Ketukan pintu menginterupsi pasangan tersebut dan melihat Madam Alice berada didepan pintu yang telah terbuka.
"Nyonya, dokter Mike sudah datang" ucap Madam Alice memasuki kamar tersebut dengan seorang pria paruh baya di belakangnya.
"Selamat siang, Ara. Bagaimana keadaanmu?" tanya sang dokter ramah.
"Kau bisa menilainya sendiri dokter" jawab Arabella sama ramahnya, dan Sam baru pertama ini menyaksikan secara langsung sikap ramah istrinya itu.
"Joe meneleponku, katanya kau sempat drop?" tanya dokter Mike memastikan.
"Sialan!" Umpat Ara kesal pada sahabatnya itu. "Apalagi yang manusia itu katakan?" tanyanya masih kesal.
Sam hanya diam memperhatikan interaksi antara istrinya dan sang dokter, dan dari pengamatan Sam mereka memiliki hubungan yang cukup dekat dibanding hubungan seorang dokter dengan pasiennya.
Dan apa tadi sang dokter bilang? Ara sempat drop? Dimana, apakah saat dia berasa di London? Tanya Sam dalam hati.
"Dia hanya memintaku untuk memeriksamu kembali, kau tau kalau dia sangat berlebihan jika menyangkut kesehatan orang-orang yang dia sayangi." Jawab dokter Mike sambil terkekeh. Sang dokter mengalihkan perhatiannya pada seorang pria yang sedang duduk di samping Arabella sambil memperhatikan interaksi mereka.
"Kenalkan, dia Samuel" ucap Arabella saat menyadari tatapan kebingungan sang dokter mendapati seorang pria sedang duduk di sampingnya.
Sam yang merasa namanya disebut tersadar dari lamunannya segera berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada pria paruh baya di hadapannya itu. "Samuel" ucap Sam memperkenalkan diri.
"Mike, dokter keluarga Zelensky" ucap dokter Mike juga memperkenalkan diri. Zelensky adalah nama keluarga Arabella sendiri.
"Apa dia kekasihmu?" tanya Dokter Mike pada Arabella.
"Bukan" jawab Arabella singkat "bukankah dokter kesini untuk memeriksa ku?" tanya Arabella mengingatkan tujuan awal sang dokter tentang kedatangannya. Ia tidak ingin jika dokter Mike mempertanyakan hubungannya dengan Sam.
Sam sedikit merasa kecewa dengan jawaban Arabella, ia juga menyadari jika Arabella memang tidak berniat mengungkap hubungan pernikahan mereka pada orang lain, bahkan pada dokter keluarganya sekalipun.
"Astaga... maaf, aku sampai lupa" ucap sang dokter sambil menepuk keningnya. Sang dokter kemudian langsung memeriksa kondisi kesehatan Arabella dan melupakan sejenak tentang pertanyaannya tentang siapa sosok Sam yang sebenarnya.
"Kau harus mengurangi aktivitasmu dulu untuk beberapa hari ini, atau jika perlu kau istirahat total saja hingga kondisimu benar-benar pulih." Ucap sang dokter setelah memeriksa kondisi Arabella.
"Mungkin aku bisa menguranginya, tapi tidak dengan istirahat total. Banyak deadline yang harus segera diselesaikan" ucap Arabella menanggapi.
"Baiklah, kau tau apa yang harus kau lakukan" ucap Dokter Mike mengalah, dia sangat tau jika pasiennya yang satu ini sangat tidak mungkin mau meninggalkan pekerjaannya. " kalau begitu aku permisi dulu, semoga lekas pulih" pamit dokter Mike sambil mengelus kepala Arabella dengan sayang seperti perlakuan seorang ayah pada putrinya.
"Sampaikan salamku pada aunty Marissa" ucap Arabella menanggapi, dan mengirimkan salamnya pada istri sang dokter.
"Akan ku sampaikan" jawab dokter Mike sebelum menghilang dari balik pintu kamar Arabella.
"Kau sempat drop saat di London?" akhirnya Sam tidak tahan lagi untuk tidak menanyakan pertanyaan yang sedari tadi mengusiknya.
Arabella cukup kaget mendengar pertanyaan tiba-tiba yang dilayangkan Sam padanya. "Apa itu penting?" tanya Arabella balik. Ia rasa Sam tidak ada hubungannya dengan kesehatannya.
