Chereads / PLAYBOY VS ICE QUEEN / Chapter 6 - Sebulan pernikahan

Chapter 6 - Sebulan pernikahan

"Pagi madam Alice" sapa Sam yang baru saja memasuki ruang makan dan duduk di kursi yang sering ia duduki. Hari ini tepat 1 bulan pernikahan mereka berlangsung dan seperti yang dikatakan oleh Arabella, tidak ada yang berubah dari kehidupan keduanya.

Mereka kembali ke kesibukan masing-masing dan hanya bertemu di saat sarapan dan sesekali saat makan malam. Arabella lah yang lebih sering melewatkan makan malam dirumah dari pada Sam, dengan alasan terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Sam juga sudah mulai mengetahui beberapa hal mengenai pekerjaan sang istri yang ternyata selain mengurus usaha keluarganya, istrinya juga ternyata memiliki bisnis Kasino dan Klub yang cukup ternama dinegri ini. Sam cukup kagum pada istrinya itu yang ternyata lebih sibuk daripada dirinya sendiri.

"Ara dimana, kok belum turun?" tanya Sam yang belum menemukan sosok istri dinginnya yang biasanya sudah duduk lebih dulu di meja makan dari pada dirinya.

"Nyonya sudah berangkat pagi-pagi sekali, katanya dia akan ke London untuk beberapa hari ke depan" Jawab Madam Alice memberitahu.

Sam mengembuskan nafas lelah, istrinya itu tidak pernah memberitahunya tentang hal ini, dan itu cukup melukai egonya sebagai seorang suami. Sam sadar jika mereka telah sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing, tetapi tidakkah seharusnya Arabella juga harus memberitahunya jika dia akan pergi untuk waktu yang lama? Bagaimana jika nanti orang tua mereka menanyakan hal itu? Apa yang harus Sam jawab? Kesal Sam.

Sam segera menyelesaikan sarapannya dan beranjak dari duduknya "Karna Ara tidak ada, maka madam tidak perlu menyiapkan makan malam. Aku akan makan malam di luar." Ucap Sam sebelum meninggalkan ruang makan. Mada Alice hanya mengangguk mengiyakan, wanita paruh baya itu menatap dalam diam pada punggung Suami Nyonyanya dengan tatapan kasihan.

Semoga tuan Sam sabar dalam menghadapi sikap dingin dan seenaknya dari Nyonyanya. Madam Alice berdoa dalam hati.

*****

"Sial!..." Sam meninju kemudi mobilnya dengan perasaan kesal. selama satu bulan mereka menikah, Sam masih tetap berusaha menahan dirinya dengan sikap seenaknya yang dilakukan oleh istrinya, tapi jika sikap Ara akan terus seperti ini maka Sam pun rasanya percuma saja menahan diri. " Baiklah jika memang ini maumu, aku akan menunjukkan bagaimana seorang Sam menjalani kehidupannya sebelum pernikahan ini" ucap Sam dengan tajam.

Sam melajukan mobilnya menuju kantornya dengan kecepatan penuh, saat ini pria itu sungguh kesal pada Istri dinginnya itu dan ingin melampiaskannya. Dia juga tidak memedulikan berbagai umpatan yang diberikan oleh pengguna jalan yang lain karna dia dengan seenaknya menerobos lampu merah.

Seharian penuh, Sam membenamkan dirinya pada tumpukan dokumen perusahaannya untuk mengalihkan kekesalannya pada sang istri dingin.

Tepat jam 5 sore, Sam menyelesaikan pekerjaannya dan memutuskan memesan makan malamnya dalam layanan pesan antar. Sam sudah terbiasa merasakan suasana makan seperti ini jika memang pekerjaannya menumpuk dan tidak memungkinkannya untuk pulang ke rumah. Tapi kali ini, alasannya melakukan hal tersebut karna memang ia tidak berniat pulang ke rumahnya, bukan... tapi pulang ke rumah istri dinginnya hanya untuk sekedar makan malam.

Setelah menghabiskan makan malamnya, Sam beranjak ke ruang pribadinya dan membersihkan diri sebelum pergi ke klub langganannya. Malam ini dia akan mencari kepuasannya sendiri dan melupakan Arabella untuk sejenak. Dan ini juga adalah kali pertama Sam kembali mengunjungi Klub langganannya setelah menikah.

Setelah selesai membersihkan dirinya, sebelum meninggalkan kantornya, Sam menghubungi sahabat-sahabatnya untuk datang ke klub langganan mereka.

Sam sudah duduk di Klub langganannya dan sedang menunggu para sahabatnya datang. Pria itu juga sudah memesan beberapa botol alkohol dengan berbagai jenis untuk menemani mereka malam ini.

