Melihat Yongsheng yang sakit pinggang, Qionglin pun meminta maaf pada Zhishu, karena membantu dirinya membereskan rumah barunya Yongsheng jadi sakit. Wanita itu juga meminta Zhishu dan yang lain, untuk tidak ikut membersihkan rumahnya besok. Karena Qionglin dan juga Xianlun masih bisa membersihkan rumah itu. Lagian setengah dari rumah itu sudah bersih, pohon kering dan juga rumput liar pun sudah tidak ada. Belum lagi saat Zhishu menanam banyak bunga di pekarangan depan rumah Qionglin, agar terlihat sangat indah. Dan Qionglin pun menginginkan bunga sakura untuk ditanam di depan gerbang bambu itu. Mengisi kolam ikan yang kering dan juga beberapa tanaman herbal dan buah di belakang rumah.
Malam ini Qionglin memutuskan untuk kembali ke rumah itu dan mulai membersihkan lagi. Setidaknya besok atau lusa Qionglin harus pergi dari rumah ini. Dia merasa tidak enak jika Yuenyi datang ke rumah ini, dan kembali membenci Qionglin akibat ulahnya yang terlalu dekat dengan Liu.
Terkadang Qionglin tak habis pikir dengan ulah Yuenyi. Padahal wanita itu tahu jika Ayahnya tengah menjodohkannya dengan pria lain. Tapi yang ada wanita marah dengan Qionglin, karena Liu terlalu dekat dengannya.
"Ayo kita pergi, malam ini rumah itu harus bersih."
Qionglin mengangguk dia pun kembali pergi ke rumah tadi dan mulai membersihkannya. Kali ini mereka tidak menggunakan alat seadanya, melainkan kekuatan mereka. Menyalakan lampu dengan kekuatan dan juga menciptakan apapun dengan kekuatan mereka.
Tanah yang tadinya gersang, dan hanya ada beberapa tumbuhan saja. Malam ini rumah itu dipenuhi dengan banyak jenis bunga, dan juga kolam yang tidak ada ikannya. Berisi penuh ikan yang sangat indah cantik.
Bahkan belakang rumah Qionglin menciptakan tanaman buah dan juga beberapa sayuran. Agar mereka tidak bingung saat makan nanti.
"Akhirnya selesai juga, lebih baik seperti ini agar cepat selesai." ucap Xianlun merentangkan tangannya.
Qionglin memilih duduk di tangga depan pintu utama rumah ini. Lalu menatap rumah ini yang terlihat terang dan indah. Sampai akhirnya datanglah tikus berekor emas yang membuat Xianlun kagum. Belum lagi tikus itu merubah dirinya menjadi manusia yang tampan, yang mampu membuat Xianlun terpesona dengan ketampanannya.
"Aku pikir kau tidak akan datang." ucapnya sambil melirik ke arah Xianlun. "Dia siapa? Kenapa baunya sangat menyengat. "Aku Xianlun Qian kau bisa memanggilku Xianlun."
Pria itu hanya mengangguk dan menyebut namanya, sampai akhirnya pria itu memberikan Xianlun sebuah tali yang dengan liontin Giok berwarna putih.
"Pakailah ini, aroma tubuhmu bisa di cium oleh siluman lainnya." jelas Wenhua.
Xianlun bingung tapi dia juga menerima kalung itu dan menggunakannya. "Kalung apa ini?" ucapnya.
"Itu adalah jimat, agar tidak ada siluman yang bisa mencium aroma tubuhmu."
"Apa jimat itu sama dengan punya Qionglin?" Wenhua mengangguk hampir sama, hanya saja milik Qionglin tidak memiliki riasan apapun. Sedangkan milik Xianlun memiliki Giok berwarna putih. "Pantas saja aroma tubuh Qionglin tidak tercium, ternyata dia menggunakan jimat untuk menutupi aroma tubuhnya." ujarnya.
"Pakai itu jangan sampai kau lepas."
"Tidak akan, dan terima kasih atas jimatnya.
Wenhua mengangguk dia meminta Qionglin untuk kembali ke rumah Liu. Dua hari lagi dia harus kembali ke rumah ini. Karena ada banyak hal yang harus mereka bahas. Tak lupa juga untuk dua hari ke depan keluarga Liu tidak ada yang boleh datang ke rumah ini, atau tidak ilusi rumah ini akan hancur dan semua akan terlihat seperti semula. Tanah yang kering dan tidak memiliki air sama sekali.
Mereka mengangguk dan kembali ke rumah Liu, hanya dengan membalikkan badannya mereka pun sampai di kamar Qionglin. Dia pun menatap kamar ini yang masih kosong, dan pintu rumah ini juga tertutup dengan rapat. Tanda jika Zhishu belum datang ke kamar ini untuk mengajak Qionglin dan juga Xianlun makan malam.
"Apa kita akan makan bersama kembali dengan mereka?"
Xianlun menoleh, "Tentu saja kita akan makan malam bersama dengan mereka setiap hari kalau kita tinggal di rumah manusia.
