakan eci sampai akhirnya ia menemukan yang mirip dengan yang di katakan eci.
"Okee sudah ketemu" jawab hanna.
hanna bukannya meminum obatnya ia malah terdiam menatap obat itu, karena dia tidak bisa menelan obat. Dengan tiba tiba eci kembali berteriak. "Ada pisang di dalam kulkas, kamu minum obat pakai itu saja, cepat" ujar eci. mendengar ucapan eci, hanna pun pergi menuju dapur dan mengaambil pisang lalu menaruh obatnya di dalam potongan pisang itu dan menelannya. lalu
Ia pun menghampiri eci yang masih sibuk dengan laptopnya.
"Sudah minum obatnya?" tanya eci.
"Sudah" hanna menjawab dengan wajah cemberut.
"Anak pintar,,hahah"
"Ya sudah aku mau jalan keliling apart yah aku bosan kamu sibuk banget sih" kata hanna.
"Hehe sory karena tadi aku pergi tiba tiba dari kantor jadi aku harus menyelesaikan tugasku... pergilah, kalo ada apa apa telpon aku" jawab eci.
"Hmmm," hanna pergi meninggalkan eci yang masih sibuk dengan pekerjaannya.