Chereads / Never Lost You / Chapter 9 - 9. Happy Late Birthday!

Chapter 9 - 9. Happy Late Birthday!

6 May 2009

"Dean, ini bagianku. Aku sudah menyelesaikannya, kau bisa cek kembali dan katakan padaku bagian mana yang harus ku perbaiki," ujar Ryan seraya menaruh flasdhisknya di samping laptop yang sedang ku gunakan.

"Ini punyaku, kau juga bisa segera hubungi aku jika ada perbaikan. Aku harus segera pulang. Pacarku sudah menunggu di bawah. Sampai jumpa semuanya!" Lulu menarik tasnya dan merapikan buku juga laptopnya tanpa ia masukan dalam tasnya terlebih dahulu. Ia bergegas keluar dengan buku dan laptop dalam pelukannya.

"Bagaimana dengan bagianmu Dean?" tanya Ryan yang masih setia menemaniku walaupun tugasnya sudah selesai.

"Sudah, aku hanya perlu menggabungkan keseluruhannya sekarang. Kurasa satu jam lagi akan selesai. Kau boleh pulang duluan, aku akan mengirimkan hasilnya pada kalian setelah selesai nanti," jawabku mengerti jika Ryan juga sedang terburu – buru sekarang.

"Kau sangat pengertian. Thanks Dean. Segera hubungi aku jika kau membutuhkan bantuan." Ryan menepuk bahuku dan bergegas pergi dengan tergesa seraya mengaitkan tasnya di bahunya.

Setelah kepergian mereka, aku segera menyelesaikan semuanya, menggabungkan tugas yang sudah kami bagi sebelumnya dan mengeditnya sedikit – demi sedikit. Aku beruntung karena dosen mengelompokanku dengan orang – orang cerdas, mereka dapat bekerja sesuai porsi mereka dengan cepat dan akurat. Sehingga aku tidak perlu memperbaikinya lagi dan cukup menyelesaikannya dengan cepat. Tepat pukul delapan lewat tiga puluh tujuh menit aku berhasil menyelesaikan semua tugas dan mengirimkan resumenya pada mereka.

Kutarik kedua tanganku tinggi – tinggi dan merentangkannya cukup lama, menggerakan leherku ke kiri dan kanan untuk melemaskan otot – otot yang lumayan kaku karena berada di posisi yang sama untuk beberapa jam yang lalu. Aku segera memeriksa phonselku sebelum bergegas untuk pulang. Lima pesan dari Kayla dan satu pesan dari Kris, dia mengatakan bahwa hari ini tidak akan pulang.

From Kays :

"Kau sudah makan?"

"Hari ini Abbie datang ke fakultasku, dia ikut merayakan hari ulang tahunku bersama Alice saat jam makan siang tadi."

"Ku harap kau sudah makan siang sekarang, jangan lupakan itu lagi seperti hari – hari sebelumnya. Kau bisa sakit nanti."

"Hari ini aku pulang bersama Abbie dan Alice, kami mampir ke kedai Ice Cream terlebih dahulu,"

"Balas pesanku saat ada waktu luang. Semangat!"

Aku lekas memeriksa kalender hari ini, tepat di bulan May tanggal 6. Hari ini hari ulang tahun Kayla dan aku melupakannya. Bahkan aku baru memeriksa pesan darinya sekarang. Aku langsung menutup laptopku dan langsung memasukannya bersama dengan kertas – kertas dan buku. Aku masih memiliki 1 jam lagi sebelum toko kue dan mall di tutup jam sepuluh nanti.

Sebelum membeli Kue, aku mampir ke toko busana yang tak jauh dari kampus, aku berharap bisa menemukan hadiah untuk Kayla disini. Tapi gagal, tak ada satupun pakaian yang menarik perhatianku untuk kubeli dan memberikannya pada Kayla sebagai hadiah ulang tahunnya. Aku bergegas pergi dan mencari toko lainnya. Akhirnya setelah berkeliling dengan waktu yang semakin sempit, aku menemukan sebuah kado unik untuk Kayla, sebuah cincin putih dengan mata terpisah antara buah Strowberry dengan daunnya, menyisakan ruang kosong ditengahnya. Aku segera mengambilnya dan membungkusnya. Memang seperti hadiah untuk anak kecil, tapi Kayla pasti menyukainya karena ini salah satu replika sederhana buah kesayangannya.