Sudah sampir 30 menit Sam duduk sendiri di tempatnya, dan selama itu pula Sam menilah begitu banyak wanita dengan pakaian seadanya menutupi tubuh mereka dengan tatapan lapar dan menggoda seakan siap merangkak dan melemparkan tubuh mereka untuk memberikan kepuasan padanya dan mendapatkan kepuasan mereka pula.

Sam masih duduk diam ditempatnya seraya memikirkan wanita mana yang akan dia pilih untuk memuaskannya malam ini. Sepertinya Sam benar-benar bertekad untuk kembali pada kebiasaan lamanya dengan bersenang-senang dengan banyak wanita, sama seperti sebelum ia menikahi wanita super dingin yang tidak pernah melirik barang sedikit pun padanya. Mengingat hal tersebut membuat Sam kembali kesal.

Dengan kekesalannya itu pula Sam memberi kode pada seorang wanita sexy dengan pakaian yang sangat menggoda untuk menghampirinya, dan tanpa menunggu waktu lama wanita sexy tersebut langsung menghampirinya dan tanpa malu langsung duduk di pangkuan Sam.

Sam yang memang sudah terlalu lama tidak menyalurkan hasratnya seketika kembali merasakannya dan dengan senang hari Sam menerima wanita yang telah duduk di pangkuannya ini dengan sedikit menekankan bokongnya ke area sensitifnya untuk menggodanya.

Sam meletakkan telapak tangannya yang besar dan sedikit kasar itu diatas paha mulus wanita sexy tersebut sambil mengelusnya dengan gerakan pelan dan membuat wanita tersebut mendesah nikmat atas sensasi yang diberikan oleh telapak tangan Sam. Sam yang mendengar desahan wanita tersebut semakin meningkatkan hasratnya dan melupakan keadaan sekitar.

Sedangkan tak jauh dari tempat Sam yang sedang terbakar gairah, seseorang telah memperhatikannya dalam waktu yang cukup lama, dan sedang berbincang dengan seseorang yang berada di sambungan telpon.

"Kamu yakin ngga ngerasain apa-apa saat tau suamimu lagi sama wanita lain?" tanya orang tersebut yang ternyata Jess, sang bartender di Klub tersebut, dan sudah jelas yang berasa di sambungan telponnya di seberang sana adalah sahabatnya, Arabella.

"Ini pertanyaanmu yang ke sekian. Mau berapa kali aku harus bilang kalau itu urusannya, bukan urusan ku" jawab Arabella kesal dengan pertanyaan berulang sahabatnya itu.

"Tapi dia suami kamu Ara" ucap Jess kekeh. Ia heran dengan sahabatnya ini, walaupun dia sudah tau kalau pasangan ini telah melakukan kesepakatan untuk tidak ikut campur dengan kehidupan masing-masing, tapi setidaknya Ara memiliki sedikit perasaan aneh saat mengetahui suami yang ia nikahi sebulan lalu sedang bersenang-senang dengan wanita lain sedangkan jauh disana sahabatnya sedang sibuk mengurusi bisnisnya yang mendapat sedikit guncangan.

"Aku tidak peduli, maaf Jess aku harus menutup panggilanmu. Masih banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan" ucap Arabella, dan tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya dia langsung memutus panggilan.

*****

Arabella menghempaskan tubuhnya kearah sofa panjang yang berada dikamar hotelnya di London. Ara melirik jam digital di atas nakas samping tempat tidurnya yang sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Pekerjaannya masih belum selesai saat tiba-tiba Jess–sahabatnya menghubunginya dan memberitahukan tentang apa yang saat ini suaminya sedang lakukan dengan salah satu wanita malam di Klubnya. Ya... Klub itu memang salah satu miliknya, namun dia sudah memberikan tanggung jawab penuh pada sahabatnya untuk mengelola tempat tersebut.

Sebenarnya dia tidak ingin memikirkan apa yang tadi dikatakan Jess, dan berniat untuk kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda, tapi nihil. Otaknya seolah menolak untuk Ara kembali melanjutkan pekerjaannya.

Seolah ada yang berteriak lantang di hadapannya mengatakan bahwa disana Sam sedang bersenang-senang dengan wanitanya sedangkan dia disini terkurung dengan tumpukan pekerjaannya.

"Aarrggg.... Sial!!!" tanpa sadar Arabella menendang meja kaca yang berada didepannya hingga hancur tak berbentuk. Sedangkan Arabella hanya memandang bergantian antara meja malang tersebut dan kakinya yang telah mengeluarkan darah segar karna terkena pecahan kaca dengan tatapan dingin.