"Akhirnya, Hari ini Kak Richard Akan Pulang
Usai Menghabiskan Waktu Sekitar 2 Hari".
Pagi Ini, Kak Richard Sedang Membereskan Pakaiannya Didalam Koper. Iya Tak Sendiri, Sebab Christin Sedang Bersama Dengannya.
Gadis Itu Tak Berhenti Menangis, Sejak Semalam Kak Richard Memberitahu Akan Kabar Kepulangannya.
"Kak Richard, Tak Bisakah Kakak Tinggal Lagi Seminggu?".
Padahal Christin Masih Ingin Menunjukkan Beberapa Tempat Yang Bagus.
Kak Richard Bilang Kak Kalau Kak Punya Seorang Sekertaris Yang Bisa Diandalkan, Tapi Sekarang Kakak Malah Pergi.
Dan Itu Karena Urusan Dikantor Yang Tak Bisa Ditinggal, "Oh.. Ayolah Kak Richard, Siapa Yang Akan Memecat Atau Memarahi Kakak, Kalau Kakak Tak Masuk Kerja?".
Tanpa Dikasitaupun, Mereka Tak Akan Bicara.
Karena Memang Kakaklah Orang Penting Dalam Perusahaan Kakak Sendiri.
Kini Kak Richard Hanya Bisa Memandang Sedih, Pemandangan Yang Ada Didepannya.
Bukan Apa-Apa, Tapi Kak Richard Jadi Berpikir Serius Andai Saja Gadis Kecil Ini Mengetahui Suatu Kebenaran, Pastinya Iya Mungkin Saja Akan Terpuruk.
Mengingat Bahwa Christin Adalah Gadis Yang Suka Merajuk Dan Suka Menangis Jika Keinginannya Tak Dikabulkan.
Maka Dari Itu, Kak Richard Memilih Bungkam.
"Bukan Seperti Itu" Ucap Kak Richard Sedang Memberi Penjelasan.
"Lalu Apa?" Tanya Christin.
Jika Kak Richard Tak Masuk Selama Seminggu, Mungkin Saja Sekertaris Kakak Akan Kewalahan, Laporan Dimeja Kakak Mungkin Sudah Penuh Akibat Kakak Berlibur Sekarang.
Jadi Kak Richard Harap, Christin Bisa Paham Dengan Situasinya.
Ah..Kak Richard Punya Ide, Bagaiman Jika Setelah Libur Kuliah, Kamu Bisa Berkunjung Ke Mansion Kakak?.
"Bagaimana, Apa Kamu Suka Dengan Idenya?" Tanya Kak Richard Berusaha Membujuk Christin Agar Iya Tak Sedih Lagi.
Perlahan-Lahan Tangis Christin Mulai Reda.
Kak Richard Mendekat, Lalu Mengusap Bahu Christin Yang Masih Bergetar, Meskipun Iya Telah Berhenti Menangis.
Selesai Dengan Acara Merapikan Kopernya, Kak Richard Diajak Turun Dari Kamarnya, Untuk Mereka Sarapan.
"Selamat Pagi Ayah"
"Selamat Pagi Ibu" Sapa Christin Lalu Mencium Kening Orangtuanya.
"Selamat Pagi Gadis Kecil" Jawab Pak Wildan Dan Ibu Lisa Serentak, Tak Lupa Juga Menampilkan Senyum Terbaiknya.
"Selamat Pagi Pak Wildan" Sapa Pak Richard.
"Pagi"
Kemarilah Silahkan Duduk.
Setelah Mendaratkan Bokongnya, Dikursi.
Pagi Ini, Ibu Lisa Sudah Menyiapkan Beberapa Menu Masakan Yang Akan Mereka Makan.
"Silahkan Dicicipi Makanannya" Persilahkan Pak Wildan Pada Pak Richard.
"Baik, Selamat Makan".
Suasana Hening Melingkupi. Menyisakkan Suara Dentingan Sendok Dan Garpu Yang Beradu Bersama Piring Berbahab Kaca Mengiringi Sapan Pagi Mereka.
