" Sebelumnya, Aku Merasa Ada Ikatan Batin Antara Seorang Gadis, Yang Datang Berkunjung Kekantor Atasannya".
Tidak Menutup Kemungkinan, Bahwa Pak Leonardo Sempat Berperang Dengan Pemikirannya Sendiri.
Karena Tak Ingin Berasumsi Yang Tidak-Tidak, Pak Leonado Akhirnya Memberanikan Diri, Bertanya Pada Orangnya.
" Uhm, Nona Maaf Jika Saya Mengganggu". Ucap Pak Leonardo Sedikit Kikuk.
Sementara Orang Yang Ditanya, Hanya Menunggu Lanjutan Ucapan Dari Pak Leonardo.
" Ah....Bisakah Kita Duduk Disana". Tunjuk Pak Leonardo Saat Melihat Bangku Taman Kosong.
Christin Hanya Berdehem Mengiyakan.
Setelah Mereka Mengambil Posisi Duduk Yang Nyaman.
Terasa Sangat Canggung. 5 Menit Mereka Saling Diam, Karena Tak Tahan Dengan Situasi Seperti Ini, Christinlah Yang Lebih Dulu Membuka Suara.
" Ekhem...Maaf Sebenarnya Apa Yang Ingin Anda Bicarakan?". Tanya Christin.
" Sepertinya Ada Sesuatu Yang Harus Saya Pastikan". Jawab Pak Leonardo, Sambil Menatap Wajah Christin, Alhasil Christin Merasa Sedikit Tak Nyaman Dengan Tatapan Itu.
Menetralkan Nafas Sejenak, Christin Bertanya" Jadi Apa Yang Ingin Anda Pastikan?".
"Wajahmu". Jawab Pak Leonardo Setenang Mungkin.
Seketika Mata Christin Terbelalak, Tak Percaya Dengan Ucapan Pak Leonardo.
" Wajahku?". Tanya Christin Sambil Menunjuk Kembali Wajahnya.
" Apakah Aku Pernah Berbuat Salah Padamu, Hingga Wajahku Ditanya".
" Ah...Bukan Begitu Maksud Saya" Jawab Pak Leonardo Merasa Bersalah.
" Begini Nona, Saya Merasa Jika Wajahmu, Sama Miripnya Seperti Seseorang".
" Maaf Jika Ucapan Saya Membuatmu Tak Nyaman".
" Tak Usah Minta Maaf Karena Mungkin Wajahku Benar-Benar Mirip Dengan Orang Yang Kamu Cari".
"Deg".
Sebenarnya Ini Bukan Perasaan Yang Aneh, Tapi Mendengar Ucapannya Membuat Hatinya Bergetar Keras.
Meskipun Pak Leonardo Merasa Yakin, Jika Orang Yang Ada Disamping Adalah Saudara Tirinya.
Berharap Jika Ini Semua Hanya Khayalan Semata, Namun Hal Itu Tak Mungkin Terjadi, Mengingat Saudara Sepupu Pak Leonardo Pernah Datang Mengunjungi Keluarga.
Bahkan Kevin Juga Mengirim Foto Saudara Tiri, Hal Itu Membuatnya Agak Terusik.
Tapi Kembali Lagi Bahwa Kenyataannya Salah Satu Orang Terdekat Yang Iya Benci, Berada Tepat Disampingnya.
Ingin Marah Tapi Tak Tega, Berbagai Jenis Umpatan, Yang Pernah Pak Leonardo Siapkan, Kini Hilang Begitu Saja.
Entah Mengapa Alasannya Pun Belum Jelas, Dikarenakan Pak Leonardo Hanya Bingung Dengan Situasi Sekarang.
" Bagaimana Kamu Bisa Mengenal Atasan Saya?".
" Ah Maksud Saya Pak Richard".
Kini Pertanyaan Pak Leonardo Benar-Benar Payah, Tentu Saja Iya Harus Mengetahui, Jika Orang ini Adalah Anak Dari Klien Atasannya.
