Ina yang bosan dengan aksi suapa-suapanya dengan Randi kembali membuka suaranya dan sedikit mengoda sang pria. Entah mengapa saat ia memarahi Randi tadi dan juga terancing emosi membuatnya merasa sedikit rasa bersalah. Ingat sedikit bukan merasa bersalah sekali.
"Woi, mayat bisakah kau makan memakai tanganmu sendiri! Aku berasa menjadi kacungmu harus menyuapi tuannya."
Randi yang mendengar ucapan Ina langsung membalas ucapan sang gadis setelah menelan makanannya.
"Mukamu memang seperti babu buat apa kau pura-pura malu."
Ina yang tadi ingin mengoda Randi terlihat kesal karena ucapan sang pria.
"Sialan kau mayat gadis cantik sepertiku bukan muka babu tapi muka princess."
Randi yang mendengar ucapan Ina dan terlihat membanggakan diri sendiri sedikit mual mendengarnya.
"Cih, kau percaya diri sekali mukamu sama upil kudanil saja lebih bagusan upil kudanil."
"Dasar kau sialan dan kau memang babi."
"Babi lebih mencerminkan dirimu daripada diriku," ucap Randi sambil mengambil makanan dipangkuan Ina.
"Sialan kau mayat."
Randi terlihat tidak memerdulikan perkataan Ina dan memilih melanjutkan makannya yang dia ambil saat berbicara dengan sang gadis.
Sedangkan Ina yan baru sadar bekalnya sudah diambil Randi memilih mengambil sumpit dan mengambil makanan diwadah tersebut setelah sang pria makan duluan.
Sementara pasangan Randa dan Hanita terlihat akur-akur saja saat makan bersama tidak seperti pasangan Randi dan Ina yang selalu saja bergaduh saat bersama disituasi apapun.
Randa yang terlihat romantis menyuapi sang gadis dan dia menyuapinya dengan hati-hati.
Hanita yang disuai Randa dengan hati-hati tersipu dibuatnya terlihat rona merah dikedua pipinya diwajah alaminya.
"Ano.... Randa terimakasih sudah menyuapi aku."
Randa yang mendengar ucapan Hanita terlihat tersenyum dibuatnya. Senyuman yang jarang dia lihatkan keorang tetapi ia tujukan didepan gadis yang disukainya.
Sementara yang diperlihatkan senyuman tersebut terlihat terpesona karena bila Randa tersenyum ketampannya bertambah berkali-kali liat.
"Tampan," ucap Hanita tanpa sadar.
"Aku memang tampan, Hanita kau baru menyadarinya kah?"
Hanita segera sadar dari ucapannya tadi setelah mendengar perkataan Randa.
"E, ano.... itu. Emz, bukan begitu maksudnya tapi," ucap Hanita kebinggungan.
Randa yang melihat Hanita binggung tidak bisa menahan senyumnya melihat orang yang disukainya kebinggungan.
"Aku tau maksudmu, Hanita tidak perlu binggung begitu tadi aku hanya mengodamu saja."
"Randa hanya mengodaku saja, jahat sekali," ucap Hanita memukul pelan lengan Randa.
Randa yang dipukul pelan oleh Hanita kembali mengoda gadis tersebut.
"Awh, sakit sekali Hanita," ucap Randa pura-pura kesakitan.
Hanita yang melihat Randa terlihat kesakitan merasa bersalah dan khawatir.
"Maaf, Randa aku tidak sengaja dan mana yang sakit?" ucap Hanita terlihat khawatir.
Randa yang melihat Hanita khawatir dan juga bersalah adanya merasa tidak tega mengoda sang gadis lagi.
"Aku hanya mengodamu dan kau tidak perlu khawatir begitu, Hanita," ucap Randa sambil mengenggam tangan Hanita.
Hanita yang mendengar ucapan Randa merasa lega dan tanpa dia sadari air matanya menetes karena saking khawatirnya dan rasa bersalahnya pada sang pria.
"Hiks.... jahat aku tadi khawatir dan merasa bersalah tau."
Randa yang melihat gadis yang dia sukai meneteskan air mata merasa tidak tega dan tanpa ia sadari. Dia menarik Hanita dalam pelukannya.
Sementara yang dipeluk kaget dibuatnya oleh tindakan Randa.
"Maaf kalau tadi aku keterlaluaan adamu tapi aku mohon jangan menangis karena tangisanmu membuat hatiku sakit," ucap Randa tulus.
