Detik waktu terus berlalu dan berganti. Guru dan guru lainnya juga silih berganti dan penjwlasan demi penjelasan para murid dengarkan dan rasakan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore dan saatnya para murid pulang kerumahnya begitupula para guru.
Bel pertanda pulang berbunyi dengan nyaringnya menghentikan aktivitas belajar dan mengajar. Tampak raut wajah bahagia terpancar dari wajah para murid karena akhirnya mereka bisa mengistirahatkan tubuh dan pikiran mereka.
Brettt.... brettt... brettt.....
Guru keluar dari kelas yang mereka ajar diikuti para murid dibelakang mereka. Kelas bisnis dan memasak tinggal Randa, Randi, Ina dan Hanita.
Ina yang sudah selesai dengan acara beres-beres barang sekolahnya segera membantu sahabatnya agar orang yang ditolongnya cepat selesai dengan acara beres-beresnya.
Sementara Hanita yang dibantu nampak bingung dengan sahabatnya yang tidak biasa membantunya untuk membereskan barangnya sendiri karena menurut Ina, ia harus mandiri.
"Ina tumben kau membantuku biasa hanya memadang dan menunggu saja karena yang kau mau aku mandiri?"
Ina yang ditanya segera membuka suaranya setelah acara membereskan barang sahabatnya selesai.
"Oh, aku mau kekelas Randi agar diantarnya dan tak mungkin aku meninggalkanmu sendiri."
"Tidak apa-apa bila kau mau duluan karena aku ikut bahagia bila sahabatku bahagia."
Ina nampak tersenyum mendengar penuturan sahabatnya dan ia sangat bahagia memiliki sahabat seperti Hanita.
"Aku tidak mungkin meninggalkan sahabatku sendiri dikelas hanya karena lelaki saja."
Hanita terharu mendengar ucapan sahabatnya yang begitu menyayanginya dan selalu menunggunya walaupun dia saat membereskan barang selalu lama.
"Terimakasih, Ina karena kau selalu ada untukku dan mari kita pulang!"
Ina dan Hanita keluar dari kelas memasak. Dimana keduanya langsung menuju kelas si kembar. Kenapa Hanita ikut karena sahabatnya tidak mau ada hal tidak dia inginkan bila mereka berpisah.
Acara menuju kelas si kembar tak luput dari pengawasan orang yang suka pada Randa dari tadi orang tersebut selalu mengikutinya.
"Sial, kenapa sahabat dari wanita murahan itu selalu saja menempel layaknya prangko pada, Hanita. Aku jadi tidak bisa melukai gadis murahan itu."
Orang yang mengikuti mereka nampak kesal dengan sahabat dari orang yang dibencinya dan entah mengapa Ina selalu merasa keselamatan Hanita terancam bila tidak ada orang yang menjaganya. Mungkin itu perasaan sahabat yang sudah diterhubung karena pada dasarnya mereka bersahabat sejak kecil.
Akhirnya mereka sampai dikelas bisnis dan melihat si kembar akan keluar dari kelas tersebut. Ina yang melihat itu, segera berlari sambil menarik sahabatnya untuk menemui Randa. Setelah sampai ditempat sang pria Ina segera melepas tarikannya pada sahabatnya.
"Randa antar aku pulang ya."
Randa yang mendengar ucapan Ina segera menolak keinginan sang gadis.
"Tidak."
"Aku mohon! Kau tau kan aku tidak membawa mobil dan masak kau tega membiarkan gadis sepertiku berjalan dari sekolahan kerumah."
Randi yang dari tadi diam segera membuka suaranya.
"Alasanmu saja itu nenek lampir. Sekarang jaman sudah canggih kau bisa memesan taksi online dan kakakku tak mungkin tertarik dengan gadis berisik dan udik seperti."
Mendengar ucapan Randi membuat emosi atau lebih kekesal pada sang pria selalu keluar.
"Hei, mulut setan biarkan aku mau diantar oleh kakakmu dan kau jangan ikut campur dalam hubungan kami dasar jelek."
"Hah, nenek lampir ini masih saja ingin modus. Kau harus tau kakakku tidak mungkin menyukai gadis cerewet, udik, jelek dan bar-bar sepertimu."
"Mati kau mulut setan," ucap Ina memukuli Randi.
