Pertengkaran Ina dan Randi masih berlanjut dimana sang gadis yang terus memarahi sang ria dan yang dimarahi terlihat tidak tau apa-apa. Orang yang ada disitu terlihat bingung harus melerai darimana karena mereka juga tidak mengerti keadaan yang ada disekitar mereka.
"Kau Randi Nugraha hanya diam layaknya batu pada fansmu yang gila itu, hingga tidak sadar banyak korban dari ulah fansmu itu dan kau tidak mau menegur mereka. Kau sungguh lelaki brengsek," ucap Ina enuh emosi.
"Memang apa yang dilakukan fansku pada, Hanita?"
"Kau itu bodoh atau pura-pura bodoh bukankah sudah kutunjukan keadaan sahabatku tadi dan kau bisa-bisanya tanya seperti itu."
Randa yang dari tadi diam membuka suaranya dan coba melerai mereka karena pertengkaran ini tidak akan berhenti bila tidak ada yang melerai atau salah satu dari mereka mengalah.
"Sudahlah kalian jangan bertengkar kita bicarakan masalah ini baik-baik tak perlu ada pertengkaran. Kau Ina jelaskan masalah ini secara rinci karena Randi tidak mengerti begitupula aku dan mungkin saja Hanita juga tidak mengerti."
Itu adalah terpanjang yang diucapkan Randa selama hidup didunia ini menurutnya karena biasanya dia tidak pernah bicara sepanjang itu.
Ina nampak semakin emosi setelah mendengar ucaan Randa. Entah kenapa walau dia akan mendekati sang pria tetapi kejadiaan yang menimpa sahabatnya tidak sama sekali membuatnya emosinya redam mendengar suara Randa.
"Kata keluarga Nugraha diberkati dengan kepintaran yang luar biasa tapi masalah seperti ini mereka tidak mengerti. Mana kepintaran itu malah yang kulihat saat ini kebodohan kalian bukannya kepintaran kalian."
Randi terlihat tidak terima dengan ucapan Ina yang membawa-bawa nama keluarganya dalam masalah mereka.
"Jaga ucapanmu nenek lampir. Kau boleh mengataiku bodoh tapi jangan bawa nama keluargaku karena kau tidak tau tentang kami," ucap Randi sambil menunjuk wajah Ina.
"Kalau kau tidak mau aku membawa nama keluargamu dalam masalah ini, pahami masalah ini dengan otakmu yang bodoh itu!"
"Masalah apa yang kau maksud, apa masalah luka Hanita? Kalau itu, aku tidak mengerti sama sekali dan juga bukan aku yang mekukainya."
"Memang kau tidak melukai, Hanita tetapi ulah salah satu fansmu yang gila itu dan disini juga salahmu karena kau hanya diam saja dan tidak memperingatkan fansmu itu."
Randi terlihat kaget dengan ucapan Ina karena luka yang didapat Hanita berasal dari salah satu fansnya dan dia memang selama ini diam saja atas segala perilaku fansnya karena ia tidak mau berurusan dengan orang yang mengaguminya. Ternyata fansnya malah melukai wanita yang dekat denganya, maka wanita yang dekatnya memilih pergi darinya tanpa memberi tau alasan kepergiaan mereka.
"Aku sama sekali tidak tau bahwa fansku selama ini begitu pada wanita yang dekat denganku."
"Itu karena kau terlalu acuh dengan mereka hingga mereka ngelunjak dan merasa perbuataanya benar. Jadi, jauhi Hanita atau kau urus fans gilamu itu!"
Randa dan Hanita yang sudah paham alasan Ina marah-marah ada Randi memilih mendengarkan kembali masalah mereka karena masalah ini hanya mereka yang bisa menyudahinya masalah ini.
"Ina aku minta maaf bila tanpa sengaja luka yang didapat, Hanita berasal dari fansku."
Ina coba meredam emosinya setelah mendengar ucapan Randi dan dia juga berpikir kalau terus mengandalkan emosinya maka masalah ini tak akan berakhir.
"Hah, kau urus fansmu itu dan jangan pernah mereka sentuh sahabatku lagi atau aku benar-benar akan memisahkanmu dengan Hanita atau malah melukai mereka!"