Haha.. Christin Tersenyum Kecil " Kak Richard?".
" Kak Richard Pernah Berlibur Kerumahku, Jadi Aku Mengenal Kak Richard Karena Kak Eichard Adalah Teman Kolega Ayahku".
" Benarkah Begitu?", Lagi Pertanyaan Konyol Muncul Kembali.
"Arghhh...Pak Leonardo Benar-Benar Sulit Mengendalikan Lidahnya".
" Ya Kurasa Aku Bertemu Kak Richard Karena Kak Richard Adalah Kolega Ayahku".
" Apa Kau Tau, Aku Tak Menyangka Jika Pak Richard Datang Liburan Kerumahku". Cerita Christin Antusias.
" Kupikir Kak Richard Adalah Orang Yang Keren, Iya Sukses Diusia Muda, Bukankankah Itu Adalah Sesuatu Yang Luar Biasa".
Pak Leonardo Hanya Menjadi Pendengar Yang Setia Sekarang.
" Oh Ternyata Iya Sangat Dekat Dengan Pak Richard".
Sudah Dipastikan Bahwa Hubungan Mereka Terjalin Sangat Baik.
"Ah...Bicara Tentang Kolega Ayahku Sekarang, Aku Rasa Aku Merindukan Mereka". Ucap Christin Dengan Nada Lirih.
Entah Angin Apa, Tiba-Tiba Saja Tangan Pak Leonardo Terangkat Mengusap Bahu Christin.
" Nyaman". Satu Kata Yang christin Rasakan Saat Menerima Sentuhan Dari Pak Leonardo.
Hening Tanpa Ada Kata-Kata Lanjutin. Mereka Berdua Sibuk Memikirkan Pikiran Mereka Sendiri.
" Maaf, Jika Saya Belum Memperkenalkan Diri".
" Nama Saya Leonardo". Ucapnya Sambil Menyodorkan Tangan.
" Haha.. Saya Christin". Jawab Christin Sambil Tertawa.
Maaf Juga, Karena Christin Tak Sempat Perkenalkan Diri.
" Tak Apa-Apa".
Merasa Tak Enak Hati, Pak Leonardo Menyuruh Christin Duduk Menunggu, Sedangkan Iya Pergi Kecafetaria Kantornya Cepat.
" Christin". Bisakahkah Kau Menungguku Disini, Saya Ada Urusan Cepat, Nanti Saya Kembali.
" Jangan Kemana-Mana, Tetap Disini". Setelah Bicara, Pak Leonardo Langsung Pergi.
10 Menit Kemudian Pak Leonardo Kembali Menghampiri Christin.
" Maaf Menunggu". Ucap Pak Leonardo, Lalu Mendaratkan Bokongnya Disamping Christin.
" Ini Silahkan Minum". Ucap Pak Leonardo Menyodorkan 1 Cup Kopi Ketangan Christin.
" Terima Kasih". Ucap Christin, Setelah Menerima Kopi Tersebut.
" Sama- Sama". Jawab Pak Leonardo.
Menyesap Perlahan-Lahan, Christin Menikmati Kopi Pemberian Pak Leonardo.
" Well, Maaf Jika Perkataan Christin Menyinggung, Tapi Jika Pak Leonardo Tak Keberatan, Bisakah Christin Bertanya Satu Hal?".
Sebenarnya Pak Leonardo Sudah Memikirkan Pertanyaan Yang Akan Diajukan Oleh Christin.
Ingin Bungkam, Tapi Apa Daya.
Dengan Setengah Hati, Pak Leonardo Mengiyakan, Meskipun Iya Tak Yakin.
" Apa Yang Ingin Kau Tanyakan?". Tanya Pak Leonardo Dengan Nada Suara Yang Tenang.
" Benarkah Kakak Mengijinkan Christin Untuk Bertanya". Sekarang Ucap Christin Senang.
Sedangkan Perasaan Pak Leonardo, Menjadi Terkejut.
" Kakak?".
" Ah...Kakak". Guman Pak Leonardo Dengan Suara Pelan, Tapi Christin Masih Mendengar Suaranya.
