Rintihan hujan membuat Qionglin Tianshi bangkit dari duduknya. Dia baru saja menulis resep baru untuk batuk berat dan juga radang tenggorokan. Mendengar tetesan air hujan, Qionglin Tianshi segera berlari keluar kamarnya dan hendak mengambil tanaman herbal yang dikeringkan, dan juga Teh. Tapi belum sampai mengambil dua benda itu, kaki Qionglin Tianshi tergelincir dan membuatnya jatuh di atas jalan setapak yang menurutnya sangat licin. Atau mungkin Qionglin Tianshi belum terbiasa dengan jalan seperti ini, makanya kakinya tergelincir.
"Qionglin…" Qionglin Tianshi menoleh menatap Liu Changhai yang berlari ke arahnya. Ditatapnya raut wajahnya yang cukup khawatir. "Kau tidak apa-apa? Ada yang terluka?" Ujarnya.
"Tidak, hanya saja kaki ku tidak dapat digerakkan dan aku tidak bisa berdiri."
Dalam sekejap Qionglin Tianshi bisa berada di gendongan Liu Changhai. Pria itu langsung membawa Qionglin Tianshi ke kamarnya dan menatap Xianglu Qian yang meringkuk seperti bayi.
"Xianglu kau tidak apa-apa? Wajahmu sangat pucat?" Tanya Liu Changhai khawatir.
"Aku tidak apa-apa, aku hanya sedikit kedinginan. Cuaca sangat dingin dan aku benci hal itu." Sejak dulu Xianglu Qian paling benci hawa dingin yang akan merubah dirinya menjadi ular. Dan biasanya jika hal seperti ini terjadi, hanya Ibunya yang mampu membuat tubuhnya hangat dan tidak jadi berubah menjadi ular. Tapi sayangnya, ibunya sudah tidak ada, dan dia tinggal bersama dengan manusia dan juga satu siluman.
Liu Changhai yang khawatir pun langsung meminta Shuwan untuk membuatkan teh untuk Xianglu Qian. Sedangkan dirinya lebih memilih, mengambil air hangat dan juga handuk untuk mengompres kaki Qionglin Tianshi dan juga mengambil minyak untuk memijat kakinya agar tidak bengkak.
"Liu kau tidak perlu melakukan hal ini, aku bisa sendiri." Qionglin Tianshi merebut handuk itu. Tapi karena jaraknya terlalu dekat, membuat hidung Qionglin Tianshi tak sengaja menyentuh pipi Liu Changhai. Mata mereka sempat berpadu beberapa detik, sebelum Qionglin Tianshi menyudahinya.
Langsung saja Qionglin Tianshi menegakkan tubuhnya dan menunduk malu. Belum lagi Xianglu Qian yang entah kenapa membuat pipi Qionglin Tianshi memanaskan. Yang lebih anehnya lagi, Qionglin Tianshi merasakan debaran jantung yang luar biasa. Seakan dia sedang mendengarkan sebuah lagu cinta yang menyapa telinganya.
Liu Changhai sendiri hanya bisa diam dengan tangan yang bergetar. Dadanya mendadak sesak, dan dia kesulitan untuk bernafas. Ada apa dengannya? Dan kenapa dia merasa aneh bersama dengan Qionglin Tianshi.
Setelah dirasa sudah cukup, Liu Changhai pun berpamitan untuk pergi. Hari sudah gelap, dan hujan pun juga sudah turun begitu deras. Tapi yang membuat khawatir hanyalah tanaman herbal Qionglin Tianshi dan juga Teh yang sedang dikeringkan oleh Qionglin Tianshi.
"Shuwan sudah menyimpannya, jadi kau tenang saja."
"Syukurlah, aku pikir tanaman itu akan basah."
Liu Changhai menyakinkan Qionglin Tianshi jika tanaman herbalnya bisa digunakan esok hari, jadi dia tidak perlu khawatir sama sekali.
Mendengar hal itu hati Qionglin Tianshi menghangat. Dia pun berterima kasih pada Liu Changhai karena sudah membantunya. Belum lagi dia sampai memijat kaki Qionglin Tianshi sampai merasa enakan.
"Qionglin katakan padaku jika kau mulai menyukai Tuan Liu?" Ucap Xianglu Qian dengan bibir yang gemetar.
"Haiya.. apa yang kau bicarakan!! Tidurlah, jangan sampai malam ini kau berubah menjadi ular." Sarkas Qionglin Tianshi.
Bukannya marah Xianglu Qian malah tersenyum simpul. Dia selalu berharap jika ada satu orang yang baik padanya, dan menjaga dia seperti Ibunya dulu. Dan sekarang dia telah menemukan Qionglin Tianshi, apa mungkin dia akan menjaga Xianglu Qian dan tidak akan pergi meninggalkan Xianglu Qian suatu hari nanti?
-LoveMyDestiny-
Liu Changhai berniat mengantar makanan untuk Qionglin Tianshi dan juga Xianlun Qian. Tapi yang ada Yuenyi langsung menghalangi jalan Liu Changhai, dan memintanya untuk ikut dengannya. Dengan terpaksa Liu Changhai pun langsung meminta Shuwan, untuk mengantar makanan mereka. Padahal malam ini ada banyak hal yang ingin Liu Changhai dan juga Qionglin Tianshi bahas.
Pria itu mengekori kemana pun Yuenyi pergi, dan berakhir di taman belakang rumah. Lebih tepatnya di bawah pohon besar dan juga kolam ikan milik Han Co'an.
"Ada apa?" tanya Liu Changhai cepat. Dia tidak ingin jika Han Co'an melihat hal ini dan salah paham.
