Arabella diantar ke salah satu private room yang telah di pesan oleh Ken, Sang pelayan membukakan pintu ruangan tersebut dan menampilkan sosok Ken yang menampilkan senyum hangatnya ke arah Arabella.
Ara tak langsung memasuki ruangan tersebut, ia masih tetap berdiri ditempatnya sambil menatap lekat pada sosok yang tengah tersenyum hangat padanya, pada sosok selama ini ia rindukan, sosok yang selama ini ia nantikan kedatangannya.
"Don't you want to give me a hug?" Tanya Ken pasa Arabella yang masih setia berdiri di tempatnya. Pertanyaan tiba- tiba dari Ken menggungah lamunan Arabella, gadis itu seketika melangkagh ke arah Ken dan langsung menghambur kepelukan pria tersebut.
"I miss you so much" ucap Arabella sambil mengeratkan pelukannya, seakan ia takut jika pelukannya mengendur maka sosok Ken akan menghilang.
" Aku juga" Ken membalas pelukan Arabella tak kalah eratnya. "Apa kabar?"
"Jangan bertanya pertanyaan bodoh seperti itu" balas Arabella masih dalam pelukan Ken. Ken hanya terkekeh mendengar balasan gadis dalam pelukannya ini. Ia tau jika Arabella sangat tidak mengukai basa-basi seperti itu, dan ia sengaja melakukannya. Ternyata Arabella masih sama seperti sosok yang ia kenal beberapa tahun yang lalu, pikirnya.
Ken melepaskan pelukannya dan membimbing Arabella untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi yang ia duduki dan kemudian duduk di tempatnya sendiri.
Mereka berbincang hangat seperti pasangan yang tengah melepas rindu karna tidak bertemu dalam waktu yang sangat lama.
Percakapan mereka terhenti karna ketukan dari luar dan menampilka pelayan yang tadi juga mengantar Arabella.
"Tuan, tuan Johanson sudah datang" ucap sang pelayan memberitahu kedatangan tamu Ken yang lainnya. Arabella sempat kaget mendengar nama yang disebutkan sang pelayan namun mampu ia tutupi dengan wajah datarnya.
"Persilahkan dia masuk" ucap Ken sambil berdiri dari duduknya menyambut sang tamu.
Sang tamu yang di panggil tuan Johanson pun masuk kedalam ruangan tersebut dan melihat Ken telah berdiri menyambut kedatangannya.
"Selamat malam tuan Johanson, selamat datang" Sambut Ken sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman, Tuan Johansonpun menerima uluran tangan Ken dan membalasnya.
"Selamat malam tuan Bennedict. Oh, cukuo panggil Sam saja" Balas tuan Johanson. Yang ternyata adalah Sam. Samuel Johanson, suami dari Arabella sendiri.
"Baiklah tuan Sam, kalau begitu anda juga cukup memanggilky dengan nama Ken saja" timpal Ken "silahkan duduk" sambungnya mempersilahkan Sam duduk. Ken mengambil tempat duduk disebela Arabella dan mempersilahka Sam duduk berhadapan dengan mereka.
"Eh…" ucap Sam kaget menyadari bahwa bukan hanya mereka yang berasa diruangan tersebut, tetapi ada orang lain yang tidak lain adalah istrinya sendiri, Arabella.
Arabella tidak bergeming dari tempatnya saat mendengar keterkejutan Sam akan keberadaannya.
"Oh maaf, saya lupa memperkenalkannya" ucap Ken menyadari keterkejutan Sam "dia Bella, kekasihku" sambungnya yang mampu membuat shock pasangan suami istri yang saling tidak mengakui itu. Arabella yang shock dengan ucapan Ken yang mengakuinya sebagai kekasih didepan orangn lain yang selama ini tak pernah ia dapatkan sebelumnya, sedangkan Sam shock karna menyadari bahwa bukan Ken yang bersama dengan Arabella pada foto yang pernah orangnya kirimkan saat istrinya itu berada di London. Apakah Arabella selingkuh dari Ken? Tanya Sam dalam hati.
Ia menatap lekat pada istrinya tanpa tau harus berkata apa karna sedari tadi Arabella hanya diam dalam duduknya. Entah kenapa Sam agak canggung dengan keberadaan Arabella di ruangan ini.
"Apakah kalian saling mengenal?" tanya Ken yang menyadari suasana canggung yang ada.
