Arabella berjalan ke ruang makan dengan penampilan yang sudah segar walaupun wajahnya masih terlihat sedikit pucat.
Ara menarik salah satu kursi di meja makan dan duduk disana sembari menunggu madam Alice menyiapkan makanannya.
"Dia dimana?" tanya Arabella, pada Madam Alice setelah tidak menemukan sosok Sam sejak kepulangannya beberapa jam lalu.
Madam Alice diam sejenak mencerna pertanyaan majikannya, "Selama nyonya pergi, tuan Sam juga tidak pernah kembali ke rumah ini lagi" jawab Madam Alice setelah mencerna pertanyaan sang majikannya. Arabella hanya mengangguk tanda mengerti tanpa bertanya lagi. Setelah Mada Alice menyiapkan seluruh makan malam, Arabella pun langsung menyantap makan malamnya tanpa bersuara sepatah kata pun.
"Nyonya mau saya menghubungi tuan untuk pulang?" tanya Madam Alice pelan.
"Tidak perlu, dia sendiri yang memilih tidak pulang ke rumah ini. Tidak ada yang memintanya untuk pergi" Jawab Arabella pelah. Ia segera beranjak dari tempat duduknya setelah kegiatan makan malamnya selesai.
"Tolong bawakan kopi ke perpustakaan" ucap Arabella sebelum menghilang dari balik tembok pembatas antar ruangan dan berjalan menuju perpustakaan yang berada di lantai satu.
Madam Alice segera memerintahkan maid yang ada didekatnya untuk membereskan meja makan dan ia sendiri beranjak ke konter dapur untuk membuatkan kopi pesanan majikannya.
*****
Arabella kembali berkutat dengan pekerjaannya tanpa menghiraukan perintah Joe yang menyuruhnya untuk sementara waktu menghabiskan waktunya untuk lebih banyak istirahat dari pada bekerja. Namun apa yang harus diharapkan oleh seorang Arabella? Dia tetaplah gadis keras kepala yang sangat workaholic tanpa menghiraukan kesehatannya sendiri.
Suara pintu yang di ketuk dari luar membuat Ara sejenak mengalihkan perhatiannya dari pekerjaannya dan mempersilahkan orang yang mengetuk tersebut yang ia yakini adalah Madam Alice yang membawakan kopi pesanannya dam tebakannya tentu tidak meleset.
Madam Alice kembali meninggalkan Arabella sendirian di perpustakaan setelah meletakkan kopi pesanan sang majikan di atas meja kerja besarnya.
Kali ini, deringan ponsel yang mengalihkan fokus Arabella dari pekerjaannya dan setelah melihat ID sang penelpon, ia segera mengabaikan ponselnya setelah melihat nama Jess yang terpampang jelas dilayar ponselnya. Setelah deringan berhenti dengan sendirinya, kini masuk sebuah pesan yang datang dari Jess.
Ara membuka pesan Jess untuk mengetahui hal apa yang ingin disampaikan oleh sahabatnya itu
[Ke Klub sekarang, Sam bikin ulah disini]
isi pesan Jess sedikit membuat Arabella mengerutkan keningnya. Apa hubungannya Sam m3ngamuk dengan dirinya? Pikir Ara menggeleng.
Arabella berniat kembali meletakkan ponselnya dan mengabaikan pesan aneh yang di kirim oleh Jess, namun sebuah pesan kembali masuk di ponselnya yang masih dari orang yang sama, namun kali in8 bukan kalimat yang Jess kirimkan tetapi sebuah gambar yang menampilkan sosok Sam dengan penampilan kacaunya dan wajah lebam yang samar terlihat akibat pencahayaan tempat dimana gambar tersebut diambil yang Arabella dan tau jika tempat tersebut adalah Klubnya.
[Cepat kemari sebelum Sam menjadi bulan-bulanan pengunjung yang lain!!!] Sekali lagi pesan Jess masuk dengan kalimat yang sarat akan perintah.
Arabella menghembuskan nafas kasarnya dan diam sejenak menatap kearah pekerjaannya yang belum selesai. Ara kembali Menghembuskan nafas kasar sebelum beranjak dari duduknya untuk memenuhi undangan sahabat menyebalkannya itu.
Setelah mengganti pakaiannya, Arabella kemudian berangkat menuju Klubnya. Dan sepanjang perjalanan ia tidak henti-hentinya mengumpati sahabat menyebalkannya itu karna sepanjang perjalanan pula pesan Jess terus berdatangan seolah memang berniat menerornya untuk segera sampai ditempat tersebut.
