Para gadis asik menyiapkan cemilan kecil untuk para pria. Beberapa saat kemudian mereka langsung menuju tempat yang digunakan untuk belajar tadi dan setelah sampai ditempat tersebut mereka langsung menaruh minuman serta cemilan kecil ditempat yang mereka gunakan untuk belajar tadi.
Hanasi mengambilkan cemilan kecil serta minuman untuk Shima karena tidak enak dengan tindakannya tadi dan juga ingin meminta maaf pada sang pria.
"Kakak, ini untukmu dan maaf tadi marah juga membentakmu!"
Shima yang melihat Hanasi mengambilkannya cemilan serta minuman sebagai permintaan maaf segera menerima sodoran tersebut.
"Terimakasih sudah mengambilkanku cemilan serta minuman dan lain kali jangan andalkan emosimu bila belum tau tindakan yang dilakukan seseorang itu untuk apa!"
"Emz, iya kak. Oh, iya siapa nama kakak?"
"Shima Narai."
"Salam kenal kakak Shima. Aku Hanasi Wijaya."
"Ya, salam kenal juga Hana."
"Iya, kak."
Nafi yang melihat sahabatnya akhirnya berkenalan dengan seorang gadis segera membuka suaranya.
"Cie, Shima akhirnya kau berkenalan dengan gadis juga. Semoga saja kelak Hana-chan jadi kekasihmu."
"Merepotkan," ucap Shima sambil menikmati cemilannya.
Sementara Hanasi sedikit merona mendengar ucapan teman kakaknya.
Sara yang melihat rona merah diwajah sahabatnya segera mengodanya.
"Sepertinya ada yang jatuh cinta padahal aku pernah dengar ada yang mengatakan lelaki disekolah kita tak kalah tampan dengan sekolah kakaknya," bisik Sara ditelinga sahabatnya.
Mendengar bisikan sahabatnya membuatnya Hanasi merona sekaligus malu dibuatnya.
"Jangan mengodaku, Sara."
"Hihihi, baiklah tapi kalau kau suatu saat bersama kak Shima aku akan mendukungmu."
"Kau ini bicara apa sih, Sara. Jangan mengodaku terus," bisik Hanasi dengan rona merah diwajahnya.
Melihat sahabatnya merona membuat Sara tak bisa menahan senyumannya.
Sementara Naji yang melihat adik bungsunya seperti digoda oleh setan pemalas segera membuka suaranya.
"Hei, setan pemalas jangan kau dekati adikku atau menyakitinya. Bila kau berani akan kupengal kepalamu dengan kantana warisan keluarga Wijaya."
Mendengar ancaman Naji. Shima hanya menghela napas tanpa rasa takut akan anacaman tadi. Berbeda dengan Nafi yang bergetar mendengar ancaman kakak laki-lakinya Hanita walau bukan untuknya.
"Merepotkan. Aku tidak akan menyakitinya, kau tenang saja."
"Hn.''
Miwa yang mendengar ucapan atau lebih tepatnya ancaman kekasihnya menyetujuinya karena ia sudah menganggap kedua adik Naji sudah seperti adiknya sendiri kalau ada yang menyakiti mereka sama saja menyakitinya dan dia akan maju untuk menghajar orang menyakiti mereka.
Orang-orang yang ada disitu hanya menikmati cemilan serta minuman mereka dan tak ingin ikut campur dengan pertengkaran tadi karena takutnya mereka kena imbasnya.
Hanita menikmati cemilannya sambil membaca buku pelajaran karena makan sambil belajar itu cukup mengasikkan. Randi yang melihat orang yang disukainya tengah belajar sambil menikmati cemilanya melengkungkan sedikit senyuman diwajahnya kemudian menyapa sang gadis.
"Kau terlihat menikmati cemilamu, Hani dan begitu giat belajar."
Mendengar seseorang mengajaknya bicara dan Hanita sudah tau siapa orang yang mengajaknya bicara dari suaranya segera membalas ucapannya.
"Eh, Randi-kun mau!"
"Tidak, kau saja yang makan lagian disini ada banyak cemilan seperti yang kau makan. Aku hanya rindu mendengar suara lembutmu."
Hanita merona mendengar ucapan Randi dan yang mengoda sang gadis kembali tersenyum melihat rona merah pada wajah orang yang disukainya.
