Chereads / PLAYBOY VS ICE QUEEN / Chapter 5 - Pernikahan

Chapter 5 - Pernikahan

3 minggu kemudian, acara pernikahan Arabella dan Sam pun di lakukan. Seperti kesepakatan mereka, Tidak! Seperti kemauan Arabella, prosesi pernikahan mereka hanya diadakan di sebuah gereja sederhana di dekat rumahnya. Tidak ada kesan istimewa dalam prosesi pernikahan ini, tidak ada hiasan khusus pernikahan, tidak ada tamu undangan apalagi media yang meliput, padahal jika dilihat dari popularitas dari kedua keluarga mereka, Sam yakin berita pernikahan mereka akan menjadi topik terpanas bulan ini.

Pernikahan mereka hanya dihadiri oleh kedua orang tua Sam dan mama Arabella, orang luar yang mereka undang hanya Jess yang merupakan sahabat baik dari Arabella dan Mike yang merupakan Sahabat Sam serta petugas gereja yang akan menikahkan mereka.

Arabella tampil dengan gaun putih sederhana tanpa hiasan yang berlebihan, namun tetap terlihat cantik dan elegan. Sedangkan Sam tampil menawan dengan menggunakan Tuxedo berwarna putih senada dengan gaun yang dikenakan oleh Arabella. Mereka tampak sangat serasi, mempelai wanitanya cantik dan mempelai prianya tampan. Hanya satu yang kurang dari pasangan yang akan segera menikah itu, di wajah mereka sama sekali tidak terlihat raut bahagia tang ditampilkan, terutama pada wajah Arabella yang sejak memasuki gereja selalu menampilkan ekspresi datar dan dingin.

Sam masih heran dengan keinginan Ara untuk pernikahannya mereka, bukankah setiap wanita menginginkan pernikahan yang berkesan?. Sam hanya bisa menyimpan pertanyaannya itu untuk dirinya sendiri.

Prosesi pemberkatan berjalan lancar dan khidmat, dan setelah prosesi tersebut selesai acara dilanjutkan dengan makan siang bersama untuk merayakan disalah satu restoran mewah dikota ini.

Sama seperti diacara pemberkatan tadi, diacara makan siang ini hanya Jess dan Mike orang luar yang datang.

"Setelah ini kalian memilih tinggal dimana?" tanya Maria–mama Arabella membuka percakapan.

"Kami akan tinggal di rumah Ara, Ara sudah menyuruh madam Alice untuk mempersiapkan segala keperluannya." Jawab Arabella lebih dulu sebelum Sam sempat menjawab. Sam tampak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh istrinya barusan, karna mereka belum pernah membahas masalah tempat tinggal sebelumnya, dan sekarang Arabella tiba-tiba berkata mereka akan tinggal di rumah wanita itu? Wah... Sam sungguh tidak percaya.

"Loh, Sam. Kok kamu tidak bilang sama kami kalau kalian akan tinggal dirumah Ara?" tanya Sandra–Mama Sam.

"Mungkin Sam lupa memberitahukan ini pada kalian karna kesibukannya" lagi-lagi Ara mendahului Sam untuk menjawab pertanyaan Mamanya. Sam sungguh merasa kesal pada sikap seenaknya yang ditampilkan oleh Ara, seolah dialah yang memegang kendali atas pernikahan mereka. Bukankah kepala keluarga disini adalah dirinya? Pikir Sam kesal.

"Baiklah kalau itu mau kalian, kami akan mengirimkan barang-barang Sam ke rumah kalian" ucap Sandra lagi. Sandra sebenarnya menyadari raut kesal Putranya, tetapi ia memilih diam saja. Salam hati dia merasa senang sekaligus sedih pada putranya itu karna sepertinya Arabella lah yang akan memegang kendali atas pernikahan mereka.

Mereka kemudian melanjutkan obrolan ringan membahas berbagai hal, Jess dan Mike pun sudah terlihat akrab walaupun mereka baru kenal hari ini. Seperti biasa, Arabella lah yang lebih banyak diam dan menarik diri dari obrolan mereka, dia hanya akan menjawab jika pembicaraan mereka ada yang menyangkut dirinya.

*****

Arabella dan Sam berada dalam satu mobil yang sama yang akan membawa mereka ke kediaman pribadi Arabella. Di sepanjang perjalanan tak ada satu pun dari mereka yang mengeluarkan suara. Hening. Senyap. Seakan mereka tidak tampak bagi satu sama lain. Tuan Joseph yang sudah menjadi sopir pribadi Arabella dalam waktu yang lama pun sudah terlihat biasa dalam suasana seperti ini. Berbeda hal dengan Sam yang biasanya jika dalam perjalanan ia selalu memutar musik pelan atau bercakap dengan sopirnya, dan suasana seperti ini bagaikan neraka baginya.

Mobil telah berhenti sebuah rumah megah yang berada disalah satu kawasan elite dikota ini. Rumah megah berwarna putih dengan pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi. Pintu coklat berbahan kayu Mahoni dengan ukiran-ukiran yang indah segera terbuka dan menampilkan sosok wanita paruh baya dengan setelan khas Maid berdiri menyambut mereka dengan senyum ramah.

" Selamat sore, Selamat datang dirumah nyonya dan tuan" sapa Mada Alice, kepala pelayan dirumah Arabella dengan nada sopan khasnya.

"Selamat Sore madam Alice" jawab Arabella melangkah memasuki rumahnya dan diikuti oleh Sam disampingnya.