"Baiklah mulai sekarang aku akan memperingatkan fansku dan tidak acuh pada mereka lagi."
"Hn, aku pegang kata-katamu."
"Ya, bolehkah aku melihat Hanita?"
"Ya, lihatlah," ucap Ina sambil menarik Hanita kedepannya.
Randi yang melihat Hanita sudah didepannya segera melihat keadaannya dan ia merasa bersalah tidak bisa menjaga sang gadis yang diserang salah satu fansnya.
Randa yang melihat Hanita terluka terlihat mengepalkan tangannya karena tidak bisa melindungi sang gadis dari fans adiknya dan dia merasa menjadi lelaki bodoh tidak bisa menjaga seorang gadis.
"Hanita lukamu tidak apa-apakan? Maafkan aku karena kelakuaan fansku kau jadi begini!"
"Ini bukan salah, Randi-kun aku yang harusnya tau dekat denganmu harus menanggung resiko seperti ini."
Randi semakin merasa bersalah setelah mendengar ucapan Hanita. Ia merasa selama ini tindakannya salah membiarkan perilaku fansnya yang berbuat nekat.
"Hanita jangan bicara seperti itu dan maaf atas nama fansku!"
"Tak apa, Randi-kun. Ini hanya luka kecil kau tak perlu merasa bersalah."
"Tapi"
Saat Randi akan melanjutkan ucapannya terhenti setelah mendengar suara perut Hanita.
Krucuk....
"Kau lapar, Hani?"
Hanita yang perutnya berbunyi terlihat malu karena suara perutnya didengar oleh Randi dan dia rasa yang lain juga mendengarnya.
"Lebih baik kau makan dengan bekal yang kau bawa, kebetulan aku juga lapar!" ucap Randi sambil mengenggam tangan Hanita.
Ina yang melihat tangan sahabatnya digenggam oleh Randi melepaskan genggaman tersebut dan membuka kembali suaranya.
Randi yang tiba-tiba genggaman tangannya dipisah oleh Ina segera melihat sang gadis.
"Kau makan denganku dan Hanita dengan Randa karena aku tak mau nanti fansmu kembali melukai sahabatku," ucap Ina menarik Randi.
Randi yang ditarik Ina terlihat pasrah dan membenarkan ucapan sang gadis.
Hanita yang masih tidak mengerti akan kejadiaan barusan terlihat binggung dan mencoba mencerna kejadiaan tadi dengan melamun.
Randa yang melihat Hanita melamun dan asti memikirkan kejadiaan tadi terlihat tidak bisa menahan senyumnya dan memutuskan menarik tangan sang gadis dan mengajak makan bersamanya.
Sementara yang ditarik masih binggung kenapa dia ditarik oleh sang ria.
Randa yang sudah menemukan tempat yang pas untuk mereka duduk dan makan bekal yang dibawa Hanita membuka suaranya.
"Duduklah, Hanita dan kita makan bekalmu! Aku tau kau tidak mengerti alasan tarikan tanganku tadi tapi yang pasti saat ini lebih baik kita makan keburu masuk."
Hanita yang mendengar ucapan Randa mulai paham keadaan sekitar dan menuruti kemauan sang pria untuk duduk dan makan. Ia membuka bekalnya dan menyuapi Randa untuk makan terlebih dulu.
Randa yang akan disuapi Hanita mengambil sumpit dari tangan sang gadis dan digantikan menyuai gadis disampingnya.
"Aku tau kau lapar. Jadi, makanlah duluan dan buka mulutmu untuk menerima suapan dariku!"
Hanita yang mendengar ucapan Randa terlihat malu karena sang pria tau dia lapar dan mau tak mau dia membuka mulutnya untuk menerima suapan Randa.
Akhirnya terjadi aksi suap-suapan dari orang yang berbeda pasangan walau Randi dan Ina terlihat tidak akur tetapi mereka lapar. Jadi, walau tidak akur dan tadi bertengkar mereka saling menyuapi karena rasa lapar yang menguasai mereka dan rasa tidak peduli mereka rasakan karena terpenting sekarang perut mereka kenyang dan tidak kelaparan lagi.
Jangan lupa dukungannya!
Terimakasih
20/12/20
By:Miwa