Chereads / Randi dan Hanita / Chapter 32 - 30

Chapter 32 - 30

Tampak keluarga Nugraha makan dengan tenang tanpa ada percekcokan lagi dan hanya suara sendok dan piring yang terdengan dari acara makan mereka karena itu, sudah dari dulu terjadi bisa dibilang sudah kebiasaan. Memang selain keluarga Wijaya, keluarga Nugraha juga menjujung kesopanan dan menurut mereka berbicara saat makan tidaklah sopan.

Randa yang sudah selesai dengan acara makannya segera minum air putih yang sudah dituangkan ibunya sebelum mereka makan tadi. Setelah itu, ia berpamitan keada ayah serta ibunya untuk menuju sekolahnya.

"Kaa-san dan Tou-san aku berangkat duluaan, ya!" ucao Randa sambil bersalam dengan kedua orangtuanya seleas itu pergi.

"Baiklah, Randa. Hati-hati dijalan," teriak Sifa.

Randa yang mendengar teriakan ibunya membalas dengan kata-kata singkat.

"Hn."

Sementara sang ayah memilih melanjutkan makanan tidak membalas ucapan anaknya yamg berpamitan karena dingin adalah sifatnya dan si kembar mengikuti sifat sang ayah.

Randi yang juga selesai dengan acara sarapannya segera minum dan langsung berpamitan dengan ayah dan ibunya.

"Aku berangkat dulu, Tou-san dan Kaa-san!" ucap Randi sambil mencium tangan dan ibunya selepas itu pergi.

"Hati-hati, sayang!" teriak Sifa kembali.

Randi yang mendengar suara teriakan ibunya langsung membalas ucapannya.

"Iya, Kaa-san."

Randa dan Randi segera menuju mobil mereka yang sudah disiapkan sopir kepercayaan ayahnya dan setelah mereka masuk kedalam mobil dan memakai sabuk pengaman mereka langsung melajukan mobil mereka menuju sekolahan mereka.

Taci dan Sam yang baru selesai dengan acara sarapan mereka langsung berpamitan dengan Nyonya Nugraha. Sang ayah duluan berpamitan dengan istrinya setelah itu, Taci yang berpamitan dengan sang ibu.

Cup...

""Aku berangkat dulu, sayang," ucap Sam sambil mencium kening istrinya.

Sifa yang dicium keningnya oleh sang suami memejamkan matanya dan kemudian membuka matanya setelah kecupan dikeningnya dilepaskan oleh suaminya.

"Hati-hati, Ananta!"

Sam membalas ucapan sang istri dengan senyuman dan selepas kecupannya kemudian dia pergi.

Setelah sang ayah pergi kini giliran Taci yang berpamitan dengan ibunya.

"Kaa-san aku berangkat dulu!" ucap Taci sambil mencium pipi ibunya.

"Ya, hati-hati!"

Taci segera melepaskan ciuman diiinya apa sang ibu setelah itu, membalas ucapan sang ibu.

"Iya, Kaa-san. Ya sudah, Taci berangkat keliah dulu!" ucap Taci sambil berlalu pergi.

Sifa yang melihat kepergian suami dan ketiga anaknya segera melanjutkan pekerjaan sebagai seorang istri.

Sementara dikediaman Wijaya terlihat keluarga tersebut ditemani Miwa sedang sarapan bersama.

Mereka makan dengan tenang tanpa ada suara dan yang terdengar hanya suara sendok dan piring yang saling beradu.

Beberaa saat kemudian mereka telah menyelesaikan acara sarapan mereka dan Naji yang sudah selesai dengan acara minummnya langsung membuka suaranya.

"Hana, sepertinya kakak tidak bisa mengantarmu kesekolahan karena harus mengantar Miwa mengambil buku untuk kuliah nanti."

Hanasi yang diajak bicara oleh kakaknya segera membalas ucapan sang kakak setelah minum.

"Tida apa-apa, kak. Aku bisa naik bis menuju sekolahan nantinya."

"Tidak boleh kau naik bis, kita masih ada sopir pribadi nanti aku akan menyuruhnya mengantarmu. Sangat berbahaya untukmu kalau kau tidak diawasi diluaran sana banyak kejahatan."

Hanasi yang tau kakaknya overprotektif hanya bisa menghela napas setelah itu, membalas ucapan kakaknya.

"Iya-iya, kakak aku nanti diantar sopir kita aja."

"Bagus, kau tidak tau banyak laki-laki mesum yang bisa menerkammu diluaran sana."

"Iya-iya kakakku yang overprotektif."

"Kakak over begini demi melindungi kaliaan adik-adikku yang cantik ini," ucap Naji sambil mengacak-acak rambut Hanasi.

