Keesokan harinya, nampak Hanita yang sudah bangun untuk membantu maid dikediamannya memasak untuk keluarga mereka karena itu, sudah menjadi kebiasaanya membantu maid memasak dan dia juga bisa menyediakan bekal untuk kakak, adiknya dan sahabatnya.
Kejadiaan yang menimpa Hanita kemarin sang kakak belum mengetahuinya karena Naji ulang larut malam untuk mengerjakan tugas bersamanya temannya dan sehabis itu, dia menemani kekasihnya yang berada dirumah sendiri bisa dibilang modus bisa berduaan dengan acarnya tanpa ada yang menganggu.
Beberaa saat kemudian pekerjaan memasaknya untuk sarapan keluarganya selesai dan bekal yang akan dia siapkan untuk kakak, adik serta sahabatnya telah selesai tak lupa dia menyiakan bekal untuknya sendiri nanti dan itu dengan porsi banyak karena biasaanya Randi akan makan bersamanya dan bekal untuk Ina dia bawakan porsi banyak karena Rnda juga makan dengan sahabatnya.
Sekarang tugas Hanita adalah membangunkan kakak juga adiknya. Ia terlebih dahulu menuju kamar adiknya karena Hanasi susah dibangunkan dan dia juga kasian ada kakaknya yang ulang larut malam oleh karena itu, ia membiarkan kakaknya istirahat sebentar.
Setelah sampai didepan pintu adiknya. Hanita segera mengetuk pintu Hanasi cukup keras karena bila mengetuk pintu adiknya tidak keras sang adik tidak akan bangun dari tidurnya.
Tokkk.... tokkk.... tokkk....
"Hana, bangun dan bersiap untuk sekolah! Sarapan sudah selesai setelah itu, kau bisa turun untuk sarapan."
Hanasi yang merasa gedoran dipintunya cukup keras segera bangun dari tidurnya dan tau siapa yang menganggu tidurnya bila pagi datang.
"Iya, aku akan bersiap dan setelah itu makan dengan kalian," ucap Hanasi sambil bangun dari tidurnya.
Tampak Hanasi yang belum sepenuhnya sadar karena dibangunkan kakaknya tadi tapi dia berusaha bagun dari tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Hanita yang mendengar suara air mengalir dari kamar adiknya segera meninggalkan kamar tersebut dan gantian menuju kamar kakaknya yang ada disebelah kamar Hanasi dan sebelahnya lagi kamarnya sendiri.
Setelah berjalan beberapa langkah dari kamar adiknya menuju kamar kakaknya akhirnya Hanita sampai didepan pintu kamar Naji dan ia segera mengetuk intu kamar kakaknya lumayan kencang untuk membangun kakaknya.
"Kak Naji bangun ini sudah pagi dan sarapan sudah siap! Bersiaplah untuk kuliah dan setelah itu, sarapan bersama."
Tokkk..... tokkk.... tokkk....
Mendengar ketukan dipintunya membuat Naji bangun dari tidurnya dan ia sudah hafal siapa yang setia pagi mengetuk pintunya untuk membangunkanya. Siapa lagi kalau bukan Hanita.
"Iya, Hanita kakak akan bersiap dan setelah itu sarapan bersama kalian," ucap Naji sambil bangun dari tidurnya.
Sama seperti Hanasi. Naji masih setengah sadar saat dibangunkan Hanita tetapi dia memutuskan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap menuju sekolahannya.
Hanita yang kembali mendengar suara air dan ini dari kamar kakaknya memutuskan untuk menuju meja makan sambil menunggu kakak dan adiknya selesai dengan aktivitas persiapan mereka.
Saat akan menuju meja makan, Hanita merasakan getaran diponselnya pertanda ada yang menelponnya dan ia segera mengambil ponselnya yang berada disakunya dan melihat siapa yang menelponnya. Setelah tau siapa yang menelponnya dia segera mengangkat telpon tersebut dan kalian tau siapa yang menelponnya yaitu Ina yang menelpon Hanita entah alasan apa sang sahabat menelponnya dan tumben sahabatnya menelon dipagi hari.
Drttt.... drttt.... drttt....
"Ya, hallo Ina! Ada apa kau menelponku dijam segini?"
Ina selaku orang yang menelpon Hanita setelah mendengar orang yang ditelponnya berbicara segera menyampaikan alasannya menelpon sahabatnya.
