Setelah Pengakuan Tulus Dari Pak Richard, Clara Benar-Benar Terharu.
" Suttt...., Kenapa Menangis Hm?".
Pak Richard Dengan Tulus Mengelus Pundak Clara.Sekarang Posisi Mereka Menjadi Tertidur Kembali.
Dirasanya Clara, Sudah Cukup Tenang, Pak Richard Kembali Mengajak Tidur.
" Hmm, Sepertinya Aku Mengantuk".
" Bagaimana Kalau Hari Ini Kita Membolos Kerja?". Tawar Pak Richard.
Seketika Clara Langsung Mendongakkan Kepalanya, Melihat Wajah Atasan Killernya.
"Tak, Lagi Clara Dengan Santainya Memukul Kepala Pak Richard".
" Aww...Sakit, Kenapa Hobimu Selalu Memukul Kepalaku?". Tanya Pak Richard Dengan Kesal.
Masih Meringis, Dengan Setia Pak Richard Mengusap Kepalanya Yang Masih Sakit.
" Tak Kusangka, Tubuhmu Begitu Mungil, Tapi Kekuatanmu Sangat Besar Hm?".
" Saya Menyadarkan Bapak, Agar Bapak Rajin Bekerja". Jelas Clara.
" Ya, Tapi Seharusnya Dengan Ucapan Lembut, Jangan Memukul Kepalaku Terus".
" Agh, Sepertinya Aku Tak Akan Kekantor Hari Ini". Ucap Pak Richard Yang Kembali Memejamkan Matanya.
"Lagi Kumat Penyakitnya, Manja Sekali Atasan Killer. Yasudah Saya Saja Yang Pergi Bapak Tidur Disini".
"Selamat Pagi". Ucap Clara Yang Berusaha Melepaskan Pelukkan Dari Pak Richard.
"Tidak Bisa!".
"Kamu Harus Bertanggung Jawab, Sekarang Kepalaku Sedang Cedera".
" Saya Akan Bertanggung Jawab, Bangunlah Saya Akan Membawa Bapak Kerumah Sakit".
" Tidak, Aku Tak Mau". Ucap Pak Richard Bersikeras.
" Tapi Tadi, Bapak Bilang Harus Bertanggung Jawab".
" Sekarang Apa?".
" Tidak Mau?".
Huh, Yang Benar Saja.
" Kepalaku Bisa Sembuh, Selain Pergi Kerumah Sakit".
" Ya Sudah, Cepat Beritahu Saya Caranya".
Ucap Clara Yang Mulai Kesal.
" Cium Disini" Tunjuk Pak Richard, Dikeningnya.
" Mesum?".
Tentu Aaja Iya. Sudah Kuduga Ternyata Itu Hanya Alasan Bapak Saja.
Bapak Memang Suka Menyebalkan, Jika Lukanya Parah Mari Saya Antar Kerumah Sakit, Bukannya Menyuruh Saya Mencium Bapak..
" Huh...Ada Saja Pak Richard".
" Mau Tidak?" Tanya Pak Richard Menunggu Jawaban.
Tak Ingin Berdebat Dengan Pak Richard, Clara Dengan Berat Hati Mencium Pak Richard.
" Cup". Satu Ciuman Berhasil Mendarat Dikening Pak Richard.
"Selesai". Ucap Clara.
Namun Bukan Pak Richard Yang Mempunyai, 1001 Cara, Iya Selalu Berpikir Lebih.
Buktinya, Sekarang Iya Yang Memimpin Ciuman nya. Lagi Mereka Berdua Telah Hanyut Dalam Ciuman Masing-Masing.
Pak Richard Bahkan Tersenyum Disela-Sela Ciumannya. " Manis" Setelah Itu Pak Richard Kembali Memejamkan Matanya.
Setelah Ciuman Berakhir, Keadaan Sekarang Menjadi Kaku. Clara Menunduk Kembali Setwlah Mencium Pak Richard Terlebih Dahulu.