Randa yang mendengar dan melihat adiknya semakin dekat dengan Hanita ikut bahagia dibuatnya walau ia harus merasakan sakit akan kedekatan itu. Tapi dia ikhlas asalksan adiknya bahagia. Entah mengapa atau ia tidak sadar sedikit senyuman terpatri diwajahynya.
Ina yang melihat wajah senyuman diwajah orang yang disukainya dan saat ini ada disampingnya terpesona dibuatnya.
"Tampannya saat Randa tersenyum," ucap Ina tanpa sadar.
Randa yang mendengar ucapan Ina segera menghilangkan senyuman diwajahnya digantikan wajah datar.
Ina segera sadar akan ucapannya tadi karena melihat wajah Randa yang berubah datar.
"Ish, baru saja bisa menikmati wajah tampanmu saat tersenyum sekarang melihatmu dengan wajah datar lagi walau kuakui kau tatap tampan dengan ekspresi datar."
Mendengar kembali ucapan gadis disampingnya Randa tidak memperdulikanya yang tidak diperdulikan hanya bisa mengerucutkan bibirnya dan memilih memakan cemilan yang ia siapkan dengan para gadis tadi.
Mereka asik memakan cemilan serta minuman sedangkan orang disekitar mereka menatap benci Hanita dengan momemt bersama orang yang disukainya.
"Aku membencimu, Hanita dan semakin membencimu melihat kau bersama Randi karena posisi yang kau tempati saat ini seharusnya aku bukan kau," ucapnya sambil mengepalkan tangannya.
Ia merasa Hanita tak pantas menempati posisinya bermesraan dengan Randi karena pria itu, hanya miliknya dan tidak boleh ada yang menempati posisi itu selain dirinya.
"Kenapa kau harus selalu bersama dan bercanda dengan Randi. Sedangkan akun hanya bisa menatapnya dari kejauhan tanpa bisa merasakan kebersamaan dengan orang yang kusukai. Kau wanita murahan yang baru saja datang dalam kehidupan Randi dengan mudahnya merasakan moment itu bersama Randi dan membuatnya suka padamu. Apa istimewanya kau dimata orang yang kusukai padahal kau hanya wanita murahan," kesalnya.
Memang seringkali dia merasa iri juga membenci Hanita karena orang yang disukainya malah bersama gadis yang baru saja datang dalam kehidupan Randi. Sedangkan dia yang sudah menyukai Randi juga mengenalnya dari kelas satu Sma tidak bisa mengobrol atau dekat dengan sang pria. Maka, setiap orang yang dekat dengan orang yang disukainya tak segan ia menyakiti orang tersebut dengan cara apapun walau harus membunuh orang tersebut.
"Lihat saja aku akan menyingkirkan penghalang dalam kisah cintaku dengan Randi seperti orang-orang sebelumnya yang pernah dekat dengannya walaupun dengan cara membunuhmu asal aku bisa Randi akan kulakukan itu," seringainya.
Mereka asik dengan acara makan cemilan serta minuman yang disiapkan para gadis tanpa sadar ada yang memandang dengan kebencian pada salah satu orang yang bersama mereka bahkan merencana hal gila yang bisa mengancam keselamatan diantara mereka.
Keselamatan dari kehidupan orang yang tidak salah apapun karena cinta yang terkesan egois dari yang membenci kedekatan orang disukainya hingga melakukan cara licik serta nekat untuk mencapai tujuan untuk mendapat Randi orang yang ia incar selama ini.
Cinta kadangkala membawa keegoisan Hingga membuat orang nekat Melakukan cara apapun untuk mendapatkan Orang yang disukainya Walau harus melakukannya Dengan cara nekat atau licik sekalipun Itulah cinta yang tidak bisa ditebak Bagaimana kita menyikapi cinta tersebut
Tbc.....
Hah, udah chap segini masih gini aja ceritai ini dan sempet hiatus 1bln lebih pula, maklum sering males mulis. Makanya, hiatus dulu buat ngademin otak tapi malah ide berkeliyaran dan kemalasan nulis meronta-ronta. Kadang binggung mau hiatus ide banyak pas nulis ide mampet, gini amat ya, hehehe.
Oke, jangan lupa dukungannya ya!
Terimakasih
02/01/21
By:Miwa