"Kenapa Harus?"
Satu Pertanyaan Yang Berhasil Lolos Dari Mulut Ibu Clara, Setelah Pak Richard Mencium Bibirnya.
Pak Richard, Hanya Menyedikkan Bahu Sebagai Jawabannya, Lalu Beranjak Meninggalkan Ruangan Rapat, Dan Juga Ibu Clara Yang Masih Kukuh Ingin Mendengar Penjelasan Dari Pak Richard.
" Wah...Orang Itu Benar-Benar Ya!". Setelah Menciumku Dia Meninggalkanku Sendiri.
" Dasar Atasan Jahat!". Ucap Ibu Clara Sambil Merutuki Sifat Atasan Killernya.
Ibu Clara Kembali, Keruangan Dengan Wajah Yang Kesal. Entahlah Sejak Mendapatkan Ciuman Dari Pak Richard, Membuatnya Malas Memandangi Atasannya.
Bahkan Iya Berniat Agar Tak Berurusan Lagi Dengan Pak Richard. Herannya, Beberapa Kali Pak Richard Menciumnya Iya Bahkan Marah Dan Menangis.
Lalu, Hari Ini Pak Richard Kembali Menciumnya, Hubungan Macam Apa Ini?
Ibu Clara Kembali Mengingat Ucapan Atasan Killernya Beberapa Menit Yang Lalu.
" Aku Ingin Menciummu, Bolehkah Kurasa Energiku Akan Kembali Setelah Aku Mendapatkan Ciuman Darimu".
" Ck!!, Apa-Apaan Dia". Ucap Ibu Clara Sambil Memegang Bibirnya.
Sedangkan Pak Richard Yang Berada Didalam Ruangannya Sekarang, Sedang Tersenyum Sendiri.
" Argh!! Aku Bisa Gila!". Guman Pak Richard, Sambil Menetralkan Wajahnya Yang Sudah Mulai Merah Padam.
Bahkan Saat Ini, Iya Tak Tau Jika Ibu Clara Sedang Merutukinya Diruangnya.
Ternyata, Wajahnya Selalu Menggemaskan, Jika Kubuat Dia Terkejut.
" Aku Suka".
Ceklek.
Pak Leonardo Masuk.
" Ada Apa?".
" Sudah Selesai Pak".
" Baiklah, Akan Kuperiksa".
Setelah Itu Pak Leonardo Langsung Kembali Keruangannya, Sedangkan Pak Richard Membuka E-mail Yang Dikirim Oleh Kliennya.
Tak Terasa Waktu Berjalan Dengan Cepat,
Sekarang Sudah Saatnya Untuk Pulang.
Ibu Clara Memasukan Kembali Seluruh Barang Penting Kedalam Tasnya, Lalu Meninggalkan Ruangan.
Tapi Sepertinya, Kali Ini NasibnyaTak Seberuntung Dari Sebelumnya. Karena Atasannya Killernya, Kini Sedang Berdiri Dibalik Pintu Kerjanya.
" Terkejut!".
Tentu Saja, Iya.
Pak Richard Bahkan Tak Mengucap Sesuatu, Seperti Kata Maaf.
Padahal Ibu Clara, Benar-Benar Menjadi Emosi Sekarang.
" Ada Perlu Apa, Bapak Keruang Saya?". Tanya Ibu Clara Dengan Cuek.
" Hanya Ingin, Ayo Kita Pulang". Ajak Pak Richard Lalu Menggiring Ibu Clara Keluar Ruangan.
Saat Ini, Ibu Clara Hanya Pasrah Dengan Perilaku Pak Richard.
Setelah Mereka Sampai Diparkiran, Pak Richars Membukakan Pintu Mobilnya.
" Silahkan Masuk". Ucap Pak Richard Mempersilahkan Ibu Clara Masuk Kedalam Mobil.
" Terima Kasih Atas Tawaran Bapak, Tapi Maaf Saya Menolak".
" Saya Akan Menunggu Bus".Kalau Begitu Saya Pamit.
Lagi, Pak Richard Yang Kini Dibuat Kesal Oleh Sikap Karyawannya.
" Apa Salahku?".
" Sudah Untung Kuajak Pulang Bersama".
" Apa Iya Tak Suka?".