Selesai Dengan Makan Bersama. Pak Wildan Kini Memilih Berangkat Meninggalkan Pak Richard Bersama Istri Dan Anaknya.
Mengenai Kabar Keberangkatan Koleganya, Iya Juga Sudah Tau.
"Pak Richard Saya Pergi Dulu". Pamit Pak Wildan Lalu Meninggalkan mereka Semua.
"Jam Berapa Pak Richard Akan Kebandara?"Tanya Ibu Lisa.
"Sekitar Jam 10.00 Saya Harus Ada Dibandara, Pesawat Take Off Jam 10.30"Jawab Pak Richard.
Ibu Lisa Hanya Diam Menyimak, Tapi Lagi-Lagi Wajah Christin Menjadi Sedih.
Ibu Lisa Juga Tau, Jika Putri Kesayangannya Sudah Nyaman Dengan Kolega Suaminya.
Disini, Nyaman Dalam Artian Christin Sudah Menanggap Pak Richard Sebagai Seorang Kakak.
Sejak 2 Hari Ini, Ibu Lisa Tak Sengaja Melihat Keakraban Pak Richard Bersama Putrinya, Bisa Dilihat Bahwa Christin Tertawa Lepas Tanpa Ada Satu Pikiran Yang Menganggunya.
Ahh...Sebelum Pak Richard Pergi, Semalam Saya Bersama Pak Wildan Sudah Menyiapkan Sesuatu Untukmu.
Sebentar Akan Saya Tunjukan. Setelah Berucap Ibu Lisa Langsung Pergi Meninggalkan Pak Richard Bersama Christin Dimeja Makan.
" Apa Hari Ini Kamu Kuliah?"Tanya Kak Richard Memecahkan Lamunan Christin.
"Hei! Apa Yang Kamu Pikirkan?".
"Mengapa Terkejut?".
Dengan Gerakan Cepat, Christin Mengusap Wajahnya Dengan Kasar.
"Tak Ada, Hanya Saja.. Lupakan!". Ucap Christin Menjeda.
Christin Kuliah Jam 13.00, Jadi Sebentar, Christin Akan Mengantar Kak Richard Ke Bandara.
"Itu Tak Perlu". Ucap Kak Richard Menolak Dengan Halus, Takutnya Iya Sangat Merepotkan.
"Siapa Bilang?" Kini Christin Balik Bertanya, Sepertinya Kak Richard Lupa, Bahwa Christin Adalah Gadis Yang Sangat Keras Kepala.
"Christin Tak Suka Penolakan!". Peringat Christin Mutlak.
"Haha, Baiklah Gadis Keras Kepala".
Setelah Itu, Ibu Lisa Terlihat Membawa Sesuatu Dari Kamarnya.
Rupanya Mereka Menyiapkan Kado Untuk Pak Richard.
"Tolong Diterima". Maaf Kami Tak Tau Apakah Pak Richard Menyukainya Atau Tidak.
Tapi Saya Harap, Semoga Anda Suka". Ucap Ibu Lisa Tulus, Usai Memberi Kado Kepada Pak Richard.
"Terima Kasih" Ucap Pak Richard Setelah Menerima Kado Tersebut.
Setelah Menerima Kado Yang Diberikan Oleh Ibu Lisa, Kak Leonardo Mengambil Bekas Piring Kotornya, Kemudian Membawanya Ke Wastafel.
Christin Hanya Mengekori Kak Richard Dari Belakang, Ibu Lisa Yang Melihat Pemandangan Saat Ini, Terlihat Sangat Terharu.
" Andai Saja Christin Tau Bahwa Iya Masih Punya Seorang Kakak" Guman Ibu Lisa.
Tak Ingin Melewatkan Momen Ini, Ibu Lisa Beranjak Menuju Ruang Kerja Pak Wildan, Lalu Mengambil Kameranya.
"Senyumlah Nak" Ucap Ibu Lisa Saat Tak Sengaja Melihat Wajah Cemberut Dari Anak Gadisnya.
