Chereads / Randi dan Hanita / Chapter 24 - 22

Chapter 24 - 22

Waktu terus berputar dan para guru silih berganti memberikan mata elajaran yang mereka emban dan terlihat ara murid mendengar penjelasan guru dengan seksama walau ada yang mendengarkan tetap tidak mengerti pelajaran yang diberikan oleh gurunya contohnya Nafi. Ia mendengarkan penjelesan guru tetapi masih tidak mengerti mungkin karena otaknya dibawah rata-rata dan dia lebih ahli dalam bidang olahraga daripada mata pelajaran.

Walau Nafi bodoh dalam mata pelajaran dan sering mencontek saat mengerjakan tugas atau ulangan tetapi dia ahli dalam bidang olahraga contohnya basket. Ia termasuk anggota basket disekolahan mereka dan dia suka ikut lomba dan memenangkan juara 1 bersama tim basketnya.

Nafi berikir kenaa dibidang olahraga dia ahli sedangkan dimata pelajaran ia mendapat nilai rendah sungguh kebingungan yang tidak bisa dia terima dalam otaknya yang tidak seberapa.

Nafi yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang ada diotaknya memilih menanyakan pada Shima orang yang duduk disampingnya dengan suara seperti bisikan agar tidak terdengar oleh guru.

"Shima, kau tau tidak kenapa otaknya saat digunakan untuk belajar tidak sampai sedangkan saat olahraga otakku sampai dan bisa dibilang ahli?"

Shima yang diajak omong oleh Nafi saat ia tengah konsen mendengarkan penjelasan guru merasa pertanyaan temannya sedikit tidak penting tetapi bila dia tidak menjawab pertanyaan itu, maka orang disamping akan bertanya terus menerus.

"Kau kalau ada dasarnya bodoh ya mau diapain tetap bodoh," jawab Shima jujur.

Nafi yang dikatai Shima bodoh terlihat tidak terima tapi ucapan temannya benar adanya.

"Inginku marah padamu karena tega berkata seperti itu tetapi perkataanmu benar adanya dan tidak alasan aku marah," ucap Nafi dengan dramatis.

Shima yang melihat teman disampingnya mulai dramatis mengeluarkan kata andalannya.

"Merepotkan."

Setelah obrolan kecil mereka pada akhirnya keduanya kembali mendengarkan penjelasan guru.

Randi yang tidak sengaja mendengar obrolan kedua temannya sedikit menyunggingkan senyumnya karena obrolan mereka tadi sedikit lucu baginya.

Randa yang duduk disamping adiknya walau terlihat memerhatikan penjelasan guru tetapi matanya bisa melihat saudaranya tersenyum dan itu membuatnya ikut bahagia karena Randi bisa berekpresi setelah kenal dengan Hanita tidak menampilkan senyum palsu terus-terusan.

pelajaran demi pelajaran para murid dengarkan dan pelajari hingga tanpa terasa saat istirahat pun tiba.

Brettt.... brettt.... brettt....

Guru yang mendengar bel istirah berbunyi segera mengakhiri pelajaran mereka dan kembali kekantor sedangkan para murid mengisi perut mereka yang kelaparan sehabis otak mereka diperas saat pelajaran tadi.

Randa dan Randi menuju kantin untuk membeli makan dan sedikit cemilan setelah itu menuju atap sekolah tatapi saat mereka akan menuju atap sekolah perjalanan mereka dihentikan oleh suara Nafi yang mengajak mereka berbicara.

"Hei, tiang dan mulut cabe. kenapa kalian suka sekali makan ditempat yang kalian biasa gunakan dan bukan dikantin saja bergabung bersama aku dan Shima?"

Seperti biasa Randa terlihat mengabaikan ucapan Nafi dan otomatis ucapan atau lebih tepatnya pertanyaan orang yang menanyai mereka dijawab oleh Randi.

"Hei, manusia bodoh kami suka ketenangan dan tempat ini terlalu berisik terlebih suara jelekmu yang merusak gendang telinga. Maka, kami memilih pergi daripada gendang kami rusak karenamu," ucap Randi dengan senyum palsunya.

"Sialan kau, Randi."

Setelah Randa dan Randi rasa tidak ada lagi obrolan yang akan Nafi ucapkan mereka kembali meneruskan perjalanan mereka keatap sekolah.

Sementara Ina dan Hanita yang sudah sampai diatap terlihat menikmati pemandangan dari atap sekolah mereka karena ditempat tersebut mereka bisa melihat sekolahan mereka dan indahnya langit yang begitu cerah.

