Saat pembelajaran pun tiba dan terdengar bunyi belakang pertanda waktunya para siswa masuk kedalam kelas untuk menuntut ilmu.
Bret.... Bret.... Bret....
Para murid menyiapkan pelajaran yang akan mereka pelajari nanti. Ketika guru datang mereka sudah siap menerima pelajaran yang diberikan guru kepada mereka. Tampak Hanita yang fokus saat bel berpunya karena dia termasuk murid teladak dan tak heran dia menjadi murid terpintar dikelas karena ia begitu rajin.
Guru Mira memasuki ruangan. Ia berjalan dengan santai setelah itu menyapa muridnya.
"Pagi anak-anak?"
"Pagi, bu," jawab para murid.
"Baiklah kita mulai pelajaran bahasa jepang. Siapkan buku kalian dan kalau ibu menyuruh kalian catat dan kalian harus mencatatnya!"
"Baik, bu," ucap kembali para murid.
Guru Mira mulai menjelaskan pelajaran yang dia emban dan para murid mendengar dengan seksama penjelasan yang diberikan guru Mira.
Sementara Randi yang tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan guru Rina karena masih memikirkan gadis yang baru ia temui tadi, nampak berpikir dia suka pada gadis tersebut atau hanya rasa kagum saja. Randa selaku saudara kembar Randi dan orang yang duduk dengannnya tampak melihat adiknya yang melamun saat pelajaran dimulai. Ia memutuskan memghentikan lamunan adiknya dan bertanya apa yang dilamunkannya.
"Hei, Randi," ucap Randa sambil menguncang bahu adiknya.
Merasa guncangan dibahunya, otomatis Randi tersadar dari lamunannya.
"Eh, iya ada apa kak?"
Randa yang melihat adiknya sudah sadar dari lamunannya segera bertanya apa yang dilamunkan olehnya.
"Kau mengapa melamun, apa yang kau lakukan?"
"Aku tadi bertemu seorang gadis yang begitu cantik. Selain cantik dia juga memiliki sifat: Baik, lemah-lembut, pemalu dan sopan. Aku binggung apakah aku suka dia atau hanya kagum dengannya."
Guru yang melihat Randa dan Randi mengobrol tampak tidak memperdulikan toh walaupun mereka tidak mendengarkan penjelasan darinya tetap saja pelajar yang ia berikan masuk keotak kedua orang tersebut. Entah otak mereka yang terlalu pintar atau mereka cepat tanggap pelajaran yang ia jelaskan walau tidak memperhatikan dan cukup mendengarkan.
"Kurasa kau hanya kagum padanya, Randi karena tidak mungkin kau langsung suka padanya begitu saja. Tapi itu menurutku sih, entah kata hatimu karena kita hanya menuruti kata hati."
"Emz, aku juga binggung dengan kata hatiku, kak karena aku juga belum tau suka dia atau tidak."
"Lebih baik kau yakinkan diri terlebih dahulu dengan cara mendekati gadis itu. Tapi ingat fansmu itu bar-bar aku takut gadis itu disakiti mereka."
"Iya, juga ya aku akan memikirkannya lagi dan akan berusaha tidak menyakitinya."
"Ya, kita dengarkan penjelasan guru saja sekarang!"
"Baiklah."
Randa dan Randi mendengarkan penjelasan yang guru berikan walaupun keluarga Nugraha dianugerahi kepintaran yang luar biasa tetapi penjelasan guru penting bagi mereka.
Pelajaran demi pelajaran telah guryu berikan dan tiba saatnya waktu istirahat. Waktu yang paling ditunggu oleh para murid karena mereka bisa mengisi perut yang kelaparan karena pelajaran yang menguras pikiran mereka.
Para guru sudah meninggalkan kelas dan para murid menyusul keluar kelas setelah guru meninggalkan kelas mereka. Tetapi tidak dengan Hanita yang selalu membawa bekal untuk ia makan diwaktu istirahat, tak lupa ia membawakan bekal untuk sahabatnya karena sahabatnya selalu bilang masaknya enak. Oleh karena itu, Ina selalu menyuruhnya membawakan bekal sekalian untuknya.
"Hanita bagimana kalau kita keatap sekolah kita saja. Aku sudah bosan makan dikelas terus atau dikantin. Hah, kurasa diatap lebih tenang dan kita bisa menikmati pemandangan sekolah kita dari atas."
"Baiklah kalau itu maumu, Ina aku menurut saja. Lagian idemu cukup bagus."
