"Mukamu kok kusut gitu? Belum dapat pelepasan?" tanya Mike yang baru saja datang karna mendapat telpon dari Sam tadi. Saat ini mereka sedang berada disalah satu klub yang cukup terkenal di New York yang juga menjadi Klub langganan Sam dan sahabat-sahabatnya.
"Andrew dan yang lain mana?" tanya Sam tanpa menanggapi pertanyaan absurd sahabatnya itu. (Kalian taulah maksud 'pelepasan' dari pertanyaan Mike tadi)
"Mungkin masih dijalan" jawab Mike, dan ikut menghempaskan bokongnya ke sofa yang di duduki oleh Sam. Mike meraih gelas kosong yang tersedia di meja depannya dan mengisinya dengan vodka yang tersedia di meja tersebut.
Sam Kembali menyandarkan kepalanya ke belakang dan terlihat sangat frustasi, gerak-gerik Sam tak pernah lepas dari pengamatan sang sahabat.
"Ada masalah apa?" tanya Mike serius, Mike tau kalau sahabatnya sekarang sedang menghadapi masalah, tetapi masalah apa itu? Mike belum bisa memastikan.
Sam tidak langsung menjawab pertanyaan Mike, pria itu masih menimbang-nimbang apakah ia harus memberitahukan Mike soal perjodohannya dan tentang wanita yang di pilihkan orang tuanya.
"Berhubung kucrut-kuctrut itu belum datang, aku mau ngasih tau hal penting. Tapi kamu harus janji untuk tidak menyebarkannya pada orang lain! Termasuk pada mereka!" ucap Sam serius.
"Tentang apa? Dan kenapa pula mereka tidak boleh tau, mereka juga kan sahabat-sahabat mu." Tanya Mike penasaran.
"Aku hanya tidak ingin mereka tau masalah ini, belum saatnya" jawab Sam serius.
"Baiklah, kau tau apa yang terbaik untuk dilakukan" ucap Mike akhirnya menyetujui persyaratan sahabatnya itu.
"Awal bulan depan aku nikah" ucap Sam singkat, dan seperti yang dibayangkan Sam tentang ekspresi apa yang akan diberikan oleh sahabatnya itu. Mike hanya terdiam sebentar mencerna ucapan Sam. "Dan ini mutlak tidak bisa di bantah" lanjutnya dengan nada tidak bersemangat sama sekali.
"Menikah? Bulan depan? Itu artinya 3 minggu lagi?" tanya Mike mengontrol nada suaranya agar tetap terdengar santai. Sam mengangguk mengiyakan pertanyaan berentetan sahabatnya itu.
"Ingat, jangan pernah mengatakan ini pada siapa pun" kecam Sam mengingatkan " tidak ada yang boleh tau tentang pernikahanku ini" lanjutnya. Mike terdiam mendengar ucapan sahabatnya barusan.
"Maksudmu tidak ada yang boleh mengetahui pernikahan kalian? Kau tidak ingin sampai publik tau hubungan kalian?" tanya Mike memastikan dan diangguki oleh Sam "Memangnya dengan siapa kau akan menikah?" tanya Mike lagi yang mulai penasaran dengan siapa sahabatnya yang terkenal Playboy seantero negri ini.
Sam menghela napas beratnya. Rasanya ia tidak sanggup mengatakan pada sahabatnya itu kalau calon istrinya sendiri sebenarnya tidak bersungguh-sungguh menginginkan pernikahan mereka. Mau ditaruh dimana mukanya? Pikir Sam sedikit kesal.
Baru kali ini Sam bertemu dengan seorang wanita yang sama sekali tidak tertarik padanya. Sam akui, wanita bernama Arabella itu memang cantik, malah sangat cantik melebihi para wanita yang pernah bersamanya selama ini. Tetapi jika sikapnya sedingin itu, bagaimana ranjangnya nanti mendapatkan kehangatan? Oh lupakan itu, bahkan mungkin saja ranjangnya tidak akan pernah rasakan kehangatan dari wanita itu.
Sam menegakkan posisi duduknya dan memperhatikan suasana sekitar, dan tatapan Sam memicing saat pandangannya mengarah kearah meja bar yang berada tak jauh di depannya. Mencoba memastikan jika penglihatannya tidak salah menangkap sosok yang tadi makan malam bersamanya. Penampilannya masih sama, tetapi tidak ada lagi ekspresi dingin pada wajah cantiknya, yang ada hanya wajah frustasi yang tampak samar karna memang pencahayaan yang redup.
"Apa yang dia lalukan disini?" guman Sam pelan dengan tatapan masih memandang lurus kearah meja bar. Mike yang mendengar gumaman Sam mencoba mengikuti arah dimana pandangan Sam tertuju. Mike bisa melihat disana hanya ada seorang wanita yang sedang berbincang-bincang dengan bartender disana dengan akrab. Mike penasaran, apakah Sam mengenal wanita itu.