Menyebalkan. Pikir Qionglin
Hingga tak lama Zhishu pun datang dan langsung meminta Qionglin dan juga Xianlun untuk makan bersama.
-LoveMyDestiny-
Keesokan harinya Qionglin meminta Zhishu dan yang lain untuk tidak pergi ke rumah baru Qionglin. Rumah itu sudah cukup bersih, karena sudah dibersihkan oleh Qionglin dan juga Xianlun. Jadi Qionglin berpikir jika mereka tidak perlu datang kembali, atau ilusi rumah itu akan hilang dalam sekejap.
Dan untung saja keluarga Liu menurut, dan tidak memaksa untuk pergi ke rumah itu. Mungkin karena lelah juga, makanya mereka langsung setuju.
Kali ini Qionglin menemani Liu untuk pergi ke pasar raya. Berjalan berdampingan tapi tidak mengeluarkan sepatah kata pun, kecuali helaan nafas mereka berdua yang terdengar begitu nyaring.
Sesampainya di pasar raya, tempat dimana Liu menyebutnya klinik pasar raya, sudah ramai dengan banyaknya orang sakit. Liu pun segera memeriksa orang itu satu persatu, begitu juga dengan Qionglin. Yang ikut serta mengobati banyak orang.
Lagi-lagi tangan Qionglin mengeluarkan cahaya biru yang begitu nyata. Wanita itu langsung menutup tanda angin di pergelangan tangannya, dengan lengan bajunya yang menutup sampai punggung tangan. Dan berharap jika tidak ada orang yang menyadari akan sinar itu.
"Apa kau reinkarnasi Tabib Guo?" Ucapan itu membuat Qionglin mendongak. Menatap nenek tua yang tersenyum dengan gigi yang sudah tidak lengkap lagi. "Nenek moyangku dulu bilang, jika ada tanda angin di pergelangan tangannya jika itu perempuan dia adalah jodoh seorang Tabib. Sedangkan pria, dia adalah adik keturunan Tabib. Dan aku moga tanda itu di pergelangan tanganmu. Itu tandanya kau akan menikah dengan seorang Tabib." Terangnya
Teori dari mana? Tanda angin ini hanya tanda lahir, dan tidak ada hubungannya dengan jodoh Qionglin. Apalagi Qionglin juga tidak begitu percaya dengan hal-hal lainnya.
Wanita itu terus saja berbicara dan berharap kalau Qionglin dan juga Liu adalah sepasang kekasih. Tapi yang ada wanita itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Nyonya, ayolah jangan berbicara omong kosong. Aku tidak menyukainya." Ucap Qionglin berbisik.
Wanita itu kembali tersenyum, "Kau berkata seperti itu seolah kau tidak memiliki perasaan apa pun terhadapnya. Mungkin saat ini tidak, tapi di kehidupan berikutnya kau adalah jodoh pria itu."
Tidak mau menanggapi omongan wanita itu Qionglin segera memeriksa denyut nadi wanita tua itu, yang terlihat stabil. Qionglin langsung menatap wanita itu bingung, kalau dia sehat untuk apa dia datang kesini?
Karena tidak ada gejala flu atau demam, Qionglin pun memberikan sebungkus Teh keringnya pada wanita tua itu. Qionglin juga memberitahu bagaikan cara menyeduh teh itu, agar enak dan nikmat saat diminum.
"Terima kasih Nona, tolong ingat ucapanku tadi. Kalau kau benar-benar ditakdirkan untuk pria itu." Ucapnya dan berlalu setelah memasukan satu Tael ke mangkok milik Qionglin.
Ditakdirkan untuk hidup bersama Liu? Itu bukanlah hal yang baik, sejauh ini Qionglin hanya tahu jika Liu dan Yuenyi sangat mencintai. Jadi mana mungkin kalau dirinya ditakdirkan untuk Liu.
Tidak mau memikirkan hal yang tidak-tidak. Wanita itu terus membantu Liu untuk memeriksa banyak orang yang sakit. Lagian ucapan wanita tadi juga belum tentu benar, karena Qionglin tidak percaya akan hal itu.
Tapi kalau benar, apa yang harus dia lakukan?
"Qionglin apa yang kau pikirkan?"
Bisikkan itu mampu membuat Qionglin tersingkat kaget. Dia pun menatap Liu yang entah sejak kapan berdiri di sampingnya. Dan wanita yang tadi dia periksa pun juga hilang. Dia terlalu banyak memikirkan hal yang tidak tahu akhirnya akan seperti apa.
"Aku--- tidak ada Liu. Mari kita selesaikan, dan kita pulang. Aku sangat lelah."
Untuk membuat wanita itu percaya Liu pun mengangguk. Padahal sejak tadi Liu melihat jika Qionglin tengah melamun, setelah mengobati wanita tua tadi. Dan sekarang Liu berpikir apa yang diucapkan wanita itu sehingga Qionglin sampai melamun? Apa mungkin dia masih marah karena dia berciuman dengan Yuenyi?
-LoveMyDestiny-