Chereads / Love of the dreamer / Chapter 5 - Taman

Chapter 5 - Taman

Saat di depan unit hanna bingung mau kemana, dan dia teringat ucapan eci yang pernah memberitahu nya jika di atap apartemen tempat eci tinggal ada sesuatu yang sangat indah dan jarang orang tau, hanna pun penasaran dan langsung menuju atap melalui tangga berhubung unit eci berada di 4 lantai dekat atap jadi tak butuh waktu lama untuk hanna sampai atap. Sesampainya di atap benar saja hanna terdiam kagum melihat semua yang ada di hadapannya, sebuah taman yang sangat indah dengan begitu banyak bunga yang bermekaran lengkap dengan kupu-kupu yang berterbangan di atasnya, beberapa pohon yang lebat, rumput yang sangat hijau, kolam yang penuh dengan ikan yang sangat cantik, air mancur di beberapa sudut taman, bangku taman yang terbuat dari kayu dan terukir sebuah bunga di sandaran nya, beberapa lampu taman berbentuk bulat dan love di sekeliling taman, bagaikan taman di dalam sebuah dongeng.

hanna memejamkan matanya, menghirup udara segar di sekelilingnya dan membentangkan kedua tangannya membiarkan angin memeluk erat tubuhnya. sesaat kemudian ia mengbuskan nafas dan membuka matanya perlahan.

"Waaahh sangat menenangkan berada di sini seakan semua masalah ku hilang terbawa angin, indah sekali" mata hanna masih berkaca-kaca melihat pemandangan yang ada di hadapannya.

hanna duduk di bangku dan menatap sekitarnya, begitu damai suasana di taman itu, sungguh sangat hebat orang yang memikirkan ide yang luar biasa ini. hanna bersandar pada bangku yang ia duduki dan tak sengaja melihat ke atas di mana ada sarang burung di tengah batang pohon dan ada burung di dalamnya, ia menatap burung itu sambil tersenyum, ketika burung itu pergi meninggalkan sarangnya tiba-tiba sarangnya tertiup angin yang berhembus sampai terjatuh, namun hanna dengan sigap langsung berdiri dan menangkap sarang burung itu dan berhasil menyelamatkan 2 anak burung yang baru menetas dan 1 telur nya.

"Huuuuhhh, hampir saja... iissh gimana sih ibu burung kalo ninggalin sarang ga mau lihat-lihat dulu apa, ini anaknya hampir aja jatuh, coba kalo ga ada aku ga tahu gimana jadinya anak-anak burung yang malang ini" hanna mengoceh kesal karena induk burung yang hampir membuat anaknya celaka, hanna pun mencoba menaruh kembali sarang itu pada tempatnya, karena tangannya masih kurang panjang untuk mencapai tempat sarang itu sebelumnya, jadi hanna naik lagi ke sandaran bangku sampai tangannya mencapai cabang pohon.

Ketika hanna menaruh kembali sarangnya induk burung itu tiba-tiba datang dan mematuk tangan hanna.

"Auuuuu..aduhhhh iih nakal ya kamu burung, kenapa tiba-tiba aku di serang, aku kan lagi bantuin kamu tahu, kalo ga ada aku anak-anak mu mungkin tidak selamat, tapi kamu malah menyerang ku dasar burung nakal" hanna memarahi induk burung seakan si induk mengerti semua ucapan hanna, si induk burung pun mengeluarkan suaranya seperti menjawab kemarahan hanna padanya.

"Heeee... berani ya kamu jawab aku, seharusnya aku yang marah bukan kamu" tanggan hanna pun menunjuk si burung dan satu tangannya lagi di pinggang dengan ekspresi wajah kesal.

sampai akhirnya si burung kembali ingin menyerang hanna dengan terbang mendekati hanna, membuat hanna terkejut sampai kaki hanna tergelincir dan terjatuh.

"AAAAAAaaaaaa..."

namun hanna tidak terjatuh karena ada tangan yang menangkap tubuhnya, seorang pria yang sangat tampan, sesaat mata mereka saling bertemu sebelum akhirnya hanna sadar dengan posisi nya,

"A-aahhh....t-terimakasih" kata hanna.

"Sama-sama" jawab si pria dengan senyuman.

'cit cit cit cit' suara burung itu kembali terdengar dan hanna kembali menoleh ke atas.

"Gara-gara kamu aku hampir terjatuh, awas yaaaa kamuu burung nakall" hanna sangat kesal pada burung itu, pria di samping nya pun tertawa melihat tingkah konyol hanna yang berkelahi dengan seekor burung, hanna menatap pria itu dengan kesal.

