Efek Dari 2 Hari Berlibur, Akhirnya Saat Pak Richard Masuk Kembali Kekantor, Kepalanya Menjadi Pening.
Lengkap Dengan Pakaian Kerjanya, Pak Richard Keluar Dari Mobil Mewahnya. Hari Ini, Pak Richard Berencana Menuntaskan Pekerjaan Yang Sempat Dihendel Oleh Sekertarisnya.
Tapi Saat Pak Richard Menampakan Wajahnya Kedalam Kantornya, Terlihat Sekertaris Yang Sudah Menunggu Kedatangan Atasannya.
" Selamat Pagi Pak". Sapa Pak Leonardo
" Pagi". Jawab Pak Richard.
" Bagaimana Dengan Jadwalku Hari Ini?".
" Ada Pertemuan Dengan Beberapa Klien, Serta Rapat Evaluasi Tentang Kinerja Para Karyawan".
" Apa Hanya Itu?". Lagi Tanya Pak Richard.
" Tidak Pak". Setelah Itu Bapak Harus Menandatangani Beberapa Berkas Yang Tersimpan Diatas Meja.
" Baiklah". Ucap Pak Richard Lalu Masuk Kedalam Lift, Tak Lupa Juga Menekan Angka 16 .
Setelah Beberapa Detik, Akhirnya Pintu Lift Terbuka. Bersamaan Dengan Itu, Pak Richard Dan Sekertarisnya Langsung Keluar Dan Berjalan Menuju Ruangan Pak Richard.
Masih Dengan Langkah Santai Pak Richard Membuka Pintu Ruangannya.
" Hm..Merindukkan Ruangan Ini Mungkin". Kurasa Hari Ini Pekerjaannya Mungkin Terlalu Besar.
Pak Richard Sudah Mendaratkan Bokongnya Dikursi Kebesarannya. Tak Berselang 2 Menit, Pintu Ruangannya Ternyata Diketuk.
"Masuk". Persilahkan pak Richard.
Usai Meletakkan Secangkir Kopi, Pak Leonardo Memilih Keluar Untuk Melanjutkan Pekerjaannya.
Menyesap Dengan Perlahan-Lahan Kopinya, Pak Richard Memilih Membaca Beberapa Berkas Yang Harus Iya Tandatangani.
Tampilan Wajah Yang Segar, Membuat Wajah Tampannya Terlihat Berkali-Kali Lebih Berkarisma.
Sesekali Pak Richard Membubuhi Parafnya, Pada Berkas Yang Iya Anggap Sudah Masuk Dalam Kriteriannya.
Tak Ada Hal Yang Lain Yang Mengganggu Setelah Pak Richard Mulai Serius. Workaholic Mungkin Patut Diacungi Jempol.
Ponsel Pak Richard Berbunyi Tandanya Ada Pesan Masuk.
Pak Richard Langsung Membuka Pesan Tersebut.
"Selamat Pagi Kak, Bagaimana Dengan Tawaran Aku. Mengapa Kakak Tak Membalas Pesan Yang Vincent Kirim 1 Minggu Yang Lalu".
" Apa Kakak Keberatan Dengan Permintaan Ibuku".
" Jika Iya, Tolong Kabari Vincent Supaya Vincent Bisa Kasitau Kabarnya KeIbu".
Ternyata Pesan Ini Dikirim Oleh Sepupu Pak Richard, Yang Tak Lain Adalah Vincent Tentunya.
Seketika Mood Pak Richard Menjadi Buruk, Bukan Tanpa Alasan Iya Menjadi Kesal, Andai Saja Uang Mengirim Pesan Ini Adalah Orang Lain.
Pastinya Pak Richard Sudah Memerahinya Dan Mungkin Mengumpatinya Dengan Kata-Kata Kasar Berulang-Ulang Kali.
" Melupakan Pesan Yang Dikirim Oleh Vincent". Oh Tentu Tidak!!. Sebab Pak Richard Masih Sering Membaca Pesan Tersebut Berulang Kali, Hingga Membuat Persaannya Menjadi Kalut.
" Arg!". Pak Richard Mensesah Keras Sambil Menutupi Wajahnya.
Tak Berselang Beberapa Menit Pintunya Diketuk.
Pak Leonardo Melangkah Masuk Kedalam Ruangan Pak Richard.
" Sepertinya 5 Menit Lagi Klien Kita Akan Tiba". Beritahu Pak Leonardo.
" Baik Saya Akan Segera Pergi".
Pak Richard Langsung Mengambil Beberapa Berkas Yang Akan Dibawa Untuk Membahas Proyek Mereka.
" Selamat Datang" Ucap Pak Richard Menyambut Kliennya Yang Baru Datang.
" Terima Kasih". Ucap Pak Arwin Menerima Uluran Tangan Dari Pak Richard.
" Silahkan Duduk".
