Chereads / Randi dan Hanita / Chapter 19 - 17

Chapter 19 - 17

Setelah Randi sampai dirumahnya. Ia langsung menuju kamar kakaknya yaitu Randa entah akan terjadi pertengkaran kembali karena sang kakak mengantar orang yangakan didekatinya menuju parkiran sepeda atau malah obrolan biasa dari kedua dua orang tersebut.

Setelah Randi sampai dikamar kakaknya. Ia segera membuka pintu sang kakak dengan kode hari ulang tahunnya. Setelah terbuka, ia segera melihat keadaan sang kakak yang nampak sedang tertidur. Randi langsung membangunkan Randa dengan menepuk-nepuk bahunya sambil memanggil nama kakaknya.

en ada yang mau kubicarakan!"

Randi terus berusaha membangunkan kakaknya dengan menepuk bahunya sambil memanggil nama sang kakak.

"Kak kau ini tidur atau mati!"

Kesal karena sang kakak tak kunjung bangun membuat mulut pedas Randi beraksi dengan sendirinya.

"Bangun kakak kebo. Kau ini mati kah."

Randa yang merasa tidurnya terusik segera bangun dari tidurnya dan melihat siapa yang berani mengusik tidurnya. Setelah tau siapa yang mengusiknya ia segera menanyakan maksud orang yang mengusik tidurnya.

"Ish, kau ini menganggu tidurku saja, Randi. Mau apa sih kau," ucap Randa sambil bangun dari tidurnya.

Randa segera duduk untuk mengumpulkan nyawanya sehabis dia bangun tidur. Apalagi tidurnya diganggu oleh orang pasti saatnya ini ia seperti orang ling-lung.

Randi yang melihat kakaknya masih setengah sadar merasa kasian tetapi ia ingin mengatakan keinginannya ada kakaknya.

''Tadi kakak mengantar, Hanita menuju parkiran sepedanya?"

"Ya, aku mengantarnya menuju parkiran sepeda karena kau dan Ina asik bergaduh. Kasian Hanita yang harus menunggu pertengkaran kalian yang tidak berfaedah itu."

"Terus apakah dia aman saat kau antar menuju parkiran sepeda?"

Randa yang mendengar adiknya menjadi cerewet bila membahas tentang Hanita hanya bisa memakluminya dan cukup bahagia sang gadis membawa dampak baik untuk adiknya yang bisa mengekpresikan diri.

"Kau tenang saja gadismu tadi aman-aman saja saat kuantar menuju parkiran sepedanya."

Randi nampak lega mendengar ucapan kakaknya.

"Syukurlah kalau begitu aku lega, Hanita aman saat kau antar tadi karena entah kenapa saat aku mengantar dan bersama Hanita seperti ada yang mengikuti kami."

Randi yang mendengar ucapan adiknya merasa sependapat karena ia juga merasa ada yang mengikutinya saat bersama dengan Hanita.

"Aku setuju dengan perkataanmu karena kurasa tadi ada yang mengikuti kami tapi selalu kuenyahkan karena mungkin itu hanya perasaanku."

"Semoga saja itu hanya perasaan kita dan Hanita selalu aman dan tidak ada yang berniat jahat adanya."

"Ya, semoga saja, Randi."

"Ya. Kakak bolehkan aku pinjam bajumu dan kamar mandimu karena aku malas kekamarku dan juga bolehkan tidur dikamarmu sekalian bersamamu?"

Randa yang sudah hafal dengan kelakuaan adiknya bila membahas tentang gadis yamg dia dekati pasti akan meminjam baju, kamar mandinya juga tidur dengannya sudah memakluminya.

"Terserahmu. Aku mau tidur karena tadi tidurku belum puas karena gangguan darimu."

"Hehehe, maaf dan terimakasih kakak."

"Hn."

Setelah mendengar ucaan kakaknya Randi segera menuju kamar mandi setelah mengambil baju kakaknya. Sedangkan Randa kembali mengistirahatkan tubuhnya.

percakaan mereka tadi tak luut dari pengawasan gadis yang menyukai Randi yang selalu mengikuti orang yang ia sukai.

"Sial, ternyata mereka sadar bahwa aku ikuti

selama ini dan itu semua karena gadis murahan itu. Awas saja aku akan semakin menyakitimu yang akan lebih menyakitkan dari tindakanku tadi."

Setelah mengatakan itu, gadis tersebut pergi dari kediaman Nugraha yaitu didekati jendela milik Randa. Entah bagaimana gadis misterius itu bisa dengan mudah masuk kerumah mereka. Apa mungkin karena dia begitu licik hingga dengan mudah masuk kerumah mereka.

Randi yang baru saja selesai dengan aktivitas membersikan badannya merasa ada yang tadi ada mengintip mereka lewat jendela dan mendengar percakaan mereka tadi. Setelah ia masuk kekamar mandi orang tersebut pergi begitu saja.

"Kenapa aku selalu merasa ada yang mengikutiku dan mengawasi gerak-gerikku?"

Randi merasa ia selalu diikuti saat sedang melakukan ap saja dan juga saat bersama Hanita.

"Siapa yang sebenarnya mengikutiku dan apa maunya? Hah, sebaiknya aku ikirkan nanti saat ini lebih baik aku tidur saja karena aktivitas sekolah tadi cukup membuatku lelah."