"Kenapa kamu tertawa memang ada yang lucu" hanna bertanya pada pria yang menertawai nya itu

"Ahhhh.. maaf-maaf, hahaha" pria itu malah semakin tertawa kencang.

hanna kebingungan dengan si pria di sampingnya ia pun memasang wajah muram, saat hanna tengah menatap tajam pada pria yang menertawai nya tak di duga burung itu membuang kotorannya tepat di lengan hanna, hanna terkejut bukan main.

"HAAAAAaaaaa.." hanna ternganga melihat tangannya yang kotor karena kotoran burung.

namun pria di sampingnya malah tertawa semakin kencang sampai terpingkal-pingkal.

"Kauuuuuuu!!!!" hanna menunjuk burung itu dengan kesal.

"Awasss yaa kau burungg aku tangkap kamu, aku potong potong, akan aku bikin burung bakar kamuu...iiiissshhhh" hanna kembali menunjuk-nunjuk burung itu.

"Hahahahahaha....sudah-sudah sana bersihkan dulu tangan mu, bau tahu...hahahha" kata si pria

"iiiiisss" hanna pergi ke pinggir taman yang terdapat selang air dan mulai membersihkan lengannya..

Si pria menghampiri hanna dan memberikan sapu tangan dan minyak wangi untuk menghilangkan bau kotoran burung di tangan hanna.

"Gimana rasanya bertengkar dengan seekor burung...hahha" kata si pria.

Hanna tak menjawab hanya menatapnya kesal.

"Lagi pula kenapa kamu sampai bertengkar dengan seekor burung, mereka juga tidak akan mengerti ucapanmu".

"Suka-suka akuu....apa urusannya dengan mu" sahut hanna dengan kesal.

"HAhahhhaha.. tapi terimakasih ya" kata si pria.

"Terimakasih buat apa?" tanya hanna.

"Karena aku dapat hiburan gratis dari mu....hahaha" jawab si pria

"Haaaaa.....maksudmu?" hanna kembali bertanya.

"Aku ada di taman ini sebelum kau datang lalu membuat keributan dengan burung itu dan mengganggu tidur ku" jawab si pria

"Apaaa!!!!.... jadi maksudmu, kamu menyaksikan semuanya"

"Yupss.." pria itu tersenyum geli.

"Iissss" hanna semakin kesal, ia pun melemparkan sapu tangan milik pria itu dan berjalan menuju bangku di dekat kolam.

.

.

Hari semakin sore namun eci masih sibuk di depan laptopnya, tak menyadari sahabatnya pergi sudah terlalu lama, sementara hanna dan pria itu duduk menatap langit yang mulai berubah warna

"Maaf sudah membuat mu kesal" kata si pria membuka percakapan.

"Hmmmm" sahut hanna, hanna pun berdiri hendak pergi, namun ia berhenti dan menoleh ke arah pria itu.

"Terimakasih karena menolong ku tadi" kata hanna.

"Hmmm ga masalah" ia menjawab dengan senyum,,

"Mau kemana?" tanya si pria.

"Pulang" ketika hanna melangkahkan kakinya belum jauh dari tempat ia duduk tiba-tiba kepala hanna pusing terasa sangat berat dan sangat mengantuk, hanna mengeleng-gelengkan kepalanya tapi pandangannya semakin kabur.

"Kenapa aku tiba-tiba mengantuk?" batin hanna.

pria yang duduk di belakangnya pun menatapnya heran, sebelum akhirnya ia berlari dan menangkap tubuh hanna yang tumbang.

"Ehhhh.. kamu kenapa" tanya si pria panik.

"Haaaaa.." hanna hanya menghela nafas berat. si pria itu pun membawa hanna kembali ke bangku di mana ia duduk sebelumya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya nya kembali.

"Yaa,, aku--kenapa wajah mu jadi tidak jelas? kenapa semuanya jadi tak jelas" jawab lirih hanna.

"HAa?!!!" si pria di buat bingung oleh ucapan hanna.

"Aku mengantuk sekali" kata-kata hanna membuat si pria ternganga.

"Dimana unit mu biar aku antar" tanya si pria, tapi sebelum hanna menjawab ia sudah terlelap.

pria itu hanya menatap hanna heran dan akhirnya ia pun menyandarkan kepala hanna pada bahunya dan membiarkan hanna tertidur.

"Aneh sekali wanita ini, sebelumnya ia sangat rewel, tapi tiba-tiba mengantuk" pria itu menggelengkan kepalanya.

.

.