Namun Pak Richard Menarik Lengan Clara Lagi.
"Cup".
Sepertinya Hari Ini Clara Benar- Benar Diberkati Dengan Banyak Ciuman Dari Pak Richard.
" Terima Kasih Atas Ciumannya". Bisik Pak Richard Setelah Berhasil Mencium Bibir Clara.
Clara Hanya Diam Tak Banyak Merespon, Sebab Otaknya Sedang Memikirkan Ucapan Yang Baru Saja Berlalu.
"Tunggu Sebentar, Kuganti Pakaian Dulu".
"Kita Akan Berangkat Kekantor Setelah Sarapan". Ucap Pak Richard Lalu Menghilang Dibalik Pintu Kamar Mandi.
10 Menit Kemudian, Pak Richard Sudah Keluar Dari Kamar Mandi Dengan Pakaian Kantoran.
" Ayo Kita Turun Kebawah". Ajak Pak Richard, Kemudian Meninggalkan Kamarnya.
Mereka Berdua Sarapan Dengan Roti Yang Sudah Diolesi Dengan Cokelat, Ditemani Dengan Segelas Susu Untuk Masing-Masing.
10 Menit Sudah, Sarapannya Telah Selesai.
Clara Langsung Mengambil Bekas Piring Kotor Dan Membawanya KeWastafel.
Lalu Para Maid Yang Melanjutkan Acara Cuci Piring, Sedangkan Clara Dan Pak Richard Pamit.
" Terima Kasih Sarapannya, Saya Pamit Dulu". Ucap Clara Meninggalkan Para Maid.
" Baik....Hati-Hati Dijalan". Jawab Salah Seorang Maid.
Mereka Sudah Pergi Meninggalkan Mansion.
Clara Mencoba Membuka Percakapan.
" Pak Richard Boleh Menurunkan Saya DiHalte Itu". Ucap Clara Sambil Menunjuk.
Bagaikan Cenayang Pak Richard Sudah Mengetahui, Lebih Dahulu Maksud Dari Clara.
" Tidak, Kita Mampir Ke Apartemenmu, Kamu Pasti Butuh Baju Ganti". Ucap Pak Richard, Setelah Itu Tak Ada Lagi Percakapan.
20 Menit Pak Mengendarai Mobil Mewahnya, Kini Mobil Mewahnya Sudah Terparkir Di Basment Apartemen Clara.
Clara Berterima Kasih Atas Tumpangan Yang Diberikan Oleh Atasannya, Setaunya Pak Richard Hanya Mengantarnya Ke Basment.
Tapi Pak Richard Malah, Melepas Seatbelt Lalu Mengikuti Clara Yang Hampir Menghilang Dibalik Lift.
" Sebentar". Ucap Pak Richard, Lalu Ikut Masuk Kedalam Lift Bersama Clara.
" Ada Apa?".
" Apa Bapak Membutuhkan Sesuatu?" Tanya Clara Sedikit Terkejut.
"Ting".
Lift Terbuka, Clara Langsung Melangkah Keluar, Diikuti Oleh Pak Richard.
Menekan 6 Digit Lalu Pintu Langsung Terbuka.
" Silahkan Masuk".
" Sebentar, Saya Siap Dulu". Ucap Clara Meninggalkan Pak Richard Sendiri.
Sedangkan Pak Richard, Sedang Sibuk Menerima Email Masuk Yang Dikirim Oleh Pak Leonardo.
"Selesai" Clara Keluar Dari Kamarnya Dengan Pakaian Kantor Yang Sudah Rapih.
"Sudah Selesai Pak". Ucap Clara Membuyarkan Fokus Pak Richard.
" Oh..Yasudah Ayo Kita Berangkat".
" Sebentar!, Bapak Mau Saya Minum Dulu".
" Tak Usah Kita Berangkat Saja, Kuraaa Pak Leonardo Sedang Membutuhkan Aku Dikantor".
