Sementara Ina dan Randi yang baru sampai diparkiran mobil milik sang pria dan sang pria mengambil mobil miliknya untuk mengantar sang gadis sampai rumahnya. Walaupun mereka sering bertengkar tetapi tugas lelaki adalah mengantar seorang gadis selamat sampai rumahnya. Setelah mengambil mobilnya Randi segera menghampiri Ina yang menunggunya untuk mengambil mobil.
Ina yang melihat Randi sudah menghampirinya segera masuk kedalam mobil tersebut setelah itu, sang pria megemudikan mobil tersebut.
Perjalanan mereka dipenuhi dengan ocehan Ina yang begitu cerewet.
''Randi gara-gara kau aku tidak diantar oleh, Randa dan malah diantar olehmu,'' kesal Ina.
Randi yang mendengar ucapan Ina hanya memasang wajah datar tanpa peduli perkataan dari gadis tersebut. Ia memilih tidak menjawab ucapan sang gadis karena ucapannya tidak begitu penting. Masih untung dia mau mengantarnya dan sekarang masih saja disalahkan.
''Kau ini mendengarkanku atau tidak?''
Randi masih tidak membalas omongan si gadis. Sedangkan yang diabaikan merasa kesal akan tindakan lelaki yang mengantarnya pulang kerumahnya.
Ina kembali membuka suaranya.
"Kau ini mengabaikanku terus, apa karena aku menyalahkanku?"
Randi yang dari tadi diam segera membuka suaranya dan menjawab ucapan sang gadis.
"Kau itu berisik dan suaramu itu membuat gendang telingaku rusak. Bisakah kau diam dan konsen pada perjalanan tetapi itu tidak mungkin karena mulutmu tidak akan diam kecuali saat makan dan tidur.
Mendengar ucapan Randi membuat Ina kesal dan langsung membalas ucapan sang pria.
''Hei mulut setan kalau aku terlahir cerewet dan berisik memang salahku.''
''Bukan salahmu tetapi salah mulutmu itu tidak bisa menahan diri untuk ngoceh terus."
''Hei kau jangan bicara sembarangan walau aku cerewet kayak gini tetapi wajahku cantik dan mempesona."
Mendengar perkataan Ina yang percaya diri sekali membuat Randi sedikit geli akan kepercayaan dirinya itu.
"Kau percaya diri sekali. Wajahmu dan Hanita itu cantik sahabatmu daripada dirimu yang seperti nenek lampir."
"Sialan kau, Randi."
Setelah percakapan terakhir yang mereka katakan tadi mereka melanjutkan perjalanan diwarnai dengan kesunyiaan.
Sementara Hanita yang masih mengoes sepedanya menuju rumahnya tidak menyadari ada yang mengikutinya.
"Kau akan merasakan akibatnya karena sudah mengoda si kembar dengan sikap murahanmu itu."
????
Si penguntit Hanita menambah kecepatan pada mobilnya dan menabrak sang gadis lumayan kencang hingga yang ditabrak jatuh dari sepeda yang ia naiki.
Bruk...
Hanita jatuh dari sepedanya dan orang yang membuatnya jatuh langsung pergi begitu saja.
"Awh.... sakit."
Sikut dan kaki Hanita terlihat mengeluarkan darah dan orang yang melihat sang gadis berdarah begitu bahagia dan bangga bisa memiliki waktu melukai orang yang tidak ia sukai.
"Hahahaha, rasakan itu gadis murahan. Siapa suruh mengoda si kembar dengan perilakumu yang murahan itu. Kau memang pantas mendapatkan itu."
????
Hanita yang masih kesakitan karena sikut dan kakinya berdarah mencoba untuk bangkit agar lekas sampai dirumahnya dan segera mengobati luka tersebut walau ia kesusahan saat mencoba berdiri.
"Awh..... sakit sekali."
Akhirnya Hanita bisa berdiri dari jatuhnya dan kembali menaiki sepedanya untuk menuju kerumahnya walaupun ia harus merasakan sakit pada kaki dan tangannya.
Hanita terus mengoes sepedanya menuju rumahnya. Setelah sampai dirumahnya tampak Hanasi yang saat itu membuka pintu utama untuk melihat kakak perempuannya pulang atau belum malah disuguhkan dengan pemadangan sang kakak yang terluka disikut dan kakinya.
"Kak Hanita kau kenapa?" ucap Hanasi sambil membantu kakaknya berjalan.
