Hanasi yang baru saja sampai disekolahnya diantar oleh sopir pribadinya segera turun dari mobil dan tak lupa membukuk untuk pertanda terimakasih telah mengantarnya kesekolahan sebelum dia memasuki kelasnya dan setelah mengucakan terimakasih ia segera memasuki sekolahnya untuk menuju kelasnya dan saat ia memasuki sekolahan sahabatnya Sara sudah menunggunya dipintu masuk sekolahan mereka. Sementara sopir pribadi keluarga Wijaya yang melihat nonanya sudah memasuki sekolahannya segera melajukan kembali mobilnya untuk kembali kekediaman Wijaya.
Kembali pada Hanasi serta sahabatnya. Sara langsung merangkul sahabatnya untuk menuju kelas mereka dan itu, sudah menjadi kebiasannya menunggu Hanasi dan menuju kelas bersama. Sara membuka suaranya masih merangkul sahabatnya.
"Ohayou, Hana-chan."
"Ohayou mo, Sara-chan."
"Tumben kau diantar sopirmu tidak kakakmu yang taman itu?" ucap Sara sambil berjalan juga merangkul sahabatnya.
"Kakakku mengantar pacarnya menuju rumahnya untuk mengambil buku karena tadi malam kak Miwa tidur dirumah kami," ucap Hanasi sambil berjalan juga.
Hanasi saat berjalan tak lupa rangkulan dari sahabatnya yang membuat jalan mereka selaras.
"Wah, kakakmu sudah memiliki pacar patah hati rasanya aku."
"Kau ini drama sekali murid laki-laki disekolah kita tak kalah tampan kau malah mengincar kakakku."
"Masalahnya orang setampan kakakmu disekolah kita tidak ada yang sebanding."
Hanasi yang mendengar ucapan sahabatnya menatanya sekilas kemudian fokus kembali pada perjalanan mereka. Sedangkan yang ditatap sekilas hanya memasang senyum tanpa melihat sahabatnya dan fokus ada jalannya.
"Hah, kau ini maunya lelaki tampan saja."
"Bukan cuma tampan yang aku mau tapi kakakmu itu, baik dan dewasa itu yang membuatku suka padanya."
"Alasanmu saja."
"Hehehe, aku serius tapi kalau dia sudah memiliki kekasih mungkin sebaiknya belajar melupakannya lebih baik."
"Bagus. Ya sudah lebih baik kita segera menuju kekelas nanti keburu bel masuk berbunyi!"
"Iya-iya."
Akhirnya mereka berdua segera menuju kelas karena bel pertanda masuk sebentar lagi akan berbunyi.
Sementara disekolah Randa, Randi, Ina dan Hanita bel masuk sudah berbunyi dan para murid bersiap untuk memulai pelajaran yang nantinya diberikan guru.
Brett.... brettt... brettt....
Guru memasuki kelas maing-masing dan langsung memulai pelajaran mereka dan para murid yang melihat guru sudah memasuki kelas mereka langsung bersika tenang dan juga memerhatikan serta mendengarkan penjelasan guru. Bila nanti harus ada yang dikerjakan atau dicatat mereka harus siap.
Hanita fokus ada enjelasan guru begitu ula Ina yang fokus mendengarkan enjelasan guru.
Randa juga Randi sama halnya dengan para gadis yang memerhatikan penjelasan guru dan Nafi mengaruk-garuk kealanya yang tidak ada kutunya pertanda tidak mengerti. Shima selaku teman sebangku Nafi merasa terganggu akan tindakan temannya.
Ya, Nafi memutuskan bertukar tempat untuk selama-lamanya terhadap teman yang sebelumnya sebangku dengan Shima.
"Bisakah kau hentikan tindakanmu mengaruk kepala karena itu menganggu konsentrasiku saat mendengarkan penjelasan guru!" ucap Shima pelan dan dapat didengar teman sebangkunya.
Nafi yang mendengar teguran temannya melihat kesamping sahabatnya dan membuka suaranya.
"Aku harus bagaimana lagi, Shima penjelasan guru sama sekali tidak kumengerti," ucap Nafi masih mengaruk kepalanya.
"Kau memang bodoh dan ditakdirkan bodoh," ucap Shima sambil fokus ada penjelasan guru.
Nafi yang mendengarkan ucaan Shima sedikit sedih karenanya.
"Jahatnya perkataanmu padaku, Shima padahal kau temanku," ucap Nafi sedih.
"Merepotkan dan menjijikkan,'" ucap Shima tanpa memelihat Nafi dan fokus pada penjelasan guru.
"Jahatnya kau berkata seerti itu, padaku."
"Merepotkan," uca Shima tana memerdulikan teman sebangkunya.
