Randa dan Randi yang sudah sampai disekolahan segera memarkiran mobil mereka dan langsung kekelas Hanita untyuk menemuinya sambil apel itung-itung. Saat menuju kelas sang gadis diwarnai dengan kesunyiaan tanpa ada yang mau memualai obrolan hingga mereka sampai dikelas yang mereka tuju tidak ada obrolan sama sekali. Saat mereka akan memasuki kelas Hanita nampak gadis yang mereka akan temui belum datang dan itu, membuat mereka bingung tumben sekali sang gadis belum datang biasanya dia akan datang paling awal diantara murid dikelas memasak tetapi saat ini, orang yang mereka cari belum menampakan batang hidungnya sama sekali.
Randa dan Randi memutuskan duduk ditempat Ina dan Hanita untuk menunggu mereka. Randi membuka obrolan saat mereka sudah duduk dikursi milik kedua gadis tersebut.
"Tumben, Hanita jam segini belum datang. Biasanya dia yang aling pagi diantara teman-teman sekelasnya."
Randa yang mendengar ucapan adiknya segera membalas ucapan tersebut.
"Kurang tau juga. Tidak biasanya dia begini."
"Apa mungkin karena si nenek lampir menjemputnya dan sekarang Hanita menjadi berangkat siang terus-menerus?" pikir Randi.
Kenaa Randi bisa berpikir demikian karena kemarin saja pas mereka bertemu dijalan kedua gadis tersebut masih dalam perjalanan menuju sekolahan dan tak biasanya Hanita begitu. Dia mulai begitu saat dijemput Ina yang memang biasanya berangkat lumayan siang.
"Mungkin saja karena kemarin saja pas kita bertemu mereka masih dijalan."
"Dasar si nenek lampir membuat Hanita yng rajin menjadi pemalas."
"Sudahlah, lebih baik kita menunggu mereka daripada mengerutu tidak jelas!"
"Baiklah kak Randa."
Mereka memutuskan untuk menunggu Ina dan Hanita dan tidak ada obrolan kembali dari mereka. Memang sifat keduanya yang sama-sama dingin dan cerewet hanya pada orang-orang tertentu saja.
Beberapa saat kemudian orang yang mereka tunggu akhirnya datang dan kaget melihat si kembar ada dikelas mereka dan juga duduk ditempat duduk mereka. Kedua gadis tersebut langsung mendatangi kedua pria tersebut dan Ina setelah sampai ditempat duduknya langsung membuka suaranya.
"Hei, mulut pedas dan Randa kenapa kalian ada disini?"
"Hn," ucap Randa dingin.
Ina yang mendengar jawaban singkat Randa sedikit kesal dibuatnya.
"Randa selalu saja dingin padaku."
Randa hanya menatap bosan atas ucapan Ina dan kembali membuang mukanya kembali.
Sementara yang ditatap sebentar oleh sang pria hanya bisa menghela napasnya setelah itu membuka suaranya kembali.
"Hah, mulut setan bisakah kau pergi dari tempat duduk Hanita biarkan dia duduk!"
Randi yang diajak brbicara oleh Ina sekaligus disuruhnya menuruti maunya dan bergeser ditempat duduk samping Hanita yang entah punya siapa.
Ina yang melihat Randi sudah berpindah tempat duduk segera mendudukkan dirinya agar bisa duduk disamping orang yang akan dia dekati. Kemudiaan menyuruh sahabatntya duduk didsamping sang pria.
Sementara yang disuruh berpindah tempat duduk merasa dibohongi oleh Ina karena katanya yang duduk ditempat yang tadi ia gunakan adalah Hanita tapi sekarang malah si nenek lampir. Saat ia akan membuka suaranya tak jadi membuka suaranya setelah mendengar penuturan sang gadis dan itu membuatnya sedikit berterimakasih pada orang yang selalu bertengkar dengannya atas sedikit kecerdasaanya dia bisa duduk berdua dengan orang yang akan didekatinya.
"Hanita kau duduk dengan Randi terlebih dahulu sebentar saja agar aku bisa duduki dengan Randa!"
Hanita yang tau sahabatnya ingin berdua dengan orang yang akan didekatinya hanya memaklumi dan menuruti kemauaan sahabatnya. Ia berjalan menuju tempat duduk disamping Randi setelah samai ditempat duduk sang pria atau tepatnya disamping Randi, dia segera mendudukan dirinya.
Randi yang melihat Hanita sudah disampingnya sgera melihat kesamping dan memberi senyuman tulus untuk gadis disampingnya yang diberi senyuman membalas senyuman sang pria dengan senyuman tulus juga.