"Terimakasih sahabatku kau selalu menuruti mauku."
"Sama-sama."
Hanita dan Ina segera menuju atap sekolah merrkat. Saat menuju atap sekolah mereka tak lupa obrolan dan candaan menemani perjalanan mereka walau kebanyakan Ina yang berbicara karena Hanita yang pendiam.
Setelah sampai diatas sekolah. Mereka segera mencari tempat yang nyaman dan cocok untuk mereka gunakan menikmati bekal yang akan mereka makan. Setelah menemukan tempat yang nyaman dan cocok, mereka segera memposisikan duduk ternyaman mereka. Tanpa mereka sadari ada orang selain mereka ditempat tersebut.
"Hah, nyamannya makan ditempat ini. Kita bisa menikmati indahnya pemandangan sekolah kita dari sini," ucap Ina."
"Iya, Ina tempat ini cukup bagus untuk digunakan kita makan bekal. Lebih baik kita segera makan karena takutnya bel masuk berbunyi."
"Oke, Hanita."
Hanita dan Ina menikmati bekal mereka dengan tenang tanpa tau ada yang melihat mereka.
Orang yang melihat mereka adalah Randa dan Randi yang selalu membawa makanan hasil jajan dikantin dan dibawa diatap sekolahan karena mereka suka dengan ketenangan.
"Kak orang yang bernama Hanita itu adalah gadis yang kuceritakan padamu tadi."
"Oh, gadis itu. Hem, sangat cantik dan lemah lembut. Pantas saja kau memikirkannya karena gadis itu, cukup menarik."
"Ayo kita dekati mereka, kak!"
"Hn."
Randa dan Randi mendekati kedua gadis yang sedang makan tak lupa mereka membawa makanan mereka sendiri.
"Hai, Hanita kita bertemu lagi."
Kaget karena tiba-tiba ada yang menyapanya dan membuatnya tersedak oleh makanannya.
Uhuk.... uhuk... uhuk....
Randi yang melihat Hanita tersedak segera memberikan minum yang ia bawa.
"Ini minumlah, Hanita!"
Hanita yang diberi minumem segera menerima minuman tersebut.
"Terimakasih," ucap Hanita sambil melihat orang yang memberinya minum.
"Sama-sama."
Setelah melihat orang yang memberinya minuman. Hanita baru sadar yang memberinya minuman adalah Randi.
"Eh, Randi-kun disini juga. Sejak kapan?"
Randi yang ditanya Hanita segera memposisikan duduk disamping sang gadis. Sedangkan kakaknya Randa duduk disamping Ina.
"Kami sudah dari tadi disini sebelum kalian datang dan tempat ini sudah menjadi tempat kesukaan kami."
"Kami kau dan siapa?"
Randi tersenyum mendengar ucapan Hanita karena pasti sang gadis tidak tau bahwa ia bersama kakaknya karena sang gadis yang selalu menunduk saat berbicara.
"Makanya tatap orang yang berbicara denganmu. Jangan menunduk karena bisa menutupi kecantikan alamimu."
Uwek...
Ina yang mendengar ucapan Randi ingin muntah karena gombalan receh sang pria.
"Membuatku mual saja gombalanmu, Randi tidak sesuai dengan sikap datar dan mulut pedasmu."
"Hei, wanita cerewet dan tidak ada cantik-cantiknya jangan mencampuri urusanku karena kau hama dipembicaraan kita."
Ina yang mendengar ucapan Randi tidak terima dengan ucapan pria tersebut. Saat akan menjawab ucapannya Randa sudah melerainya.
"Sudah kalian jangan berteman maksudnya bertengkar. Oh, ya Hanita aku Randa saudara kembar Randi. Senang bertemu denganmu dan kenal gadis cantik sepertimu."
Hanita yang mendengar ucapan Randa merona dibuatnya.
"Emz, salam kenal Randa. Aku Hanita," ucap Hanita sambil membungkuk.
Randa membalas ucapan Hanita dengan senyuman yang jarang ia perlihatkan pada seseorang. Ina yang melihat senyuman Randa terpesona oleh senyuman sang pria.
"Tampan," ucap Ina tanpa sadar.
Mendengar ada yang bilang ia tampan. Randa segera menyudahi senyumannya dan kembali kemode datar.
Randi yang merasa kakaknya tersenyum seperti itu, merasa kakaknya juga terpesona oleh Hanita dan ia nampak sedikit tidak suka.
Tbc.....
Jangan lupa vote dan comment!
Terimakasih
19/11/20
By:Miwa