"Nanti kau tidak perlu mengunakan sepedamu karena aku yang akan menjemputmu dan kau tidak boleh menolak keinginanku!"
Hanita yang akan menolak kemaunan Ina nampak tidak jadi mengutarakannya dan memilih menuruti kemaunan sahabatnya karena bila kemauanan sahabatnya ditolak maka sahabatnya akan marah padanya dan menceramahinya habis- habisan.
"Baiklah, aku akan menuruti maumu."
"Bagus. Ya, sudah aku mau makan dan kututup telponnya dulu!"
"Baklah, Ina."
Setelah mendengar jawaban sahabatnya. Ina segera mematikan telponnya dan setelah itu bersiap untuk menuju meja makan.
Tuttt.... tuttt.... tuttt....
Hanita yang merasa sambungan telpon dari sahabatnya sudah terputus segera memasukan kembali ponselnya dikantung dan melanjutkan kembali perjalanannya menuju meja makan.
Setelah sampai dimeja makan, Hanita segera duduk dimeja makan sambi menunggu kakak dan adiknya.
Hanasi yang sudah selesai mandi segera berganti pakaian dan keperluan lainnya dan nanti bila ia selesai dengan aktivitasnya dia akan menuju meja makan.
Sementara Naji yang sudah selesai dengan aktivitas mandi juga berganti pakaian segera turun kebawah untuk menuju meja makan dan sarapan bersama kedua adiknya. Bila kalian tanya dimana kedua orangtua mereka jawabannya orangtua mereka sedang berada diluar negeri untuk urusan bisnis.
Naji yang sudah sampai dimeja makan segera duduk ditempat biasanya dan setelah itu, menyapa Hanita. Alangkah terkejutnya melihat keadaan adiknya yang memiliki luka disikutnya.
"Selamat, astaga Hanita aa yang terjadi padamu."
Hanita yang sudah tau bahwa kakak laki-lakinya lama-lama akan tau luka disikutnya segera membalas ucapan kakaknya.
"Kemarin aku melamun saat mengunakan sepeda dan tidak sadar ada sepeda lain yang berhenti didepanku dan menyebabkan aku mengerem mendadak terus jatuh," ucap Hanita berusaha agar tidak terlihat berbohong.
Mendengar ucapan Hanita yang nampak tidak berbohong Naji rercaya dengan ucapan adiknya dan memberi nasihat padanya.
"Lain kali kau harus lebih berhati-hati lagi, Hanita dan jangan melamun saat bersepeda karena itu sangat berbahaya!"
"Baik, kak."
"Bagus. Dimana, Hanasi dia belum selesai dengan aktivitas bersiapnya kah?"
"Dia sebentar lagi mungkin turun kebawah karena tadi aku sudah membangunkanya dan mendengar dia sudah mandi dan mungkin dia masih perjalanan kemari."
"Sepertinya begitu. Ya, sudah kita tunggu saja dia!"
"Iya, kak."
Akhirnya orang yang mereka tunggu datang dan ikut bergabung untuk makan dengan kedua kakaknya.
"Maaf lumayan menunggu lama tadi masih bersiap."
"Tidak apa-apa, Hana," ucap Hanita sambil tersenyum.
Naji kembali membuka suaranya.
"Ya, sudah leih baik kita segera sarapan keburu makananya dingin!"
"Baik, kak," ucap kedua adiknya.
Akhirnya mereka makan dengan tenang tanpa ada suara dan yang terdengar hanya suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring mereka.
Sementara orang tidak suka pada Hanita nampak masih kesal akan kejadiaan kemarin hingga dia meluakan emosinya ada barang yang ada dirumahnya.
Prang.... prang.... prang.....
"Sialan, gara-gara gadis murahan itu aku harus lebih hati-hati lagi saat mengikuti Randi dan gara-gara sifat murahannya orang yang aku sukai meliriknya. Tak hanya itu, Randa juga suka padanya. Apa bagusnya gadis murahan itu dilihat dari manapun jauh lebih baik aku dimana-mana dari pada dia," ucapnya percaya diri.
????
Bila kalian tanya kemana orangtua gadis misterius tersebut mereka dibawah dan tidak mendengar suara bantingan barang dari putri mereka karena kamar putrinya dilengkapi dengan kedap suara.
tbc.....
Maaf kalau ada typo karena sudah jadi kebiasaan typo dalam penulisan.
Jangan lupa vote dan komen!
Terimakasih
15/12/20
By:Miwa