Disisi lain pasangan disamping mereka tampak Ina yang membuka suaranya lagi untuk mengajak bicara lelaki disampingnya.
"Hai, Randa tadi sudah sarapan belum?"
Randa yang mendengar pertanyaan tidak penting dari orang disampingnya hanya membalas dengan kata begitu singkat.
"Hn."
Ina yang tidak mengerti kata "hn." artinya tidak atau ya memilih membuka pembicaraan kembali dengan topik lainnya.
"Oh, ya Randa nanti pulangnya mau tidak bareng saat menuju parkiran?"
"Hn."
Ina yang merasa jawaban Randa kali ini ya mengembangkan senyumnya dan membuka lagi ucapannya.
"Baiklah, nanti aku dan Hanita tunggu disini dan lebih baik kau dan si mulut setan menuju kelas kalian karena sebentar lagi murid yang lain akan datang. Bisa habis kalian dikelilingi mereka secara kalian pangeran disekolah ini."
Randa kembali membalas ucapan gadis disampingnya dengan kata andalannya setelah itu berdiri dari duduknya dan menuju kelasnya sendiri meninggalkan adiknya yang pastinya masih ingin berpamitan dengan Hanita.
"Hn," ucap Randa sambil meninggalkan kelas memasak.
Melihat kepergiaan Rnda membuat Ina tersenyum karena orang yang akan didekatinya menuruti kemauaannya.
Sementara Randi yang ditinggal sang kakak berdiri dari duduknya dan berpamitan dengan gadis disampingnya.
"Hanita aku kekelas duluan ya!"
"Iya, Randi-kun."
"Belajarlah dengan rajin agar bisa menjadi juara satu terus."
"Pasti, Randi-kun juga ya!"
"Kalau itu aku tidak perlu belajar karena keluarga Nugraha diberkati dengan kepintaran yang luar biasa."
"Randi-kun percaya diri sekali."
"Itu memang fakta, Hanita. Ya sudah aku duluaan!"
"Iya, Randi-kun."
Randi mulai meninggalkan kelas memasak dengan langkah kecil dan terkadang besar.
Ina yang merasa tidak dipamiti oleh Randi kembali lagi dan lagi membuka suaranya.
"Hei, mulut setan kau tidak berpamitan denganku?"
Randi yang masih dalam perjalanan meninggalkan kelas memasak menghentikan jalannya untuk membalas ucapan sang gadis.
"Buat apa aku berpamitan dengan orang tidak penting seertimu, membuang waktuku saja," ucap Randi sambil berlalu pergi.
Ina yang mendengar perkataan Randi dan kemudiaan ditinggal begitu saja sedikit kesal dibuatnya.
"Memang sialan si mulut setan."
Hanita segera menuju tempat duduknya setelah Randi ,meninggalkan kelasnya. Saat tiba ditempat duduknya ia membuka menyuruh sahabatnya bergeser.
"Ano.... Ina bisakah bergeser sedikit!"
Ina yang mendengar perkataan sahabatnya segera mengeser tubuhnya untuk menuruti kemauaan Hanita dan yang menyuruh sang gadis bergeser segera duduk ditempat duduknya.
Sesaat kemudiaan murid lain dikelas mereka berdatangan karena saat ini lumayan bertambah siang dan tinggal beberapa saat lagi bel masuk berbunyi.
Sementara pasangan Miwa dan Naji yang dalam perjalanan menuju kampus mereka dan tadi sebelumnya mengantar sang gadis menuju rumahnya untuk mengambil buku terlihat sang pria yang membuka oborolan terlebih dahulu.
"Miwa, aku menyayangimu,"ucap Naji tidak melepaskan fokusnya saat menyetir.
Sementara Miwa yang mendengar ucapan kekasihnya tersenyum dan merona saat mengingat tindakan kekasihnya tadi.
"Emz, aku juga menyayangimu Naji," ucap Miwa yang masih merona.
Naji yang mendengar perkataan kekasihnya tersenyum dibuatnya dan kembali membuka suaranya.
"Aku jadi ingin menciummu lagi."
Miwa yang mendengar ucapan kekasihnya semakin merona dan kemudiaan membalas lagi perkataan kekasihnya.
"Mesum."
"Aku mesum hanya padamu, sayang."
""Hilih."
Naji hanya tersenyum mendengar ucapan kekasihnya.
Beberapa saat kemudiaan mereka telah sampai kampus dan Naji segera memarkiran mobilnya dan setelah mobilnya terparkir mereka segera keluar dari mobilnya dan menuju kelas mereka.
Tbc.....
Jangan lupa dukungannya!
Terimakasih
28/12/20
By:Miwa