Tak Tinggal Diam, Pak Richard Berlari Mengusahakan Langkahnya Agar Mendapatkan Langkah Ibu Clara.
" Kenapa Keras Kepala, Hm?".
" Apa Aku Melakukan Kesalahan?".
" Apa Aku Melakukan Kejahatan Padamu?.
" Kenapa Selalu Menolakku, Hm?". Rentetetan Pertanyaan Yang Sudah Pak Richard Keluarkan Karena Merasa Risih Dengan Sikap Karyawannya.
Mendengar Banyak Sekali Keluhan Dari Pak Richard, Akhirnya Ibu Clara Mulai Menjawab Pertanyaan Atasannya Satu-Persatu.
" Kenapa Harus?".Tanya Ibu Clara Pada Pak Richard.
"Bingung".
Tentu Saja Saat Ini Pak Richard Mulai Bingung Dengan Pertanyaan Dari Karyawannya.
" Apanya Yang Harus?". Tanya Balik Pak Richard.
" Sudahlah, Saya Ingin Pulang, Berdebat Dengan Bapak Tak Akan Ada Habisnya". Ucap Clara Kesal Lalu Membalikkan Tubuhnya.
Tapi Yang Terjadi Selanjutnya Adalah, Pak Richard Kembali Mencium Bibir Ibu Clara.
"Cup".
"Jangan Pergi!". Jika Tidak Aku Akan Mencium Lebih Banyak Lagi.
" Ck!! Dasar Mesum".
Seketika Ibu Clara Langsung Memukul Dada Bidang Pak Richard.
" Haha...Wajahmu Memerah, Kau Tau Kau Sangat Menggemaskan".
"Mesum?". Tanya Pak Richard.
" Aku Hanya Mesum Kepadamu Clara Sayang".
Ucap Pak Richard Menggoda.
" Hei...Heii...Hentikan Kau Membuatku Malu, Untung Aaja Mereka Tak Melihatku".Ucap Ibu Clara Gugup Sambil Menunjuk Teman- Temannya Yang Baru Keluar Dari Kantor.
" Memangnya Kenapa, Jika Mereka Melihat Kita, Hm?". Tanya Pak Richard.
" Dasar Atasan Bodoh, Mereka Akan Memikirkan Hal Buruk Tentangku". Rutuk Ibu Clara Yang Sudah Tak Tahan Dengan Kebodohan Atasannya.
" Ck! Ternyata IQmu Sangat Rendah". Rutuk Ibu Clara, Pelan Tapi Masih Biaa Didengar Oleh Pak Richard.
" Apa Kau Bilang?".
" IQku Rendah?".
" Hei!!, Beraninya Kau Mengatai Atasanmu Dengan IQ Rendah, Wah Aku Tak Percaya?".
"Ternyata Mulutmu, Sangat Kejam Clara Sayang.
Akan Kuberi Hukumman Untukmu".
" Ayo Ikut Denganku, Kemansion Sekarang". Ucapnya Sambil Menarik Tangan Ibu Clara Dengan Lembut.
Pak Richard Kembali Menggiring Ibu Clara Kedalam Mobil.
Usai Memasang Seatbelt Masing-Masing Pak Richard Langsung Mengendarai Mobilnya Dengan Kecepatan Rata-Rata.
Tak Ada Obrolan Dalam Perjalanan, Mereka Berdua Sibuk Dengan Pikiran Masing-Masing.
Tiba Di Mansion Pak Richard.
" Ayo Keluar, Sudah Sampai". Ajak Pak Richard Lembut, Sambil Melepas Seatbelt, Begitu Juga Dengan Ibu Clara Yang Melepas Seatbelt.
" Selamat Datang Nak" Sapa Seorang Maid.
" Iya, Bi". Jawab Singkat Pak Richard, Sedang Ibu Clara Hanya Tersenyum Rama Pada Maid Tersebut.
" Silahkan Duduk" Ucap Pak Richard.
" Sebentar Saya Buatkan Minum". Ucap Maid Tersebut, Meninggalkan Pak Richard.
Karena Pak Richard Duduk Berdampingan Dengan Ibu Clara, Pak Richard Menyandarkan Kepalanya Diatas Bahu Ibu Clara.