Setelah berhasil membeli hadiah, aku bergegas mencari toko kue yang masih buka, aku kehabisan waktu hanya untuk membeli hadiah, dan sisa waktuku hanya lima menit lagi untuk mendapatkan toko kue yang masih buka. Aku berkeliling mencari toko kue yang masih buka dan sekarang sudah jam sepuluh lewat. Aku tidak yakin jika aku akan mendapatkan toko kue yang masih buka sekarang. Gotcha! Aku menemukannya satu, mungkin tokonya akan segera di tutup jika seorang pelanggan itu sudah keluar dari dalam.

"Permisi, apakah aku bisa membeli tart kecil? Aku tidak melihatnya di etalase, jadi aku bertanya," tanyaku seraya menunjuk etalase kosong dimana biasanya disana di simpan beberapa kue tart yang bisa kita beli langsung tanpa memesannya terlebih dahulu.

"Oh! Maaf de, tartnya sudah habis, kami tidak membuatnya lagi setelah jam 7 malam," jelasnya menyesal karena tidak bisa memenuhi permintaan pelanggannya. Aku menghela nafasku berat dan mengangguk mengerti. Sudahlah, mau bagaimana lagi, sekarang sudah hampir jam setengah sebelas malam, tidak mungkin mereka membuat kue baru saat mereka akan tutup bukan.

"Tapi kami memiliki satu kue yang belum kami hias, kalau ade mau menunggu, kami bisa menyelesaikannya sekarang?" tawar sang pelayan yang langsung ku setujui.

"Iya boleh teh, kira – kira berapa lama dihiasnya?" tanyaku setelah melihat sekilas jam tanganku kembali.

"Cuma 15 - 20 menitan kok de,"

"Iya, aku ambil yang itu saja," putusku. Pelayan itu memintaku untuk menunggu selagi dia menyiapkan kuenya untukku.

Dua puluh menit sudah berlalu, pelayan itu kembali dengan kue tart yang telah dihiasnya cukup sederhana namun terlihat bagus dan manis, semoga Kayla akan menyukainya.

"Ini pesenannya de,"

"Terimakasih, maaf sudah merepotkan!"

"Iya engga apa-apa, semoga acaranya lancar" ujarnya seraya tersenyum. Aku lekas pergi setelah membayar kuenya. Sekarang jam sebelas malam, aku berharap jika Kayla belum tidur saat aku tiba nanti.

Sayang, saat aku tiba lampu rumahnya sudah mati, lampu kamar Kayla juga sudah mati. Sepertinya dia sudah tidur. Saat memeriksa phonselku, tertera dengan jelas di layar bahwa sekarang sudah pukul 12 tepat. Apa boleh buat, lebih baik sekarang aku pulang. Aku akan memberikannya besok saja sambil meminta maaf secara langsung padanya. Namun, sebelum itu aku mengirim pessan singkat berisi ucapan selamat dan permohonan maaf pada Kayla.

***

Ting...tong...ting...tong

Suara bell mengusik tidurku, aku segera membuka mata dan mendapati sekarang sudah jam 7 pagi. Aku tidak ingat semalam tidur jam berapa, terakhir aku melihat jam adalah jam setengah empat dini hari. Aku juga tidak yakin tugasku selesai sebelum tidur, karena yang kurasakan saat itu adalah mual dan pusing. Kepalaku seperti berputar – putar, dan perutku bergejolak seperti ingin memuntahkan semua isinya tapi tak berhasil. Sekarang tubuhku juga terasa lemas dan kepalaku masih terasa sakit. Kurasa mualku juga belum hilang, mereka seperti berkumpul di tenggorokanku sekarang.