" Iya Kakak, Memangnya Pak Leonardo, Tak Suka Dengan Panggilan Christin?".
" Yasudah Christin Minta Maaf". Ucapnya Sendu.
Cepat-Cepat Pak Leonardo Meminta Maaf. " Bukan Begitu Maksudku".
" Saya Hanya Belum Terbiasa Dengan Panggilan Itu".
" Kamu Bisa Memanggil Saya Dengan Panggilan Kakak".
Mendengar Ucapan Dari Pak Leonardo, Raut Wajah Christin Langsung Berubah Menjadi Ceria.
" Yehh...Christin Punya 2 Kakak". Ucapnya Terlewat Girang, Sedangkan Pak Leonardo Hanya Belum Bisa Menjernihkan Pikirannya.
" Jika Dipikir-Pikir, Kamu Mungkin Sangat Manja".
" Apakah Tebakanku Benar?". Tanya Pak Leonardo Hati-Hati, Tapi Raut Wajah Christin Justru Terlihat Sangat Gemas Sekarang.
" Ucapan Kakak Benar-Benar Menjadi Fakta, Bagaimana Kakak Tau?".
" Apakah Kak Leonardo Seorang Cenayang".
Mendengar Jawaban Christin, Seketika Pak Leonardo Terkekeh Geli.
" Benarkah?".
" Apa Sangat Kentara Pertanyaanku?". Tanya Pak Leonardo Menaikturunkan Alisnya, Sambil Tertawa.
"Kukira Menyenangkan Jika Aku Menggodamu Sekarang".
" Kakak Kumohon Hentikan Sekarang, Jangan Seperti Ini Kau Tau Cara Bicaramu Sudah Seperti Cenayang".
" Christin Yakin Jika Kak Leonardo, Pernah Berprofesi Sebagai Cenayang".
" Nona Kecil Sepertinya Ucapanmu Terkesan Amatiran".
" Sayangnya, Jika Sekarang Profesiku Adalah Seorang Sekertaris, Bukan Cenayang".
" Setelah Kupikir-Pikir Kita Melakukan Obrwlan Yang Random, Maaf Jika Kamu Belum Nyaman".
" Eitss, Tak Perlu Sungkan Seperti Itu".
" Sekarang Kamu Adalah Kakakku, Kita Boleh Membahas Apasaja". Ucap Christin Menyela.
" Cepat Habiskan Kopimu, Kurasa Pak Richard Sudah Menunggumu".
" Baik Kak". Jawab Christin.
" Selesai Ayo Kita Pergi". Ajak Christin Setelah Menghabiskan Kopinya.
Diruangan Ibu Clara, Iya Sedang Mengamati Layar Komputernya.
" Kurasa Ototku Harus Direnggangkan". Ibu Clara Beranjak Dari Kursinya, Lalu Meluruskan Otot-Ototnya.
Matanya Mirik Ponsel Yang Tergeletak Diatas Meja, Kurasa Sebentar Lagi Akan Istirahat Makan Siang.
Sementara Christin Sudah Berada Diruangan Pak Richard Sekarang, " Kakak Aku Datang". Ucap Christin Tersenyum Girang.
" Masuklah". Jawab Pak Richard, Tapi Iya Sedang Fokus Dengan Pekerjaan Yang Diamati Di Layar Komputer.
" Bagaimana Apa Kau Sudah Berkenalan Dengan Sekertarisku?". Tanya Pak Richard Pada Christin.
" Iya Kurasa Kakak Richard Harus Tau, Bahwa Christin Sudah Punya Seorang Kakak Lagi".
" Oh Ya?". Tanya Pak Richard Menuntut Jawaban.
" Tentu, Bahkan Orang Itu Sangat Dekat Dengan Kakak Richard".
" Siapa?". Tanya Pak Richard Penasaran.
" Kakak Leonardo". Jawab Christin Tersenyum Kecil.
Dan Pak Richard Hanya Tak Tau Lagi, Jika Merespon Seperti Apa.