" Wow, Tetap Seperti Itu". Ucap Ibu Lisa Saat Christin Tersenyum Bersama Kak Richard Kedepan Kamera.
" Bukankah Ini Ide Yang Bagus".
" Oke Ibu, Christin Harus Segera Mencetak Fotonya, Biar Kak Richard Juga Punya Kenangan yang Sama Seperti Kita". Ucap Christin Semangat.
Selesai Mencuci Bekas Piring Kotor.
Christin Dan Kak Richard Kembali Kekamar Kak Richard, Sedangkan Ibu Lisa Juga Ikut Pergi Kekamarnya.
Sudah Sampai Dikamar.
" Apa Kak Richard Yakin, Seluruh Barangnya Sudah Siap?".
" Coba Periksa Lagi, Siapa Tau Ada Yang Ketinggalan".
" Barangnya Lengkap, Kak Richard Hanya Perlu Menyimpan Album Ini" Tunjuk Kak Richard Setelah Menerima Album Yang Baru Saja Dicetak Oleh Christin.
"Bagaimana Waktuku Tinggal 2 Jam, Apa Yang Harus Kita Lakukan?". Tanya Kak Richard Memecahkan Lamunan Christin.
"Bagaimana Dengan Kampusku?".
" Christin Ingin Menunjukan Sesuatu Untuk Kakak Richard, Tapi Itu Kalau Kak Richard Setuju?". Tanya Christin Pada Kak Richard.
" Hm. Baiklah".
" Apa Sekarang Kita Harus Berangkat?" Tanya Kak Richard.
" Tentu Saja".
" Memangnya Kak Richard Mau Besok?". Tanya Christin Dengan Nada Mengejek.
" Ah...Tidak..Tidak. Kita Berangkat Sekarang".
" Ayo". Ajak Kak Richard Yang Sudah Meninggalkan Kamarnya.
" Haha, Baiklah". Tawa Christin, Lalu Iya Ikut Menyusul Kak Richard.
" Ibu... Aku Dan Kak Richard Akan Keluar Sebentar".
" Maaf Kami Tinggal Dulu".
" Ayo Kak, Kita Berangkat". Ucap Christin.
20 Menit Menempuh Perjalanan, Akhirnya Mobil Mereka Sudah Terparkir Rapih Didepan Gerbang Kampus.
" Ayo Kak Kita Keluar" Ajak Christin Sambil Membuka Pintu Mobilnya.
Kak Richard Juga Ikut Keluar.
" Christin.... Christin..." Dari Jauh, Terdengar Suara Seseorang Yang Diyakini Usianya Sama Persis Dengan Christin.
Kak Richard Hanya Menatap Gadis Yang Memanggil Christin Dalam Diam, Sedangkan Gadis Itu Berlari Lalu Langsung Memeluk Christin.
" Haha". Christin Hanya Tertawa Sumbang.
" Hei, Apa- Apaan Dengan Wajahmu?". Tanya Rahel Protes Karena Iya Melihat Christin Tersenyum.
" Aku Tidak"
" Hmm...Lalu Kenapa Kamu Tersenyum?" Tanya Rahel Ketus.
" Tidak Ada".
" Astaga Dasar Gadis Keras Kepala!". Ucap Rahel Yang Tak Ingin Melanjutkan Acara Kesalnya.
" Ekhem..." Seketika Kak Richard Berdehem, Mencairkan Kedua Gadis Yang Sedang Asik Mengobrol.
" Rupanya, Aku Tak Dibutuhkan Disini".
"Sebaiknya Aku Pulang". Ucap Kak Richard Lalu Berbalik Menuju Mobil Yang Sedang Menunggu Mereka.
Namun, Seketika Christin Berlari Dengan Cepat Lalu Menahan Tangan Kak Richard.
" Kak Richard Jangan".
" Sudah Christin Bilangkan, Christin Ingin Menunjukan Sesuatu Untuk Kakak".