Kedua orang tersebut menoleh kearah Ken dan menjawab bersamaan.
"Iya" ucap Sam
"Tidak" ucap Arabella
Ken mengeryit bingung dengan jawaban berbeda yang diberikan oleh Sam dan Arabella.
"Kami tidak saling mengenal" ucap Arabella menjelaskan, " mungkin tuan ini mengenalku, tapi tidak dengan ku. Kami tidak pernah berkenalan sebelumnya". Ken hanya berohria mendengar penjelasan Arabella dan tak ingin memperpanjangnya.
"Silahkan duduk tuan Sam" ucap Ken kenmali karna Sam masih belum duduk. Sam mengangguk dan kemudian duduk di kursi yang tepat berhadapan dengan Arabella. Sam kembali mempertanyakan siapa sosok pria lain yang bersama istrinya itu saat di London.
"Saya telah memesan masakan spesial dari tempat ini" ucap Ken seraya mengangguk memberi instruksi untuk membawakan pesanannya pada pelayan yang sedari tadi berdiri didepan pintu. Sang pelayan menganggik paham dan segera berlalu untuk menyiapakn pesanan sang pelanggan, dan tak perlu menunggu waktu lama makanan mereka telah tersaji diatas meja.
Ketiganya kemudian menyantap makanan masih-masing, Sam dan Ken mengisi acara makan malam mereka diselingi berbincang-bincang membahas tentang seputaran dunia bisnis yang sedang mereka geluti, Arabella hanya diam ditempatnya tanpa ada niat sedikitpun untuk ikut dalam perbincangan mereka.
Sam sesekali melirik kearah Arabella yang hanya duduk diam di tempatnya, Sam menyadari jika saat ini pikiran istrinya itu tidak bersama mereka, entah apa yang dipikirkan oleh istrinya itu.
Arabella larut dalam pikirannya mempertanyakan kebetulan yang sangat tidak ia harapkan terjadi malam ini. Bagaimana bisa, suami dan kekasihnya berada dalam satu ruangan yang sama dan berbincang hangat.
Ia tidak memikirkan tanggapan apa yang akan diberikan oleh Sam karna memang ia tidak peduli, ia lebih memikirkan tanggapan apa yang akan diberikan oleh Ken saat mengetahui bahwa saat ini statusnya telah menjadi istri Sam yang sedang bersama mereka.
Ken menyadari tatapan Sam yang selalu melirik kearah kekasihnya, " Bella memang orang yang sangat irit bicara, apalagi pada orang yang tidak ia kenal" ucap Ken tiba-tiba.
Sam kembali mengalihkan pandangannya kearah Ken dan menggangguk paham. Sedangkan Arabella seketika tergugah dari lamunannya dan memandang kearah Ken dan Sam secara bergantian namun tetap tak mengeluarkan sepatah katapun.
"Saya mengerti" jawab Sam. Jangankan pada orang baru, yang tinggal serumah sama dia aja irit ngomongnya sudah diatas rata-rata. Dumel Sam dalam hati.
"Saya permisi ke toilet dulu" ucap Arabella menginterupsi dua pria tersebut sambil beranjak dari duduknya. Keduanya hanya mengangguk tanda mempersilahkan.
Sesampainya Arabella didalam salah satu bilik toilet, ia mendudukkan dirinya diatas kloset sambil membenamkan wajahnya pada kedua tangannya yang bertumpu diatas pahanya.
Baru kali ini ia merasa frustasi dengan keadaan yang ia hadapi. Didalam ruangan sana, ada Suami yang tak pernah ia anggap dan kekasihnya tengah berbincang hangat selayaknya seorang teman.
Yah… Ken memang kekasihnya, mereka menjalin hubungan sejak mereka masih dibangku kuliah dan belajar di universitas yang sama, namun mereka harus terpisah selama tiga tahun ini karna Ken harus mengurus perusahaan keluarganya yang berada dinegara lain.
Tidak ada yang tau hubungan mereka selain kedua sahabatnya, Jess dan Joe. Dua saudara kembar tidak identik itu yang telah Arabella anggap seperti saudaranya sendiri. Bahkan ibunya sendiripun tidak mengetahui hubungan mereka.
Setalah Arabella menenangkan dirinya dan berhasil mengontrol perasaannya, ia pun keluar dari bilik dan menuju wastafel untuk mencuci tangannya sebelum kembali ke ruangan yang mereka tempati.