Walaupun Yuenyi adalah orang yang dia suka, orang yang diharapkan dimasa mendatang. Tapi sayangnya harapan itu sirnah saat Han Co'an memberitahu Liu Changhai, jika wanita itu akan menikah dengan Panglima Kerajaan.
Yuenyi hanya memilih diam. Dia tak mampu berkata sepatah katapun. Besok adalah hal yang sama sekali tidak dia inginkan. Dimana besok Cheng Feng akan datang bersama dengan keluarga besarnya. Beberapa minggu lalu Cheng Feng memang menyelipkan gelang Giok pada Yuenyi, sebagai tanda jika Cheng Feng setuju untuk menikah dengan Yuenyi. Dan besok adalah hari ketujuh dimana Cheng Feng dan juga Yuenyi akan bertunangan dulu.
Dan malam ini Yuenyi masih berharap jika Liu Changhai berkata tidak, dan meminta Yuenyi untuk membatalkan pernikahan mereka. Tapi sampai saat ini pria di depannya itu terlihat baik-baik saja, seakan dia memang sudah menerima jika Yuenyi akan dimiliki oleh pria lain.
"Katakan padaku, jika kau tidak menginginkan hal ini terjadi."
Ucapan lirih dan menyedihkan itu membat Liu Changhai menunduk. Sejujurnya Liu Changhai juga tidak menginginkan hal ini. Tapi apa yang harus diperbuat saat ini? Tidak ada selain pasrah.
Secara kasta mereka berbeda. Han Co'an keluarga terpandang dan keturunan Bangsawan. Sedangkan dirinya hanyalah Tabib biasa dengan upah yang begitu kecil, kedua orang tua Liu Changhai juga sudah tidak ada beberapa tahun lalu. Dia sejak kecil tinggal bersama dengan Han Co'an untuk mempelajari banyak tanaman herbal. Dan tidak sengaja jatuh hati pada anak dari gurunya.
Liu Changhai dulu juga berpikir jika dia mampu merubah pandangan Han Co'an akan dirinya, atau mungkin memberi restu tentang hubungan mereka. Tapi sampai saat ini Han Co'an sama sekali tidak merubah keputusannya. Untuk menikahkan Yuenyi dengan anak pejabat, atau mungkin keluarga Bangsawan yang setara dengan dirinya.
Kakak Liu hanya hanyalah penegak hukum pengadilan, itu pun jabatannya tidak begitu tinggi. Itulah yang membuat Liu Changhai berpikir dua kali, untuk meminang Yuenyi sebagai istrinya.
"Katakan padaku, apa kau menginginkan hal ini terjadi?" ucap Yueyi lagi dengan air mata yang terus saja menetes.
"Aku tidak menginginkan hal ini." Yuenyi tersenyum saat mendengar ucapan Liu Changhai, setidaknya dia memiliki harapan untuk menolak Cheng Feng besok malam dan memilih hidup bersama dengan Liu Changhai. Walaupun dia harus keluar dari rumah Han Co'an. "Tapi.. setelah aku pikir, semuanya salah. Aku tidak bisa merubah keputusan Ayahmu." ujarnya
Yuenyi menatap Liu Changhai bingung, dia pun mencengkram kerah baju Liu Changhai dan menatapnya tajam. "Apa maksudmu?"
"Maafkan aku Yuenyi, mungkin ini saatnya. Kau tidak perlu menunggu ku lagi, karena sekeras apapun aku ingin merubah keputusan Ayahmu, aku tidak akan mampu. Jangan pernah menolak hari bahagiamu, aku melepasmu demi kebahagiaanmu."
Yuenyi menggeleng, "Kau tahu betul jika kau adalah alasanku untuk kau bahagia. Dan kenapa kau berkata seperti itu. Tolong pertahankan aku!!"
Kalau boleh memilih Liu Changhai juga ingin sekali mempertahankan wanita itu. Tapi Liu Changhai cukup pengecut akan hal ini, dia takut jika suatu saat nanti dia tidak mampu membahagiakan Yuenyi seperti Han Co'an membahagiakan Putri satu-satunya.
Melihat hal itu Yuenyi pun menangis, dia pun memeluk Liu Changhai dan menumpahkan air matanya. Harapannya sirna saat Liu Changhai melepasnya untuk pria lain.
"Kau benar-benar melepasku, aku membencimu, Liu." ucap Yuenyi melepas pelukan itu.
"Maafkan aku Yuenyi, ini adalah jalan yang terbaik untukku dan untukmu."
Entah kenapa Yuenyi malah berpikir jika hal ini terjadi juga karena Qionglin Tianshi. Wanita asing yang tinggal di rumahnya, yang mampu menjauhkan dirinya dan juga Liu Changhai. Wanita yang beberapa kali selalu saja mengikuti dimanapun Liu Changhai pergi, termasuk Festival Lentera Merah kemarin.
Mengingat nama dan wajah wanita itu, mendadak Yuenyi menatap Liu Changhai marah. Dia pun kembali mencengkram baju Liu Changhai dengan kencang, dan langsung mencium pria itu tanpa basa basi.
Sedangkan Qionglin Tianshi yang tak sengaja berada disana pun langsung membalik badannya dan menghela nafasnya dalam. Dadanya mendadak sesak melihat hal itu apa yang terjadi dengannya saat ini?
Dengan kaki pincangnya Qionglin Tianshi pun kembali ke paviliunnya, dan dia merasa menyesal telah berada di belakang rumah ini hanya untuk mencari Liu Changhai dan meminta minyak urut untuk kakinya.
"Aku datang diwaktu yang tidak tepat!!"
-LoveMyDestiny-