Randi yang dipukuli nampak memasang wajah datar karena pukulan sang gadis tidak ada rasa dan sakit sama sekali.
Hanita yang melihat itu nampak tersenyum melihat tingkah mereka dan nampak Randa yang memasang wajah bosan melihat mereka tetapi bosan itu hilang setelah melihat senyuman gadis yang ia sukai.
"Kau memang selalu cantik, Hanita," batin Randa.
Setelah mengucapkan kata itu dihatinya Randa segera membuka kembali ucapannya.
"Hanita mau kuantar menuju parkiran sepedamu!"
Mendengar ucapan Randa yang menawarinya untuk mengantarnya menuju parkiran sepeda membuat Hanita bingung mau menolak atau menerimanya. Kalau ia tolak nanti pasti sang pria kecewa kalau ia terima takut Ina salah paham padanya karena orang yang akan dia dekati jalan dengan wanita lain.
"Tapi, Randa bagaimana dengan mereka," ucap Hanita sambil menunjuk Randi dan Ina.
"Biarkan saja mereka. Pasti Randi mengantar sahabatmu itu, kau tenang saja."
"Tapi."
Sebelum menyelesaikan ucapannya Randa terlebih dulu menariknya karena keluarga Nugraha terkenal tidak menerima penolakan.
Hanita yang ditarik hanya bisa pasrah akan tindak Randa karena memang keluarga Nugraha tidak terima penolakan.
Sementara Ina dan Randi yang masih berdebat tampak menghentikan perdebatan mereka karena sang gadis yang kelelahan memukuli sang pria.
"Hah... hah... sudah aku lelah lebih baik pulang dan diantar, Randa."
Ina segera melihat sekiranya setelah mengucapkan itu, tetapi yang dia lihat kelas tersebut kosong dan hanya tinggal mereka berdua.
"Loh dimana Randa dan Hanita?"
Randi yang juga baru sadar kakak dan orang yang akan dia dekati tidak ada dikelas segera membuka suaranya.
"Mereka mungkin sudah duluan karena kau yang terus memukuliku padahal pukulanmu tidak sakit sama sekali."
"Ini semua karenamu kalau saja mulut setanmu tkdakmembuatku emosi pasti saat ini, Randa mengantarku pulang."
"Aku yang akan mengantarmu tidak usah banyak bicara."
Ina nampak tidak ingin diantar oleh Randi.
"Aku tidak mau kau antar."
"Terserahmu kalau mau disini sendirian dan menolak ajakanku," ucap Randi meninggalkan Ina.
Ina yanh ditinggalkan Randi sedikit bingung mau diantar sang pria atau tidak tapi ucapan pria itu ada benarnya ia tak mau sendiri dikelas.
"Randi tunggu aku mau diantarmu!"
Randi nampak tidak menghentikan langkahnya dan Ina mau tak mau mengejar sang pria yang menurutnya jalannya begitu cepat.
Sementara Hanita dan Randa yang baru saja sampai diparkiran sepeda sang gadis nampak bingung mau bicara apa. pada akhirnya Hanita membuka suaranya.
"Terimakasih, Randa sudah mengantarku!"
"Hn, Sama-sama. Hati-hati saat berkendara sepeda!"
"Iya, aku akan berhati-hati. Duluan ya, Randa."
Setelah mengatakan itu, Hanita segera menaiki sepedanya dan meninggalkan Randa yang melihatnya berlalu pergi.
"Ya, hati-hati!"
Setelah mengatakan itu, Randa menuju tempat mobilnya berada untuk pulang dan saat menemukan mobilnya, ia segera memasuki mobil tersebut dan mengendarainya untuk pulang kerumahnya.
Aktivitas Randa dan Hanita tadi tidak lepas dari pengawasan orang yang suka pada Randi yang selalu mengikuti orang yang tidak dia suka dan kadang mengikuti orang yang dia sukai.
"Kau sungguh wanita murahan yang mengoda Randa dan Randi. Kau harus merasakan akibatnya karena kelakuanmu itu," seringainya.
????
Setelah mengatakan itu, dia kembali mengikuti Hanita mengunakan mobilnya yang sudah ia siapkan didepan gerbang sekolah karena bila sekolah sudah selesai orang-orang bisa seenaknya memarkiran kendaraan mereka.
tbc....
Jangan lupa vote dan komen!
Terimakasih
12/12/20
By:Miwa