Nafi yang tidak dipedulikan Shima semakin sedih dan mendengarkan penjelasan guru walau dia tidak mengerti.
Sementara dikampus Miwa dan kekasihnya sedang memadu kasih dikelas mereka. Ya, Naji dan Miwa mengambil jurusan yang sama oleh karena itu, mereka terlibat cinta karena satu kelas dan satu jurusan.
Taci sama halnya dengan Naji dan pasanganya. Ia juga sedang memadu kasih dengan kekasihnya Izami tetapi kali ini mereka tidak sekelas dan berbeda jurusan. Dimana kekasihnya mengambil jurusan memasak dan dia sendiri jurusan bisnis dan saat ini sang gadis gantian kekelas kekasihnya karena kemarin sudah sang pria.
Miwa membuka suaranya.
"Hei, Naji kau tidak bosan acaran dikelas terus?"
"Selama aku bisa bersama dan menikmati wajah cantikmu. Dimana saja kita berpacaran aku tidak pernah bosan."
Kyaaa, author kok merona. Astaga sweetnya pacarku didalam story.
Back to story.
Miwa yang mendengakan ucapan kekasihnya merona dibuatnya. Kemudian membalas ucapan kekasihnya.
"Gombal sekali," ucap Miwa dengan rona merah diwajahnya.
Naji yang mendengar ucapan dan melihat rona merah diwajah kekasihnya tersenyum dibuatnya kemudian membalas ucapan Miwa.
"Kau tetap suka akan gombalku kan. Buktinya wajahmu merona."
"Tidak, aku sama sekali menyukai gombalanmu," ucap Miwa memalingkan wajahnya berusaha menyembunyikan rona merah diwajahnya.
Naji yang melihat itu, menarik kekasihnya dalam pelukannya. Sementara yang ditarik kaget akan tindakan kekasihnya.
"Sembunyikan saja wajah meronamu dalam dekapanku karena aku sangat menyukainya."
Miwa yang mendengar segera sadar dari rasa keterkejutannya dan langsung menyembunyikan wajahnya pada dada bidang sang kekasih.
Disisi lain sahabatnya Naji yaitu Taci yang duduk disamping tempat duduk mereka sedikit mual dibuatnya dan memilih bercerita dengan kekasihnya.
"Uwek, bukankah mereka mengelikan sayang."
Izami yang mendengar ucapan kekasihnya menyunggingkan senyuman diwajah cantiknya. Kemudiaan membalas ucapan Taci.
"Biarkan saja sayang, namanya juga orang khasmaran memang biasa begitu."
"Tapi aku tidak sealay itu, saat dua bulan kita berpacaran."
"Setiap orang menunjukan rasa kasihnya dengan cara berbeda satu sama lain, sayang. Mereka melakukan dengan cara manis dan kau sedikit manis tapi bisa membuatku bahagia."
Taci yang mendengarkan perkataan kekasihnya merasa senang dibuatnya dan kembali membalas ucapan Izami.
"Berarti kau selama ini suka dengan caraku memberimu cinta."
"Bisa dibilang begitu."
Taci menarik Izami dalam pelukannya dan yang ditarik tadinya kaget tapi mengembangkan senyumnya karena tindakan kekasihnya.
"Terimakasih atas 5 bulan kebersamaan kita dan kau begitu menerima segala kekurangan dan kelebihanku," ucap Taci sambil menghiru aroma bunga sakura dari tubuh kekasihnya.
"Sama-sama dan terimakasih juga menerimaku aa adanya," ucap Izami sambil membalas pelukan kekasihnya.
"Ya, aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu."
Orang-orang yang ada dikelas tersebut hanya menata iri kedua pasangan tersebut dan merasa semakin patah hati karena kedua pangeran dikampus mereka semakin romantis dan mereka jomblo. Nasib jomblo yang iri melihat keromantisan oranglan.
Beberapa saat lkemudiaan mereka menghentikan acara romatis-romantisan mereka karena bel masuk sebentar lagi berbunyi dan Izami belum masuk kekelasnya.
"Sayang aku kembali kekelas dulu ya," ucap Izami sambil meleaskan pelukannya.
"Ya, hati-hati sayang."
"Ya. Naji dan Miwa aku kekelasku dulu!"
"Ya, hati- hati Izami-chan."
"Iya, Miwa-chan.
Naji memilih tidak membalas ucapan Izami karena ia juga orang yang lumayan dingin.
Izami segera meninggalkan kelas bisnis dan menuju kelasnya dengan sedikit berlari kecil karena takutnya kalau dia berjalan santai bel masuk akan berbunyi dan nantinya ia terlambat.
Jangan lupa dukungannya!
Terimakasih
29/12/20
By:Miwa