Setelah sampai di depan gedung bertingkat empat miliknya itu, Arabella segera memarkirkan mobilnya sembarangan dan bergegas memasuki bangunan tersebut. Arabella disambut oleh dentuman keras musik DJ, dan ratusan orang yang sedang bersenang-senang, serta jangan lupakan bau asap rokok dan bau alkohol yang menguar di seluruh penjuru Klub.
"Dimana dia?" tanya Ara langsung tanpa basa-basi setelah berdiri di hadapan meja bar dan berdiri Jess disana sambil meracik berbagai minuman pesanan para pelanggannya.
"Disana" jawab Jess singkat sambil menunjuk kearah sudut ruangan yang lumayan gelap, namun Ara bisa melihat sosok Sam ada disana sambil menengadah menyandarkan kepalanya di sandaran sofa dibelakannya.
Sam duduk sendirian disana, tanpa ada yang menemaninya, dan dari yang bisa Ara lihat, penampilan Sam benar-benar kacau dengan beberapa noda darah yang mengering menempel di kemeja putihnya serta wajah lebamnya.
Ara melangkah menghampiri tempat Sam berada, dan semakin jarak mereka terpangkas, Ara semakin menyadari jika saat ini Sam sedang mabuk berat.
Arabella berdiri tepat di hadapan Sam yang belum menyadari keberadaannya. Ara hanya diam bersedekap sembari meneliti penampilan seorang pria yang tak lain adalah suaminya sendiri dalam diam.
Tak lama kemudian Sam mengangkat kepalanya setelah menyadari keberadaan seseorang yang berdiri didepannya yang tengah mengawasinya. Dalam keadaan mabuknya, Sam masih bisa mengenali sosok wanita yang selama hampir dua minggu ini belum ia temui. San wanita itu pulalah yang menjadi penyebab kekacauan Sam malam ini.
"Ara? Istri dinginku... kau sudah datang? Sudah puas bersenang-senangnya dengan kekasihmu disana?" racau Sam setengah sadar. Ara bergeming ditempatnya mendengar racauan Suaminya. Ia bingung dengan maksud perkataan Sam.
Kekasih? Bersenang-senang? Siapa yang bersenang-senang dengan kekasihnya yang di maksud Sam? Bukankah selama ia pergi ke London malah Sam yang bersenang-senang dengan para wanitanya? Pikir Arabella.
"Hei! Kenapa kau tetap berdiri disana?.... Kau tidak ingin menghampiriku?" ucap Sam lagi, dan tanpa aba-aba menarik tubuh Arabella yang tidak siap hingga jatuh di atas pangkuan Sam.
Ara segera memberontak dalam pangkuan Sam berusaha untuk kembali berdiri, namun pelukan Sam pada pinggang rampingnya begitu erat hingga Ara tidak bisa bergerak sama sekali.
Sam mengubur wajahnya pada ceruk leher Arabella. "Siapa dia?... apakah dia kekasihmu?" tanya Sam tepat di samping telinga Ara. Ara mengerutkan keningnya bingung dengan pertanyaan Sam yang sama sekali tidak ia mengerti. "Jika memang kau memiliki kekasih, mengapa kau menerima perjodohan ini?" lanjutnya yang semakin membuat Ara bingung dengan maksud sari pertanyaan Sam.
"Dia siapa?" tanya Ara bingung. Dia sudah tidak berusaha melepaskan diri lagi dan hanya duduk diam di atas pangkuan suaminya.
Beruntung mereka berada ditempat yang dimana adegan seperti yang sedang mereka lakukan adalah hal lumrah yang bisa terjadi, jadi Ara tidak terlalu mempermasalahkannya serta posisi mereka yang berada di sudut ruangan yang jarang di lewati oleh orang-orang.
Ara menoleh ke belakang saat tidak mendapat tanggapan dari Sam. Oh... ternyata Sam sudah tertidur karna efek mabuknya, namun anehnya pelukannya di pinggang ramping Ara tidak mengendur sedikit pun.
Butuh usaha keras untuk melepaskan diri dari pangkuan Sam dan setelah ia bisa melepaskan diri, ia segera memanggil beberapa penjaga bertubuh besar untuk membantunya membawa Sam menuju mobilnya.
"Kau membuat ku gila Arabella" racau Sam disela tidurnya. "Aku disini mengkhawatirkanmu, sedangkan kau disana malah bersenang-senang dengan kekasihmu" lanjutnya sebelum kembali terlelap. Arabella hanya melirik sesaat kearah Sam dan kembali berfokus pada jalanan didepannya.
Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil yang dikendarai oleh Arabella sendiri dan sedang menuju pulang ke rumah mereka.