"Ponsel siapa ini?" ujar devan yang baru sadar ada ponsel tergeletak di atas meja makan. ia menyalakan ponsel nya dan melihat foto hanna bersama ayahnya di layar ponsel.
"Ooooouuu sepertinya tuhan mengizinkan ku untuk membalas singa betina itu,, hehehe" devan tersenyum misterius.
Beberapa saat kemudian hanna membuka pintu unit eci dan melihat devan yang sedang santai menonton tv sambil mengunyah camilan, hanna berlalu melewatinya dan langsung mencari ponsel miliknya.
"Loohh ko ga ada?" hanna tidak menemukan ponselnya di meja makan, ia pun mencari ke kamar, dapur dan ruang kerja eci tapi tetap tidak ada, akhinya ia pun bertanya pada devan.
"Heii kauu tikus penganggu melihat ponselku tidak?" tanya hanna.
devan tak menjawab hanya menaikkan kedua bahunya tanda ia tidak tahu.
"Haahh.. heii aku serius, aku sedang tidak mengajak mu bertengkar, aku butuh ponsel itu sekarang" tanya eci lagi,, tapi devan melakukan hal yang sama untuk menjawab pertanyaan hanna.
hanna curiga pada devan karena ia tahu betul devan pasti akan membalas perbuatannya tadi, hanna pun mendekati devan, tapi devan langsung bangkit untuk menghindari hanna. akhirnya mereka pun saling mengejar.
"Yaaaaa kauuu kembalikan ponselku, atauuu--" ucapan hanna di timpal devan.
"Atau apaa? mau menelanku hhahhahaa,, wleee" ucapan devan membuat hanna jengkel, hanna pun mengejar devan sampai devan menjatuh kan ponsel milik hanna.
"HAAAAHHH!!!! ponselkuu!! YAAAAAAAA" hanna melemparkan apapun yang ada di dekatnya pada devan.
"Ayooo singa betina ambil lahhh.. wleeee" devan semakin menjadi jadi meledek hanna.
"Kalau begini terus, jam makan siang ku akan habis, aku harus melakukan sesuatu" batin hanna,
"SSSSSsssss..aww" hanna memegang lehernya yang ternyata mengeluarkan darah lagi.
suara hanna membuat devan berhenti dan berbalik menatap hanna, ia melihat hanna yang sedang kesakitan memegang lehernya.
"Duuhh jangan drama dech" kata devan. Hanna tiba-tiba pingsan, Melihat hanna pingsan dengan tangan hanna yang tergeletak penuh darah membuat devan terkejut.
"H-hei,, jangan menakuti ku" devan berjalan mendekati hanna untuk memastikan keadaan hanna.
saat devan dihadapannya, hanna langsung mengambil ponsel di tangan devan dan mendorongnya sampai jatuh,
"Woahhh, dia berani mempermainkan ku,, YAAAAAAA..Iiiishhhhh!!" devan tak menyangka dirinya di tipu.
"Bye-bye... wleeee" hanna langsung berlari menuju pintu dengan sangat cepat, devan pun mengejar nya.
Ketika hanna membuka pintu dan berlari sambil menoleh ke belakang ia menabrak seorang pria yang sedang berjalan di depan unit eci.
"Brukkk" hanna menabrak pria itu dan menjatuhkan semua berkas yang di bawa oleh pria itu.
"M-maaf maaf" hanna bergegas membantu merapihkan berkas yang berserakan. pria itu menatap hanna seperti mengenali wajah haanna, dan tidak sengaja melihat leher hanna yang berdarah, namun saat ia ingin bertanya suara teriakan devan membuat hanna terkejut dan menjatuhkan kembali berkas yang sudah ia rapihkan.
"M-maaf tuan maafkan aku, aku harus pergi sekarang, sekali lagi maafkan aku" hanna membungkuk dan berbegas pergi meninggalkan pria dan berkas yang berserakan itu.
"Berhenti kau singa betinaaaa" teriak devan.
"H-heii...." pria itu menghela nafasnya dan membereskan berkas yang di jatuhkan hanna.
"Tunggu...wanita ituu!!!" batin si pria.
"Wanita...burung..haahhhh... woahhh aku sungguh tak percaya tuhan mengabulkan doa ku begitu cepat. tapi kenapa dia dipanggil singa betina?" pria itu tersenyum mendengar hanna di panggil dengan sebutan singa betina.
"Dan siapa pria yang mengejarnya tadi??" tanya pria itu pada dirinya sendiri.
.
.
Sesampainya hanna di kantor jam makan siangnya tersisa 20 menit lagi, akhirnya ia hanya memakan roti dan meminum jus di dalam ruang kerjanya, sementara itu eci sibuk membersihkan luka di leher hanna.
"Bagaimana bisa luka mu terus mengeluarkan darah seperti ini" eci membalut luka hanna dengan hati hati dan bertanya penasaran pada hanna, tapi hanna hanya menggelengkan kepalanya.
"Besok kita ke dokter" kata eci.
"Tidak perlu aku baik-baik saja eci sungguh, mungkin ini hanya karena aku terlalu banyak menggerakkan leher ku,,, ayolah tidak perlu di pikirkan nanti akan sembuh sendiri ko" jawab hanna.
"Tap--" kata-kata eci di potong oleh hanna yang menempelkan jari nya pada bibir eci.
.
"Ternyata dia tinggal di apartemen itu, tapi kenapa aku baru melihat nya ya,, atau karena aku tidak pernah memperhatikan sekitar ku" pria itu termenung memikirkan hanna sambil memperhatikan berkas yang tadi di jatuh kan hanna, ia baru sadar ada sesuatu yang mengintip dari balik berkas berkas itu, ia pun menyingkirkan berkas di atasnya untuk melihat apa yang mengintip itu,, ternyata sebuah buku kecil berwarna coklat muda, pria itu mengerutkan dahinya dan mengingat jika ia tidak pernah mempunyai benda seperti itu, ia membuka buku itu dan senyuman langsung merekah di wajah tampan nya.
.
.