" Rasanya Nyaman".
" Sebentar!, Biarkan Seperti Ini Dulu". Ucap Pak Richard, Memejamkan Matanya.
4 Menit Kemudian, Seorang Maid Membawa Nampan, Berisi 2 Cangkir Teh.
" Silahkan Diminum". Ucapnya Setelah Itu, Meninggalkan Mereka.
"Ayo Diminum". Ajak Pak Richard.
" Hmm". Jawab Ibu Clara Dengan Deheman.
Secangkir Teh Sudah Ibu Clara, Seruput Habis. Masih Dalam Mode Marah, Ibu Clara Memilih Diam, Hingga Pak Richardlah Yang Mengajaknya Berbicara Duluan.
" Jangan Kemana-Mana?".
" Aku Akan Mandi Dulu". Ucap Pak Richard.
" Apa Bapak Mengajak Saya Kesini, Hanya Untuk Menunggu Bapak Mandi?". Tanya Ibu Clara Yang Mulai Jengah Dengan Sikap Atasannya.
Baru Berapa Langkah, Pak Richard Ingin Naik Kekamarnya, Tapi Mendengar Protes Dari Karyawannya, Iya Memilih Berhenti.
"Sayang, Aku Tak Tau Kesalahan Yang Kubuat Kepadamu?".
" Bisakahkah Kamu Beritahu Aku, Dimana Letak Kesalahanku, Sungguh Aku Bingung". Tanya Pak Richard Ingin Mengetahui Kesalahannya.
" Kau Benar-Benar Menyebalkan".
Ahh...Satu Lagi, Aku Tak Suka Dengan Panggilan Darimu.
"Sayang?".
"Huh...Apanya!, Dengar Saya Bukan Kekasih Bapak!". Ucap Ibu Clara Dengan Nada Suara Meninggi.
"Kenapa Lagi, Apa Kau Tau, Hari Ini Kau Sangat Menyebalkan".
"Menciumku Tanpa Ijin, Dasar Mesum!".
Tak Ada Satu Kata Protes Yang Keluar Dari Mulut Pak Richard Sekarang, Sebab Apa Yang Diucapkan Ibu Clara Memang Benar Adanya.
Sepertinya Acara Mandi Pak Richard, Terganggu Sekarang. Kepalanya Menjadi Pening Seketika Saat Mendengar Ucapan Karyawannya.
" Jika Kau Marah Karena Aku Menciummu, Sungguh Aku Benar-Benar Minta Maaf".
" Apa Begitu Mudah Bagimu Untuk Mengucap Kata Maaf"
"Dasar Tidak Peka". Rutuk Ibu Clara Dengan Suara Pelan Tapi Masih Bisa Didengar Oleh Pak Richard.
Sudahlah Sayang Jangan Membuatku Merasa Bersalah, Akukan Sudah Meminta Maaf Padamu.
" Tak Akan Ku Maafkan". Ucap Ibu Clara Sarkas.
" Mengapa?".
Sudah Kubilang Jika Saya Tak Suka Dengan Panggilan "Sayang".
" Terus Kamu Mau Saya Panggil Seperti Apa Hm?".
" Panggil Saya Clara Saja".
" Baiklah Clara Sayang". Lagi Ucap Pak Richard Menggoda.
" Aku Pulang" Ucap Ibu Clara Yang Mulai Kesal. Lagi
"Cup".
" Masih Berani Pulang?".
Jika Iya, Aku Akan Menciummu, Sampai Nafasmu Habis.
"Tidak". Ucap Ibu Clara Patuh Sambil Menggeleng Kepala.
" Yasudah, Menginaplah Malam Ini" Ucap Pak Richard Final Dan Tak Ingin Menerima Penolakan.
"Cup".
Sekali Lagi Pak Richard Mencuri Sebuah Kecupan Singkat Dari Ibu Clara, Lalu Berlari Menuju Kamarnya.
" Dasar Mesum". Ucap Ibu Clara Sambil Berteriak.
" Menyebalkan, Atasan Mesum!".
" Aku Hanya Mesum Kepada Karyawanku, Yang Bernama Clara Daddario". Teriak Balik Pak Richard Kemudian Menghilang Dibalik Pintu Kamarnya.