Hanita yang dibantu oleh sang adik berjalan merasa lega karena dari tadi ia sudah tidak kuat menahan sakit ditangan dan kakinya.
Setelah berhasil membantu sang kakak berjalan. Hanasi segera mendudukkan Hanita disofa ruang tamu dan ia segera berlari mencari obat luka untuk mengobati luka kakaknya.
Hanita yang ditinggal adiknya berlari dan bisa ia tebak sang adik mengambil kotak P3K untuknya nampak menahan sakitnya.
Beberapa saat kemudian Hanasi sudah sampai ditempat kakaknya sambil membawa kotak P3K. Ia segera membersihkan luka kakaknya dan setelah itu mengobatinya.
"Bagaimana kakak bisa seperti ini?"
"Aku juga tidak tau tiba-tiba ada yang menabrakku lumayan kencang hingga membuatku terjatuh dari sepeda dan orang itu pergi begitu saja," ucap Hanita sambil menahan sakit.
Mendengar penjelasan kakaknya membuat Hanasi berpikir bahwa orang itu sengaja menabrak kakaknya dan dia juga berpikir apa kakaknya memiliki musuh tapi tidak mungkin karena kakaknya selalu baik pada semua orang atau kakaknya sedang dekat dengan laki-laki dan orang yang menabrak kakaknya suka pada lelaki tersebut hingga nekat melukai kakaknya.
"Kakak sedang dekat dengan laki-laki kah?"
Hanita kaget dengan ucapan adiknya dan tak menyangka sang adik bisa menebak bahwa ia sedang dekat dengan seorang lelaki dengan tepat.
"Ya, aku sedang dekat dengan seorang lelaki tetapi kami baru saja kenal dan kita hanya teman."
"Apa lelaki itu pangeran disekolah kakak?"
Hanita kembali kaget dengan ucapan sang adik karena ucapannya benar adanya.
"Ya, dia memang termasuk pangeran disekolah kakak tetapi kenapa kau bisa tau?"
"Itu mudah karena selama ini kakak tidak memiki musuh dan pasti orang yang melukai kakak ada hubungannya dengan seorang laki-laki."
Setelah mengatakan itu, Hanasi sudah selesai dengan acara mengobati kaki dan sikut kakaknya dan ia kemudiaan duduk disamping kakaknya.
"Tapi aku dan Randi hanya teman terus kenapa dia melukaiku?"
"Oh, jadi namanya Randi. Kak cinta itu tidak memadang lawan atau kawab bila orang yang kita sukai sedang dekat dengan oranglain, maka dengan cara apapun mereka akan menyingkirkan orang tersebut."
"Berarti kakak harus menjauhi lelaki itu?"
"Ya, jangan terlalu menjauhinya lebih baik sedikit memberi jarak saja."
"Baiklah, Hanasi. Terimakasih sudah mengobati lukaku dan aku mohon jangan beritau kak Naji bahwa ada yang menabraku takutnya dia akan berbuat nekat pada orang tersebut!"
"Iya, aku tidak akan memberi tau kak Naji tapi kakak harus pintar memberikan alasan lukamu ini."
"Aku akan bilang jatuh dari sepeda karena melamun."
"Baiklah, kalau itu alasanmu lebih baik kakak istirahat karena pasti masih sakit lukamu itu! Tenang saja aku akan membantu kakak menuju kamarmu."
Setelah mengatakan itu, Hanasi membantu Hanita menuju kamarnya dengan hati-hati.
Disisi lain Randa yang dari tadi sampai dirumahnya memutuskan untuk tidur karena lelah yang menyerangnya.
Sementara Ina dan Randi yang baru saja sampai dirumah sang gadis segera menghentikan mobil miliknya.
Kalau kalian tanya bagaimana Randi tau karena Ina sudah memberitaunya diperjalanan mereka tadi yang tidak author tuliskan.
Ina segera turun dari mobil Randi dan mengucapkan terimakasih sudah mengantarkannya sambil menawarkan untuk mampir.
"Terimakasih sudah mengantarkanku! Mau mampir sebentar tidak dirumahku?"
"Tidak aku langsung pulang."
Setelah mengatakan itu, Randi segera melajukan mobilnya kembali untuk menuju rumahnya.
Ina yang belum berpesan untuk hati-hati merasa kesal karena sang pria yang sudah pergi begitu saja tetapi rasa kesal itu dia enyahkan dan memilih memasuki rumahnya.
Jangan lupa vote dan komen!
Terimakasih
13/12/20
By:Miwa