Hanasi yang masih mengambil bekal yang sudah disiapkan kakaknya dan setelah itu, memasukkan kedalam tas sekolahnya segera berlari menuju tempat Naji berada yaitu diluar rumah mereka. Sang kakak laki-laki selalu mengantarnya menuju sekolah. Dia tidak diizinkan berangkat sendiri oleh kakaknya atau mengunakan kendaraan sendiri karena ia masih kelas satu Sma dan sekolahan yang dia pakai untuk menuntut ilmu cukup jauh tidak seperti sekolahan Hanita yang cukup dekat. Entah kenapa Hanasi memilih sekolah jauh daripada dekat.
Setelah sampai diluar rumah tepatnya didekat mobil Naji berada Hanasi segera memasuki mobil kakaknya tidak lupa menutup pintu mobil dan memakai sabuk pengaman. Naji yang melihat adik bungsunya sudah masuk kedalam mobilnya segera melajukannya untuk mengantar sang adik kesekolahannya.
Sementara diperjalanan Ina dan Hanita diwarnai dengan obrolan kecil mereka.
"Bagaimana lukamu, Hanita?"
Hanita yang ditanya sahabatnya segera membalas ucapan Ina.
"Sudah mendingan tidak seperti kemarin."
"Apa lukanya cukup besar?"
"Tidak terlalu hanya luka kecil saja kau tak perlu khawatir, Ina."
Ina yang mendengar ucapan Hanita untuk tidak khawatir adanya merasa tidak terima dengan ucapan sang gadis tanpa dia sadari ia menghentikan mobilnya pelan dan untungnya jalan itu, cukup sepi.
"Kau bilang aku tidak perlu khawatir. Kau itu sahabatku melihatmu terluka dan ada orang yang mengincarmu tidakkah aku mengawatirkanmu," bentak Ina.
Hanita yang dibentak oleh sahabatnya merasa bersalah dan mengerti bahwa ucapannya salah. Ina adalah sahabatnya dan melihat sahabatnya mengalami kecelakaan walau itu kecelakaan kecil pasti membuatnya khawatir.
"Maafkan aku, Ina kalau perkataanku tadi salah. Kau adalah sahabatku dan melihat sahabatmu mengalami sesuatu pasti membuatmu khawatir,' ucap Hanita sambil menunduk.
Melihat Hanita yang menunduk membuat Ina sadar bahwa tak seharusnya dia membentak sahabatnya. Maka dari itu, ia menurunkan emosinya sebelum akhirnya berbicara kembali pada sahabatnya.
"Hanita kau tau. Aku menyayangimu karena kita sudah berteman sejak kecil dan melihatmu terluka seperti ini membuatku merasa gagal melindungimu sebagai sahabat," ucap Ina dengan sedih.
Hanita yang tadi menunduk mengangkat kepalanya dan melihat kesaming tepat tempat keberadaan sahabatnya berada karena nada suara Ina yang sedih membuat ia merasa tak tega dengan sahabatnya.
"Ina kau sudah melindungiku dari kecil saat dulu aku dibully disekolah dasar dan kejadian kemarin bukan salahmu, itu sebuah kecelakaan yang tidak bisa kita tebak. Maka, jangan bersedih karena kau menjadi sahabatku dalam keadaan suka dan duka itu sudah cukup untukku," ucap Hanita sambil menepuk-nepuk bahu sahabatnya.
Ina yang merasakan pundaknya ditepuk oleh sahabatnya serta mendengar ucapan sahabatnya merasa terharu dan bersyukur memiliki sahabat seperti Hanita. Tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja.
Hiks..... hiks..... hiks.....
Hanita yang mendengar sahabatnya menangis kaget dan merasa apakah perkataannya barusan salah kembali. Ia meleaskan sabuk pengamannya dan langsung memeluk sahabatnya dengan ucapannya.
"Ina maaf bila perkataanku kembali salah jangan bersedih karena aku ada untukmu."
"Hiks.... kau tidak salah, Hanita hanya saja aku merasa beruntung memilikimu sebagai sahabatku didunia ini," ucap Ina sambil membalas pelukan Hanita.
Hanita yang mendengar ucapan sahabatnya tersenyum dalam pelukan mereka.
"Ina kau tau, aku juga beruntung memilikimu dalam hiduku. Sahabat yang selalu ada untukku dalam suka atupun duka dan melindungiku dari kecil hingga sekarang."