"Kau istriku, dan aku berhak mengetahui keadaanmu" jawab Sam dengan suara yang sedikit membentak. Ara mengerjapkan matanya karna terkejut mendengar bentakan yang diberikan oleh Sam karna selama ini tidak ada yang pernah membentaknya seperti itu, termasuk kedua orang tuanya, Sam pun sangat terkejut dengan nada bicaranya sendiri.
"Aku peringatkan padamu untuk menjaga nada bicaramu" desis Arabella tidak suka, dia paling tidak suka jika ada yang membentaknya saat berbicara dengannya. " dan walaupun aku istrimu sekalipun, kau sama sekali tidak memiliki hak untuk mengetahui keadaanku" lanjutnya dengan nada datar seperti biasanya.
"Maaf" ucap Sam saat menyadari kesalahannya, dia lupa jika Ara sangat tidak suka jika ada yang berbicara dengannya dengan nada membentak, dan ia tau tentang hal tersebut dari Maria–mama mertuanya.
"Tolong tinggalkan aku sendiri" ucap Arabella mengusir Sam. Ia kembali merebahkan tubuhnya dan berbaring memunggungi Sam.
Sam menatap punggung istrinya dengan tatapan menyesal, dia pun sama sekali tidak mengerti pada dirinya yang harus bereaksi berlebihan seperti tadi hingga membentak Arabella.
"Istirahatlah" ucap Sam sambil mengelus pelan kepala Arabella sebelum beranjak dan meninggalkan kamar tersebut.
Arabella membalikkan tubuhnya menatap pada pintu yang telah tertutup. Ia bingung dengan perubahan sikap Sam yang seperti ini.
Bukankan sebelumnya semuanya baik-baik saja? Segala sesuatunya berjalan sesuai kesepakatan mereka, tidak ada yang mencampuri urusan masing-masing. Tetapi, mengapa sekarang Sam malah melewati batasannya? Tanya Arabella.
Deringan ponsel memecah lamunan Ara tentang sikap Sam barusan. Nama Jess terpampang sebagai ID sang penelpon.
"Ada apa?" tanya Ara tanpa basa-basi setelah menerima sambungan telpon tersebut.
"Astaga.... Ara, kamu kebiasaan yah ngga pake basa-basi dulu kalo aku nelpon" gerutu Jess di seberang sana.
"Ada apa?" tanya Ara lagi tidak memedulikan gerutuan sang sahabat.
"Kenneth kembali" ucap Jess cepat. Arabella yang mendengar satu nama yang disebutkan oleh sahabatnya itu diam seribu bahasa, entah dia harus senang atau malah sedih mendengar kabar ini.
Di satu sisi Arabella sangat senang mendengar jika Orang yang selama ini dia tunggu-tunggu akhirnya kembali, namun di sisi lain ia juga merasa sedih karna kenyataannya statusnya saat ini sudah menjadi istri orang.
Arabella sangat menyayangkan kedatangan Ken yang terlambat hanya beberapa bulan, jika saja Ken datang sebelum pernikahannya, pasti Ara akan dengan senang hati membatalkan pernikahannya walaupun hanya terlambat beberapa ham saja atau bahkan beberapa detik. Ara tidak peduli.
"Halo Ra... Are you there?" tanya Jess saat tidak mendapat tanggapan dari sang sahabat. Jess yakin jika saat ini sang sahabat sedang shock dan mungkin sedang berperang dengan dirinya sendiri.
Jess sangat tau apa posisi Ken dihidup Ara, namun saat ini sudah ada Sam yang juga memiliki posisi penting dalam hidup sang sahabat. Walaupun Jess tau Ara sama sekali tidak menganggap penting pernikahannya, namun tetap saja pernikahan itu Sah dimata hukum dan agama.
"Halo... Arabella!!!" ucap Jess lagi dengan suara yang lebih keras. Ara yang mendengar teriakan Jess seketika tersadar dari peperangan batinnya.
"Ya..." sahut Ara sedikit linglung.
"Kamu baik-baik aja?" tanya Jess memastikan keadaan sang sahabat.
"Tidak Jess, i'm not okay" jujur Ara dengan suara pelan, hampir seperti berbisik.
*****
Sedangkan Sam yang kembali ke kamarnya, kembali merutuki tindakannya tadi, ia pun tidak mengerti dengan reaksinya yang menuturnya sedikit berlebihan itu.
"Kenapa harus membentak sih?" Tanya Sam pada dirinya sendiri. Aku seperti suami yang sangat peduli pada istrinya, padahal kan status kami hanya di atas kertas dan di hadapan kedua orang tua kami saja, pikir Sam.