Setelah mengatakan itu, Randi segera menyusul kakaknya untuk tidur karena aktivitas disekolah. mereka tadi cukup melelahkan bagi tubuhnya dan juga pikirannya.

Sementara orang yang terus mengikuti Randi merasa kesal dan terus mengumpat karena orang yang ia sukai menydari bahwa sang ria selama ini selalu diikutinya.

"Sialan, kenaa mereka sadar bahwa selama ini aku ikuti. Mulai ssat ini aku harus lebih berhati-hati saat mengikuti mereka dan semua ini karena gadis murahan itu."

????

Entah mengapa setiap ada masalah yang sedang ia dapatkan si gadis misterius selalu menyalahkan Hanita.

"Awas saja kau gadis murahan aku akan membalas perbuataanmu padaku dan pembalasan itu akan lebih menyakitkankan untukmu atau aku bisa saja membuat hidupmu selayaknya dineraka," serengai gadis misterius.

????

Sementara Hanita yang sudah berganti baju sambi menahan sakit saat menganti baju tadi nampak tiduran dikasur kamarnya dan ia kembali terbangun untuk mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang mengirim pesan padanya saat ia lihat tidak ada yang mengirim pesan padanya dia menaruh ponselnya ditemat tidurnya dan dia ikut membaringkan kembali tubuhnya dikasur tersebut.

Ina yang baru sja selesai dengan aktivitas membersikan diri merasa perasaannya tidak enak akan sahabatnya. Maka, dia segera mengambi ponselnya diatas meja riasnya sambil mengeringkan rambutnya dan mrngirim pesan pada Hanita.

"Hanita kau tidak apa-apakan?"

Read

Merasakan getaran diponselnya membuat Hanita segera mengambil ponselnya dan melihat orang yang mengirim pesan padanya. Setelah tau dia segera membalas pesan orang tersebut. Tetapi ia binggung mau membalas apa karena sahabatnya cukup peka bahwa dia sedang mengalami suatu bencana.

"Aku harus membalas apa pesan dari, Ina?"

Ina yang merasa Hanita lumayan lama membalas pesannya merasa khawatir dan merasa sahabatnya tertimpa suatu bencana atau masalah. Dia kembali mengirim pesan ada sahabatnya.

"Hanita kau tidak apa- apakan, kenapa kau membalas pesanku lama?"

Read

Hanita semakin binggung mau membalas pesan sahabatnya bagaimana haruskah ia jujur bahwa ada yang menabraknya atau berbohong agar Ina tidak khawatir padanya.

"Kenapa, Hanita lama membalas pesanku dan hanya dibaca olehnya adahal dia online."

Ina yang sudah tidak sabar dan khawatir ada sahabatnya memilih mengajaknya vidio call.

Drttt..... drttt.... drttt....

Hanita yang merasa ponselnya bergetar pertanda ada pangilan vidio adanya melihat siapa yang mengajaknya vidio call. Setelah tau siapa yang mengajaknya vidio call mau tak mau dia mengangkat pangilan vidio tersebut karena takutnya bila ditolak sahabatnya semakin khawatir padanya.

"Hallo, Ina ada apa?"

Ina yang akhirnya angilan vidio callnya diangkat oleh Hanita segera membuka suaranya tetapi alangkah kagetnya melihat keadaanya sahabatnya saat ini.

"Akhirnya kau angkat panggilan vidio callku. Astaga ada apa denganku, kenapa sikutmu itu?"

"Ini tadi aku tidak sengaja jatuh dari sepeda karena melamun," dusta Hanita.

Ina yang sudah kenal sahabatnya saat jujur atau berbohong segera tau bahwa sahabatnya tengah berbohong.

"Jangan bohong padaku, Hanita.''

"Emz, tadi ada yang menabraku lumayan kencang dan membuatku jatuh dari sepeda."

"Astaga, kau melihat orang yang menabrakmu?"

"Tidak, karena orang itu langsung pergi begitu saja."

Ina nampak kesal pada orang yang menabrak sahabatnya karena orang itu tidak bertanggung jawab sama sekali dan pergi begitu saja.

"Sialan, orang itu. Semoga orang itu hidupnya sengsara karena sudah menabrak orang dan tidak tanggung jawab pula."

"Ina tidak boleh seperti itu. Mungkin dia tidak sengaja."

"Tapi, Hanita."

Sebelum melanjutkan ucapannya Hanita terlebih dahulu memotong perkataan sahabatnya.

"Ina, sudah aku tidak apa-apa kok."

"Baiklah. Aku tutup telponya dan kau istirahatlah semoga cepat sembuh!"

"Terimakasih, Ina."

"Sama-sama."

Setelah mengatakan itu, Ina menutu telponnya dan dia meletakan tubuhnya dikasur miliknya sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Siapa yang melukai, Hanita? Yang aku tau dia tidak memiliki musuh. Apa orang yang melukainya ada hubunganya dengan, Randi? Hah, aku binggung lebih baik istirahat dan kuselidiki besok atau kapan gitu."

Ina memutuskan untuk beristirahat dan memutuskan menyelidiki kasus Hanita nanti saja.

tbc....

Jangan lupa vote dan komen!

Terimakasih

14/12/20

By:Miwa