Hanita yang mendengar ucapan Randa merasa tersanjung akan ucapannya. Sang pria begitu menghargainya dan menyayanginya. Ia membalas pelukan Randa karena ucapannya membuatnya tersanjung.
Akhirnya terjadi aksi peluk-pelukan dari pasangan Randa dan Hanita. Dari kejauhan terlihat Ina dan Randi yang cemburu karena tindakan mereka. Sang pria ingin sekali romantis mereka tatapi gadis didepannya terlebih dahulu menahan Randi dengan cara mengenggam tangannya.
"Biarkan mereka seperti itu, jangan kau ganggu mereka! Mungkin saja Randa menghibur Hanita karena kejadian kemarin yang menimpanya dan juga pertengkaran kita tadi."
Randi yang mendengar ucapan Ina hanya bisa mengepalkan tangannya karena yang diucapkan sang gadis ada benarnya.
Kembali ada pasangan Randa dan Hanita yang masih berpelukan. Salah satu dari mereka tersadar memeluk orang didepannya. Segera melepas pelukan tersebut dan meminta maaf.
"Maaf, Hanita aku tidak sengaja memelukmu tadi aku hanya merasa tindakan yang kulakukan tadi keterlaluan hingga membuatmu menangis."
"Emz, tidak apa-apa Randa aku tau kok alasanmu memelukku."
"Terimakasih atas pengertiannya dan bagaimana lukamu?"
"Emz, lukaku sudah tidak terlalu sakit tidak seperti kemarin yang begitu sakit."
"Sialan orang yang melukaimu. Lihat saja aku akan mencarinya dan membalasnya lebih dari yang kau rasakan saat ini," kesal Randa.
Entah mengapa setiap bersama Hanita. Randa begitu banyak bicara berbeda dengan sifat aslinya yang begitu dingin. Mungkin karena orang yang ada didekatnya orang yang dia sukai.
"Sudah, Randa jangan menaruh dendam pada orang yang melukaiku. Bila kita membalas perbuatan orang yang jahat ada kita terus apa bedanya kita dengan mereka."
Randa terlihat setuju dengan ucapan Hanita.
"Benar juga yang kau katakan, Hanita. Lebih baik kita menghabiskan bekalmu karena kurang 30 menit lagi bel pertanda masuk berbunyi," ucap Randa sambil melihat jam ditangannya.
"Baiklah, Randa."
Akhirnya pasangan tersebut melanjutkan makannya yang tertunda karena obrolan tadi. Sementara Randi dan Ina hanya bisa menahan kecemburuaan mereka melihat kemesraan pasangan tersebut.
Beberaa saat kemudian bel yang dibicaran Randa berbunyi dan otomatis mereka harus bersiap menuju kelas mereka masing-masing.
Brettt.... brettt.... brettt....
Ina dan Randi segera menuju tempat keberadaan Randa dan Hanita karena sudah tidak bisa melihat keromantisan yang mereka buat.
Setelah samai ditempat tersebut, Ina membuka suaranya.
"Hanita, ayo kita kekelas!"
Hanita yang sedang membereskan bekal makanya segera mempercepat acara berberesnya dan setelah selesai segera berdiri dari duduknya untuk menuruti ajakan sahabatnya.
"Baiklah, ayo kita kekelas Ina!"
"Ya."
Akhirnya Hanita dan Ina menuju kelas mereka meninggalkan Randa dan Randi yang masih ditempat tersebut.
"Randi, mari kita kekelas sebelum guru sampai dikelas!"
"Sebentar aku ingin bicara padamu. Kau tadi memeluk, Hanita alasanmu apa?"
Randa yang melihat sang adik cemburu terlihat akan membalas ucapannya tetapi dia teringat waktu masuk telah tiba. Maka, ia menunda ucapannya.
"Aku akan menjawab pertanyaanmu nanti pas dirumah. Sebaiknya kita kekelas sebelum guru sampai dikelas kita!"
Randi terlihat membenarkan ucapan kakaknya.
"Baiklah, aku akan tunggu penjelasanmu dirumah nanti. Mari kita kekelas!"
"Hn."
Randa dan Randi menuju kelas mereka menyusul Hanita juga Ina yang duluan kekelas mereka.
Beberaa saat kemudian akhirnya mereka sampai dikelas masimg-masing dan untungnya guru belum sampai dikelas mereka dan itu membuat mereka lega dibuatnya.
Jangan lupa dukungannya!
Terimakasih
21/12/20
By:Miwa