"kamu kenal sama dia?" tanya Mike pada Sam dengan tatapan juga masih mengarah kearah bar didepan mereka.
Sam menoleh kearah samping dengan cepat saat mendengar pertanyaan Mike barusan. "Maksudmu?" tanya Sam.
"Kamu kenal dengan wanita di depan sana?" Mike memperjelas pertanyaannya.
"Dengan alasan apa kau mengira aku kenal dengannya?" Sam menimpali pertanyaan Mike dengan pertanyaan. Sam penasaran, kenapa sahabatnya ini mengira ia mengenal wanita didepan sana, yah... walaupun memang Sam mengenal wanita itu.
"Insting, dan melihat dari penampilan kalian yang sama-sama terlihat kacau, itu memperkuat dugaan ku kalau kalian memang saling mengenal. Atau jangan-jangan dia wanita yang kau maksud tadi? Wanita yang akan kau nikah nanti?" tanya Mike tepat sasaran. Sam memandang dengan tatapan tidak percaya pada sahabatnya itu, Mike memang tidak perlu di ragukan lagi kalau soal menganalisa sesuatu. Insting dan analisanya selalu tepat sasaran, Sam cucup kagum pada sahabatnya ini. "Jadi benar, dia yang wanita yang akan kau nikahi itu?" tanya Mike memastikan.
"Ya, dia orangnya" jawab Sam pelan. Pandangannya kembali terarah ke meja bar depan, tepatnya pada Arabella, yaa disana duduk Arabella dan tampak terlihat akrab dengan bartender klub ini.
"Not bad, dia cantik, sangan cantik malah. Dia juga cerdas dan lumayan berkuasa di kota ini" ucap Mike memberikan penilaian pada Wanita yang berada tak jauh didepan mereka.
"Kau kenal dengannya?" kali ini Sam yang bertanya, ia cukup terkejut dengan penilaian yang diberikan oleh sahabatnya itu pada calon istrinya. Sam saja tidak tau siapa sebenarnya wanita yang akan ia nikahi itu.
"Tentu saja, dia cukup terkenal di kalangan pebisnis. Banyak pebisnis dinegara ini yang takluk padanya, dia cukup kejam jika berurusan dengan dunia bisnis dan jangan lupakan, dia juga merupakan menantu idaman bagi para pengusaha yang memiliki putra seusianya" jawab Mike menjelaskan, "Jangan bilang kau tidak tau sepak terjangnya di dunia bisnis?" tanya Mike saat Melihat ekspresi kaget yang di tunjukkan oleh Sam setelah menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"Aku sama sekali tidak tau tentangnya" Jawab Sam jujur dengan tatapan masih mengarah kearah Arabella.
"Sungguh mengherankan" ucap Mike menggeleng tidak percaya " bagaimana bisa, Playboy paling terkenal seantero negri tidak kenal padanya? Apa insting memburu mu sudah hilang?" lanjutnya. Sam diam tidak menanggapi sindiran sahabatnya itu.
Tak berapa lama, 2 sahabat Sam dan Mike pun tiba, Andrew dan Jason. Sam melirik kearah Mike mengingatkan untuk tidak membahas apa yang baru saja mereka bahas, dan Mike mengangguk pelan mengerti.
"Kenapa lama sekali" tanya Sam protes pada kedua sahabatnya itu.
"Jangan salahkan kami, salah mu sendiri yang menelpon disaat yang tidak tepat. Kami sedang berada di 'puncak' saat Mike menelpon kami" jawab Andrew tidak terima dengan protes sahabatnya itu. Jason mengangguk menyetujui.
"Serius? Ini masih terlalu pagi untuk berada dipuncak" tanya Mike tidak percaya dengan ucapan sahabatnya itu.
"Tidak ada kata pagi untuk bersenang-senang, bung! Kapan pun kita bisa melakukannya jika itu tersedia" jawab Jason sambil terkekeh. Mike mengangguk setuju dengan ucapan Jason barusan sedangkan Sam hanya mendengus kesal.
"Itu yang di meja bar Arabella kan?" tanya Jason entah pada siapa saat pandangannya terarah ke meja bar didepan mereka.
"Iya itu Arabella, si wanita seksi tapi sayangnya dingin" jawab Andrew juga mengarahkan pandangannya kearah depan dimana Arabella berada.
Mike menatap kearah Sam melihat ekspresi sahabatnya itu, masih tidak percaya jika diantara mereka hanya Sam yang tidak mengenal sosok wanita itu. Sedangkan Sam hanya bisa menggerutu dalam hati karna sepertinya hanya dia yang tidak mengenal siapa Arabella sebenarnya.