"Hiks..... kau adalah sahabat terbaikku, Hanita."
Setelah mengatakan itu, Ina menghapus air matanya saat berada dalam pelukan sahabatnya.
Randa yang melihat dan tau mobil yang berhenti didepannya adalah mobil Ina karena dulu ia pernah melihat sang gadis mengunakan mobil tersebut memutuskan menghentikan mobilnya dan keluar dari mobilnya untuk melihat kenapa Ina menghentikan mobil miliknya ditempat sepi apa sesuatu terjadi padanya ditempat ini.
Tokkk.... tokkk.... tokkk.....
Ina dan Hanita yang masih berpelukkan melepaskan pelukan mereka karena mendengar ketukan dikaca mobil Ina.
Sang pemilik mobil segera membuka kaca mobilnya untuk melihat siapa yang mengetuk intu mobilnya dan betapa kagetnya orang yang mengetuk pintunya adalah Randa.
"Eh, Randa ada apa?" ucap Ina dengan suara orang sehabis menangis.
Randa yang melihat Ina sudah membukakan kaca mobilnya dan berbicara padanya terlihat kaget karena orang yang disukainya ada didalam mobil milik gadis tersebut. Tetapi rasa kagetnya bisa dia tutupi dengan wajah datarnya.
"Kenapa kau menghentikan mobilmu ditempat ini dan kenapa Hanita bisa bersamamu?"
Ina yang mendengar pertanyaan Randa segera menjawab ucapan sang pria.
"Hanya obrolan antara sahabat saja dan kita memang punya rencana berangkat bersama."
Randi yang melihat mobil sang kakak berhenti dijalanan dan terlihat mengobrol dengan orang serta jalanan itu, cukup sepi dan bukan sekolahan mereka memutuskan berhenti dibelakang mobil kakaknya dan mendatangi kakaknya yang terlihat mengobrol dengan seseorang.
"Kak apa yang kau lakukan disini?"
Saat mengucapkan itu, Randi belum sampai didekat kakaknya berada dan otomatis tidak tau Ina dan Hanita orang yang diajak kakaknya mengobrol.
Randa yang mendengar suara adiknya dan sedang menuju tempat keberadaanya memutuskan membalas ucapan sang adik setelah Randi samai ditempatnya. Setelah adiknya berada tepat disaming ia baru membalas ucapannya.
"Hanya menanyakan kenapa Ina berhenti dijalanan cukup sepi dan takutnya ada apa-apa dengan dia ternyata ada Hanita juga didalam mobil."
Randi yang belum melihat keadaan sekitar setelah sampai ditempat kakaknya berada nampak terkejut mendengar nama gadis yang akan dia dekati disebut dari mulut saudara kembarnya.
"Hanita bersama nenek lampir tumben sekali dia tidak mengunakan sepedanya," ucap Randi sambil melihat Hanita.
Hanita yang dilihat Randi nampak menunduk sambil memikirkan ucapan adiknya kemarin untuk sedikit menjauhi Randi.
Sementara Ina yang melihat Randi ada didekatnya terlihat emosi karena tanpa sang pria sadari luka yang didapatkan sahabatnya disebabkan oleh salah satu orang yang suka ada pria tersebut.
"Randa kami berangkat menuju kesekolah duluan," ucap Ina sambil menutup kaca mobilnya.
Randa yang melihat Ina terlihat berbeda setelah kedatangan adiknya merasa bingung kenapa sang gadis seperti itu.
Ina segera melajukan kembali mobilnya menuju sekolahannya.
Randi yang merasa Ina berbeda membuka suaranya.
"Ada apa dengan nenek lamir kenapa dia berbeda?"
"Sudah jangan terlalu diikirkan, Randi mendingan kita menuju sekolahan. Takutnya kita malah terlambat."
"Benar juga yang kakak ucapkan lebih baik kita menuju sekolahan dari ada telat nantinya."
"Hn."
Setelah obrolan terakhir mereka. Si kembar memutuskan kemobil mereka masing-masing dan menuju kesekolahan mereka.
tbc....
Ampe chater 20 belum samai diisekolahan dan masih kisah yang Hanita alami dan konflik sedikit, Maaf kalau berputar-putar karena ide ada aja pas mau bikin adegan sampai disekolahan. Jadi, ditunggu aja adengan sampai disekolahan chapter berikutnya.
Jangan lupa vote dan komen!
Terimakasih
17/12/20
By:Miwa