Rumahnya bagus, nyaman. Tidak banyak perabotan yang tidak dibutuhkan hingga membuat rumahnya tampak luas, pikir Sam setelah memperhatikan tata letak rumah barunya ini. Bukan, lebih tepatnya rumah Istrinya.

"Silahkan duduk" ucap Arabella mempersilahkan Sam duduk di ruang tamu. Seorang Maid kemudian datang dengan membawa nampan berisi minuman dan camilan untuk mereka.

" tanyakan apa yang ingin kau tanyakan" ucap Ara datar. Ara ikut duduk di single sofa yang cantik yang terletak di bagian ujung meja yang sudah tampak seperti singgasana.

Sam menatap sebentar kearah Istrinya dengan pandangan rumit. Ia tidak mengerti dengan semua yang terjadi hari ini.

"Kenapa kau memutuskan secara sepihak semua ini?" tanya Sam menuntut. "Kau tidak pernah membahas tentang dimana kita akan tinggal sebelumnya, dan tau-tau kau memutuskan semuanya. Seolah pendapatku tidak dibutuhkan sama sekali"

"Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar, aku tidak mendiskusikannya ini sebelumnya karna aku tidak mau melalui perdebatan jika seandainya kau tidak setuju dengan keputusanku. Bukan hanya kau yang tidak suka dibantah, aku pun sama dengan mu sama sekali tidak menyukai bantahan. Apa yang ku katakan harus terlaksana." Jawab Ara tegas.

Sam terdiam, baru kali ini dia merasakan aura memerintah yang kuat dari seseorang, terlebih dari seorang wanita. Mungkin ini yang dimaksud dari sahabat-sahabatnya. Istrinya ini terkenal di kalangan pebisnis karna aura memerintahnya yang kuat.

"Tapi setidaknya kau memberitahu ku" jawab Sam akhirnya. Sam juga tidak percaya pada dirinya sendiri yang seakan takluk pada aura istrinya ini. Ara tidak menjawab, sebenarnya dia juga merasa sedikit bersalah karna memutuskan semuanya seorang diri, tapi seperti yang ia katakan tadi, dia tidak suka jika keputusannya harus dibantah seandainya Sam tidak setuju untuk tinggal dirumahnya.

Arabella bukannya tidak mau tinggal di tempat suaminya, tetapi wanita ini sangat sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, dan dia sangat tidak suka dengan situasi seperti itu.

"Aku harap kedepannya disetiap keputusan yang akan kau ambil, kau bersedia mendiskusikannya pada ku terlebih dahulu" ucap Sam, ia meraih gelas minumannya hingga tandas untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering.

"Dan seperti yang kita bahas sebelumnya, kehidupan kita tidak akan berubah. Kau urus urusanmu sendiri dan aku mengurus urusanku sendiri. Kita tidak boleh mencampuri urusan masing-masing" ucap Ara mengingatkan. " kau boleh kembali berhubungan dengan wanita-wanitamu selama para orang tua tidak mengetahuinya" lanjutnya. Kali ini Sam tidak lagi menyembunyikan ekspresi kagetnya saat Arabella mengatakan dia boleh kembali bersama wanita-wanitanya? Apa selama ini Arabella mengetahui reputasinya? Sementara Sam sendiri bahkan tidak tau apa-apa tentang istrinya selain dari yang dikatakan oleh teman-temannya. Pikir Sam tidak percaya. Bodohnya dia karna selama ini tidak berusaha mencari tau informasi dari wanita yang akan dia nikahi.

Seolah membaca isi pikiran Sam, Arabella tampak tersenyum miring " Ya... aku tau semua informasi tentang mu, tentang segala reputasi tidak penting mu itu diluaran sana. Aku tidak akan serta merta menikah dengan seseorang tanpa mencari informasi apa pun dari pria yang akan aku nikahi." Ucapan Arabella seolah menampar keras wajah Sam. "Kamu pikir walaupun pernikahan kita ini terkesan tidak wajar dan serius aku akan membiarkan sembarangan orang masuk dalam kehidupanku?" lanjutnya. Sam terdiam tidak menjawab apa pun karna apa yang dikatakan oleh Arabella memang benar. Walaupun pernikahan mereka tidak dijalani secara serius, bukan berarti mereka juga harus acuh tentang informasi dari pasangan mereka.

"Baiklah, karna tidak ada lagi yang harus kita bicarakan, aku permisi istirahat dulu. Madam Alice akan menunjukkan dimana kamarmu" ucap Ara sambil berdiri dari duduknya. Madam Alice yang berdiri disudut ruangan mengangguk mengiyakan perintah majikannya. Dia memang sudah mengurus segalanya dan telah menyiapkan kamar untuk Sam.

Sebenarnya Madam Alice sempat terkejut dengan perintah majikannya beberapa hari yang lalu yang menyuruhnya menyiapkan kamar untuk Sam, tetapi ia tidak berani bertanya lebih jauh dan mengurusi urusan majikannya ini.

"Maksudmu kita tidak akan tidur bersama? Maksud mu berbagi kamar" tanya Sam cepat. Cobaan apalagi ini? Mereka tidak akan tinggal dikamar yang sama? Tanya Sam dalam hati.

"Tidak, kita tidak akan tidur dikamar yang sama. Sudah ku kayakan kalau kita tidak akan mengusik privasi masing-masing. Dan kamar adalah salah satu privasi paling utama." Jawab Arabella sebelum beranjak meninggalkan Sam yang diam terpaku di tempat duduknya.