" Tapi Kau Mengabaikan Aku".
" Aku Tidak".
" Kak Richard Iya" .
" Hei....Hei, Berhenti!. Apa Kalian Tidak Malu Jika Bertengkar Ditempat Umum" Marah Rahel Sekarang.
" Oke, Sekarang Apa Yang Akan Kau Tunjukan Padaku". Tanya Kak Richard Menuntut Jawaban.
" Tak Ada" Jawab Christin Ketus.
" Yasudah Sebaiknya Kak Richard Pulang Saja".
" Sepertinya Aku Terlalu Membuang Waktuku Tak Jelas". Ucap Kak Richard Yang Sudah Mulai Kesal.
" Kakak Tunggu". Ucap Christin Sambil Berlari Menyamakan Langkahnya Dengan Kak Richard.
" Aku Ikut". Ucap Rahel, Lalu Ikut Berlari Bersama Christin.
Setelah Sampai Dirumah, Ibu Lisa Terlihat Terkejut Saat Pak Richard, Christin Dan Rahel Pulang Bersama.
Pak Richard Melirik Jam Ditangannya, Ternyata Waktu Sudah Tepat Pukul 9.35.Dan Itu Artinya Iya Hanya Mempunyai Waktu Sekitar 1 Jam.
" Sepertinya Saya Harus Bersiap- Siap Dulu". Ucap Pak Richard Lalu Pergi, Tapi Langkahnya Tertahan.
"Sebentar! Siapa Kamu?". Tanya Rahel.
" Saya Richard Alexander".
"Hah" Ucap Rahel, Seakan Kedua Bola Matanya Akan Menggelinding Keluar.
" Kau...Kau...Ahh Tidak"
" Kau Pengusaha Miliader Terkenal Itu?" Tanya Rahel Menuntut Jawaban.
" Tidak Juga" Ucap Pak Richard Tertawa Sumbang.
" Yasudah Saya Lanjut Untuk Bersiap".
Selesai Mandi, Pak Richard Sudah Turun Dari Kamarnya. Lengkap Dengan Menarik Kopernya.
" Sudah Beres?" Tanya Ibu Lisa.
" Baiklah Ayo Kita Berangkat".
Akhirnya Keluarga Pak Wildan Mengantar Pak Richard Kebandara.
Dalam Perjalanan, Christin Sudah Berulang- Ulang Dibujuk Oleh Pak Richard, Rahel Dan Ibu Lisa Untuk Berhenti Menangis.
Tapi, Gadis Ini Tak Henti Menangis.
" Pak Richard Tersenyum Geli Melihat Wajah Christin Yang Sudah Bengkak, Tak Lupa Juga Iya Memotret Wajah Christin".
Akhirnya Mereka Tiba Dibandara.
Pak Richard Langsung Check In.
Tak Berselang 15 Menit Kemudian, Pesawat Yang Pak Richard Tumpangi Akan Take Off.
Sebelum Berpisah, Pak Richard Kembali Memeluk Christin Dengan Erat, Tak Lupa Memberi Kecupan Agar Gadis Manja Itu Diam.
" Kak Richard Pergi".
" Jika Christin Libur, Jangan Lupa Berkunjung KeMansion Kak Richard".
" Iya" Jawab Christin Menganggukan Kepalanya.
" Sampai Jumpa Kak"
"Christin Akan Rindu Sekali Pada Kakak".
" Jangan Lupa Beri Kabar Jika Kakak Sudah Sampai".
" Baiklah Gadis Manja". Ucap Pak Richard Sambil Mengusak Rambut Christin, Sedangkan Rahel Dan Ibu Lisa Hanya Ikut Menangis Dalam Diam.
" Saya Pergi". Pamit Pak Richard Pada Ibu Lisa Sedangkan Rahel Hanya Menanggukkan Kepalanya.
" Baiklah Pak Richard Hati- Hati, Semoga Anda Sehat Selalu". Doa Ibu Lisa.
" Tentu" Ucap Pak Richard Setelah Itu Langsung Pergi.