Aku bahkan tidak bisa bangun untuk memberikan kue dan kado ulang tahun Kayla seperti yang telah ku rencanakan semalam. Tak lama kemudian, bell berhenti berbunyi. Hening kembali menyapa pagi hariku, aku berniat untuk kembali mengistirahatkan diri. Namun, tiba – tiba phonselku bergetar hebat dan sangat menganggu di atas meja. Aku segera meraihnya dan memeriksa siapa gerangan yang mengirim pesan begitu banyak di pagi hari. Kris bukanlah seseorang yang akan mengirim pesan, dia akan langsung meneleponku dan berteriak kencang jika aku tidak lekas mengkatnya.

From Kays : Sudah berangkat kuliah?

Aku segera membalasnya, dan tak lama kemudian dia membalas pesanku dengan cepat, dia mengatakan bahwa dirinya sedang berada di bis sekarang. Dia memiliki jadwal pagi dan beberapa jadwal padat hari ini. Dia bercerita panjang lebar tentang ulang tahunnya kemarin saat aku beralih meneleponnya. Aku juga mengatakan maaf karena tak bisa ikut merayakan ulang tahunnya. Aku juga mengatakan jika semalam aku berniat mengunjungi rumahnya dan memberikan kue ulang tahun, sebagai kejutan kecil yang terlambat. Kayla menutup sambungan teleponnya saat dia sudah tiba di kampus dan bertemu dengan Alice.

"Aku pulang!"

Selang beberapa menit setelah sambungan teleponku ditutup, Kris pulang dengan teriakannya yang menggelegar. Hening kembali setelah sapaan pagi Kris di rumah. Kurasa dia sudah masuk kamarnya dan berniat untuk beristirahat. Begitu pula aku, aku akan kembali melanjutkan tidur sebelum nanti siang aku harus berangkat kuliah, aku memiliki tugas persentasi kelompok siang nanti, dan aku harus hadir. Akan sangat bermasalah jika aku tidak hadir. Dosen kami yang satu itu kurang toleransi terhadap alasan apapun.

"Gin!" sekarang teriakannya lebih keras, aku mendengar suara kakinya yang menginjak tangga dan berlari dengan kencang. Tangga kayu memang sedikit berisik di rumah sebesar ini terlebih hanya di tempati oleh dua manusia saja. Aku akan benar – benar murka padanya jika ia berteriak kencang untuk alasan yang tidak penting.

Brak...

Kris tampak terengah, matanya menatap tajam, langkahnya melebar dan menghentak terburu – buru. Dia langsung menyingkap selimutku setelah sekilas memandangi wajahku dengan intens. Beruntungnya dia karena aku sedang lemas sekarang. Jika tidak, aku benar – benar akan memukul dan menendangnya keluar dari kamarku. Dia sangat menganggu.

"Apa yang kau makan semalam?" tanyanya serius. Tangannya menyingkap bajuku dan menekan perutku dengan kuat, terlebih pada bagian kiri atas. Rasa mualku langsung terangsang, membuatku terbangun dan berusaha mengeluarkan sesuatu dari dalam mulutku.

"Apa yang kau lakukan?" teriakku marah dengan tindakannya.

"Dasar bodoh, seharunya aku yang bilang seperti itu. Sejak kapan kau memakan kue tart dengan potongan besar dan segelas kopi hitam?" bentaknya marah dengan tangan yang menarik beberapa tisu untuk membersihkan mulutku.

Aku langsung menatapnya bingung, "Aku melihat ada kue tart di dalam lemari dan gelas bekas kopi, siapa lagi yang memakannya selain kau. Hanya ada kau disini semalam!" jelasnya membuatku mengerti sekarang. Aku langsung kembali berbaring setelah pusing kembali mendera gara – gara terbangun dengan mendadak. Kris membantuku dengan baik.

"Sudah ku bilang jangan sentuh makanan manis dan kafein seperti itu. Berapa kali aku harus mengingatkanmu!" tegurnya murka.

"Aku tidak menyadarinya, awalnya itu untuk Kay. Karena sudah larut aku membawanya pulang. Aku tidak tahu jika aku memotongnya terlalu besar," jelasku memberi alasan tentang kronologis semalam hingga aku bisa seperti ini.

"Dasar bodoh! Istirahatlah. Aku akan membuatkanmu bubur, dan minumlah obat setelahnya," Kris langsung bangkit dari duduknya, pergi keluar dengan cepat. Dan membiarkanku benar – benar beristirahat sekarang.