Hanasi yang diacak-acak rambutnya hanya mengerucutkan bibirnya karena rambutnya jadi berantakan karena ulah sang kakak.

"Ish, kakak rambutku jadi berantakan karena ulahmu," kesal Hanasi.

Naji yang melihat adiknya kesal hanya bisa tersenyum dibuatnya.

Sementara Miwa dan Hanita yang melihat Naji juga Hanasi hanya bisa menyunggingkan senyumnya.

Hanita segera membuka suaranya karena ia harus berangkat sekolah dan takutnya Ina sudah berada diluar rumahnya.

"Kak Naji, kak Miwa dan Hanasi aku duluan, ya takutnya Ina sudah ada diluar untuk menjemputku!"

Miwa yang dari tadi diam membuka suaranya karena mendengar ucapan Hanita yang berpamitan padanya.

"Ya, hati-hati Hanita!"

"Iya, kak Miwa."

"Hati-hati kak Hanita."

"Iya, Hanasi."

"Hati-hati, Hanita."

"Iya, kak. Aku berangkat dulu."

Setelah mengatakan itu, Hanita segera menuju keluar dari rumah untuk menuju tempat biasanya ia dijemput Ina meninggalkan mereka bertiga yang masih dimeja makan.

Hanasi yang melihat kakaknya sudah pergi memilih mempersiapkan segla keperluaanya untuk sekolah dan setelah keprluaanya sudah siap ia mengambil bekal yang sudah disiapkan oleh kakak peremuannya. Bekal telah masuk ketasnya sekarang iya tinggal berangkat menuju sekolahnya dan juga menyuruh sopir pribadi keluarganya mengantarnya kesekolah.

"Kak Naji dan kak Miwa aku berangkat dulu dan buat kakak laki-lakiku yang over nanti yang menyuruh sopir pribadi kita aku saja!"

"Berarti kakak tidak perlu bilang kepada sopir kita untuk mengantarmu?"

"Iya, kak."

"Ya sudah sana berangkat!"

"Oke, duluan ya kak Miwa."

"Iya, hati-hati."

"Iya, kak Miwa."

Hanasi segera keluar dari rumah untuk mrnyuruh sopir pribadinya untuk mengantarnya menuju sekolahan.

Sementara Miwa dan Naji yang masih dimeja makan memutuskan bersiap menuju kampus mereka tapi sebelum itu sang pria mengambil bekal yang sudah disiapkan oleh adiknya tetapi harusnya tinggal satu bekal tetapi terlihat ditempat biasa adiknya menaruh bekal ada satu lagi bekal dan sepertinya itu untuk kekasihnya.

"Sayang sepertinya, Hanita juga menyiapkan bekal untukmu juga."

Miwa yang mengendong tasnya segera mendatangi kekasihnya untuk melihat bekal yang dimaksud Naji.

Setelah sampai ditempat sang kekasih ia segera mengambil bekal yang sudah disiapkan Hanita.

"Wah, emang adikmu itu sangat perhatiaan padaku ya."

"Aku sayang padamu dan perhatian padamu juga."

"Bisa-bisanya gombal dipagi hari."

"Itu tidak gombal tapi itu tulus dari hatiku."

"Iya-iya."

Naji yang mendengar ucapan kekasihnya mendekatkan wajahnya ada Miwa dan mencium pipi kekasihnya.

Cup....

Miwa yang tiba-tiba dicium kekasihnya membulatkan matanya karena kaget akan tindakan sang kekasih.

Naji melepaskan ciumannya dan melihat wajah sang kekasih dan setelah melihatnya ia dibuat tersenyum karena pasti Miwa kaget akan tindakannya.

"Sayang, aku mencintaimu dan tidak perlu kau kaget begitu karena ciumanku."

Miwa yang mendengar ucapan kekasihnya segera sadar dari rasa kagetnya dan rona merah langsung ketara dwajah cantiknya.

Naji yang melihat sang kekasih merona kembali tersenyum dibuatnya.

"Kau malah merona, lucu sekali dan aku makin sayang padamu. Ya sudah mendingan kita berangkat saja menuju rumahmu setelah itu, baru kekamus!" ucap Naji sambil menarik tangan Miwa.

Miwa yang tangannya ditarik oleh kekasihnya hanya bisa mengikuti tarikan tersebut dan menutupi wajahnya dengan bekal makan yang sudah disiapkan oleh Hanita.

Sementara Hanita yang sudah dijemput oleh sahabatnya dari tadi dan ini mereka sedang perjalanan menuju sekolah mereka. Sama halnya dengan Hanita yaitu adiknya Hanasi yang juga dalam perjalanan menuju sekolahannya diantar oleh sopirnya.

Tbc...

Jangan lupa dukungannya!

Terimakasih

27/12/20

By:Miwa.