"Hei, Hanita ternyata pemandangan disini cukup indah. Kita harus sering-sering menikmati pemandangan disini," ucap Ina sambil melihat langit.

Hanita yang diajak bicara oleh Ina terlihat menyetujui ucapan sahabatnya karena memang benar pemandangan disini bagus. Langit yang terlihat indah serta pemandangan sekolah mereka yang jelas dari sini.

"Ya, kau benar, Ina pemandangan disini begitu indah dan kita harus sering kemari," ucap Hanita juga melihat langit.

Aktivitas mereka tidak luput dari pengawasan orang yang tidak menyukai Hanita karena ia pikir sang gadis telah merebut orang yang dia sukai.

"kau nikmati saja kesenangan sementara ini wanita murahan dan sahabatnya sebelum kesengsaraan mendatangi kalian."

????

Ina yang merasa ada yang mengawasi mereka kembali membuka suaranya.

"Siapa yang mengikuti dan mengawasi kami? Bisakah kau keluar dan jangan jadi pengecut yang hanya bisa sembumyi tanpa menunjukan diri!"

Orang misterius yang mengawasi mereka memilih pergi dari tempat tersebut.

"Sialan kau teman si wanita murahan," ucap orang misterius sebelum meninggalkan tempat tersebut.

????

"Hei, bisakah kau keluar!"

Merasa tidak ada respon membuat Ina kesal karena pasti orang yang mengawasi serta mengikuti mereka sudah pergi dari tempat tersebut.

"Sialan dia sudah pergi."

Hanita yang tidak tau diikuti dan diawasi seseorang serta tidak mengerti keadaan sekitar memilih bertanya pada sahabatnya.

"Ina memang siapa yang mengikuti kita dan juga mengawasi dan ada apa ini."

"Kau memang tidak peka dengan keadaan sekitar bahwa kita sedang diawasi dan diikuti dan aku rasa orang itu yang telah melukaimu."

Obrolan mereka terputus saat Randi tiba-tiba datang dan ikut mengajukan pertanyaan.

"Siapa yang mengikuti dan mengawasi kalian dan kenapa kau bisa terluka, Hanita?"

Randa yang juga memiliki pertanyaan sama dengan Randi memilih diam biar adiknya yang mengajukan pertanyaan tersebut.

Sementara Ina yang melihat Randi tiba-tiba datang dan mengajukan pertanyaan segera menarik Hanita dan menyembuyikan dibelakanh punggungnya.

Hanita yang tiba-tiba ditarik oleh sahabatnya dan disembunyikan dibelakang punggungnya terlihat kaget dibuatnya.

"Kau Randi Nugraha mulai sekarang jauhi sahabatku dan jangan dekati dia lagi karena kau sahabatku jadi terluka seperti ini."

Randi yang tidak mengerti perkataan Ina dan permintaan sang gadis memilih menanyakan maksud ucapannya pada gadis yang mengajaknya bicara.

"Apa maksudmu, Ina aku harus menjauhi dan juga telah melukai Hanita?"

"Cih, sok tidak tau lihat Hanita jadi terluka akibat salah satu fansmu," ucap Ina kembali menarik Hanita dan memperliatkan pada Randi.

Randi yang melihat Hanita terluka terlihat khawatir ada gadis tersebut.

"Hanita kau kenaa dan siapa yang telah melukaimu?"

Saat Randi akan menyentuh Hanita tetapi Ina terlebih dulu menarik sahabatnya kembali kebelakang punggungnya.

"Jangan sentuh sahabatku dengan tangan kotormu!" teriak Ina.

"Apa maksudmu Ina berkata seperti itu padaku?"

"Cih, kau harusnya malu tidak mengurus fansmu dengan benar hingga melukai banyak gadis yang dekat denganmu termasuk Hanita sahabat terbaikku yang terluka akibat fansmu itu!" ucap Ina teracing emosi.

"Sungguh aku tidak tau bahwa fansku akan senekat ini."

"Itu karena kau terlalu acuh pada fansmu dan itu membuat mereka berpikir tindakan mereka benar adanya."

Randa yang melihat pertengkaran antara adiknya dan Ina terlihat binggung harus berbicara apa.

Sama halnya dengan Randa. Hanita yang masih belum mengerti dengan situasi saat ini memilih diam dan menundukkan kepala dibelakang punggung sahabatnya.

tbc....

Mohon dukungannya!

Terimakasih

19/12/20

By:Miwa