" Ayo". Ajak Pak Richard, Langsung Pergi Meninggalkan Apartemen Clara.
Mereka Sudah Sampai Didalam Mobil.
Pak Richard Menghidupkan Mesin Mobilnya, Lalu Mengendarai Dengan Kecepatan Diatas Rata-Rata.
" Maaf Saya Terlalu Merepotkan" Ucap Clara Penuh Sesal.
" Tak Perlu Minta Maaf, Ini Juga Inisiatifku Sendiri".
Setelah Itu Tak Ada Percakapan Lebih Lanjut, Sebab Mereka Berdua Sibuk Dengan Pikiran Mereka Masing-Masing.
10 Menit Sudah, Mobil Pak Richard Sudah Terparkir Dihalaman Kantornya. Pak Richard Dan Clara Melepas Seatbeltnya.
" Ayo Kita Keluar". Ajak Pak Richard Yang Diangguki Oleh Clara.
Clara Sedikit Menjaga Jaraknya, Sebab Iya Takut Karyawan Dikantornya Akan Salah Paham Dengannya.
" Hei, Mengapa Menghindariku?". Tanya Pak Richard Yang Melihat Gerak-Gerik Clara Seperti Seorang Pencuri.
" Mendekatlah, Kenapa Jauh-Jauh".
Mereka Berdua Sudah Masuk Kedalam Kantor, Karyawan Lain Menunduk Hormat, Tapi Yang Lain Sedikit Terkejut Karena Clara Baru Datang.
Dan Yang Lebih Heran Lagi, Karena Clara Datang Bersama Atasan Killernya.
Setelah Pak Richard Berjalan Meninggalkan Karyawannya, Emily Langsung Saja Mengguncang Tubuh Clara Dengan Tergesa-Gesa.
" Jelaskan Sekarang, Mengapa Kamu Bisa Datang Terlambat?". Dan Juga,
" Kenapa Harus Dengan Atasan Killer Itu". Ucap Emily Sambil Memperhatikan Wajah Sahabtnya Dengan Serius.
" Apa Yang Harus Kujelaskan".
" Aku Bertemu Dwngan Pak Richard, Saat Pak Richard Melihatku Menunggu Bus Di Halte".
Jadi Dengan Senang Hati, Pak Richard Memberiku Tumpangan Gratis.
" Bohong".
" Sudah Kuduga, Kamu Pasti Memiliki Hubungan Spesial Dengan Atasan Killer Kitakan".
Mana Ada Atasan Kita Memberi Tumpangan Gratis Kepada Karyawannya, Apa Kau Lupa Jika Pak Richard Adalah Atasan Killer.
" Oh Baiklah... Sepertinya Otakmu Sedang Tertinggal Ditempat Lain".
" Ck!!". Apa Sekarang Kamu Memnyembunyikan Sesuatu Dariku?.
" Sudah Kuduga".
Kau Tak Akan Menjawab Jujur Padaku, Baiklah Akan Kutunggu Jika Kau Bersedia, Menceritakan Kepadaku.
" Hei, Hentikan!".
Sudah Kukatakan Bahwa Aku Dan Pak Richard Tak Menjalin Hubungan, Kenapa Pikiranmu Sangat Sempit.
"Dan Juga Kenapa Aku Harus Dengan Pak Richard?". Ucap Clara Yang Mulai Kesal, Karena Memberi Alasan Tapi Sahabat Baiknya Tak Percaya Begitu Saja.
Yasudah... Aku Tak Akan Meminta Penjelasan Darimu, Pastikan Jika Itu Tidak Benar.
" Jika Aku Mengetahuinya Sendiri, Maka Tak Akan Kumaafkan Dirimu, Karena Sudah Menutupi Kebenaran". Ucap Emily Kepada Clara.
" Baiklah Sahabatku Tersayang" Jawab Clara, Lalu Mengajak Emily Untuk Pergi Keruang Mereka Masing-Masing Melanjutkan Pekerjaan Mereka.