Terlihat Obrolan Serius Yang Dilontarkan Oleh Pak Richard, Kepada Pak Arwin.
Lagi-Lagi Pak Arwin Memandang Kagum Pada Pak Richard, Yang Sedang Menjelaskan Proyek Kerjasama Mereka.
" Jadi Menurutmu, Apakah Proyek Yang Kita Bahas Membutuhkan Desain Simple Yang Kupikir Desainnya Tak Akan Membutuhkan Waktu Yang Lama".
" Kalau Menurut Pak Richard Itu Saran Yang Baik, Maka Saya Akan Dengan Senang Hati Bekerjasama".
Akhirnya, Pak Arwin Menerima Kerjasama Antara Perusahaannya Bersama Perusahaan Pak Richard.
Kini Pak Arwin Memilih Pamit Terlebih Dahulu, Sebab Iya Masih Mempunyai Banyak Urusan Dikantornya.
" Kalau Begitu Saya Pamit Dulu".
"Jika Proyeknya Sudah Berlangsung, Jangan Lupa Beri Kabar".
Pak Leonardo Mengantar Pak Arwin Bersama Sekertarisnya Keparkiran, Sedangkan Pak Richard Memilih Menunggu Diruangan Rapat.
Sambil Menunggu Pak Richard Memilih Bermain Ponselnya. Entah Kenapa Pikirannya Selalu Terlintas Oleh Pesan Yang Dikirim Oleh Sepupunya.
" Apa Sebaiknya Kuajak Clara Saja".
" Tapi Bagaimana Jika Iya Terus Menolak?". Guman Pak Richard Sudah Mulai Resah.
Ceklek..
Pintu Ruang Rapat Terbuka, Ternyata Sosok Yang Sedari Tadi Telah Menganggu Pikiran Pak Richardlah Yang Datang.
Kepalanya Masih Celingak- Celinguk Mencari, Keberdaan Pak Leonardo, Tanpa Menyadari Kehadiran Pak Richard Atasan Killernya.
" Ada Apa?". Tanya Pak Richard Menghentikan Acara Mencarinya.
" Astaga!".
" Bapak Suka Sekali Membuat Orang Terkejut".
Ucap Ibu Clara Yang Masih Mengatur Nafasnya.
"Kamu Mencari Sesuatu?". Tanya Pak Richard Penuh Selidik.
"Saya Mencari Pak Leonardo". Jawab Ibu Clara.
" Sedang Mengantar Klien".
" Duduklah Mungkin Beberapa Menit Lagi, Iya Sudah Sampai".
Setelah Berucap Pak Richard Kembali Duduk.
Sedangkan Ibu Clara Juga Ikut Mendaratkan Bokongnya.
Pak Richard Mengambil Sebotol Air, Lalu Meneguknya Hingga Tandas.
" Glek...Glek".
" Huh, Lega".
Memejamkan Mata Sambil Memijit Pelipisnya, Pak Richard Menjadi Sedikit Rileks.
Tak Berselang Beberapa Menit, Pintu Ruang Rapat Terbuka. Pak Leonardo Sedikit Tergesa- Gesa Menghampiri Ibu Clara.
" Maaf, Aku Membuatmu Menunggu Lama".
"Kita Bisa Bicara Diruanganmu, Rapat Selanjutnya Mungkin 15 Menit Akan Mulai".
" Apa Tak Masalah?". Tanya Ibu Clara Sambil Menatap Pak Richard, Seolah Meminta Persetujuan.
" Pergilah". Ucap Pak Richard Secepat.
Ibu Clara Dan Pak Leonardo Langsung Pamit Dari Ruang Rapat.
Tiba Diruangan Ibu Clara, Pak Leonardo Langsung Mendaratkan Bokongnya. Mereka Berdua, Langsung Mulai Dengan Pembahasan Mereka.
" Ini Materinya Rapat Selanjutnya". Ucap Ibu Clara Menyodorkan Materi Presentasi Yang Tadi Iya Ketik.
" Terima Kasih Ya".
" Maaf Sekali Lagi, Karena Telah Merepotkanmu". Ucap Pak Leonardo, Merasa Tak Enak Hati.
" Tak Masalah, Santai Saja".
" Yasudah Silahkan Kembali Keruang Rapat, Pasti Pak Richard Sedang Menunggumu".
" Baiklah, Terima Kasih Atas Bantuanmu".
" Setelah Rapat Selesai, Ayo Makan Siang Bersama, Aku Yang Traktir". Ucap Pak Leonardo Sebelum Pergi.
" Setuju, Aku Suka Makan Gratis". Ucap Ibu Clara Sambil Menyengir.
Pak Leonardo Sudah Tiba Diruang Rapat Kembali, Terlihat Pak Richard Yang Masih Duduk Sendiri.
Tak Ingin Membuang Waktunya Secara Percuma, Pak Leonardo Langsung Membagikan Materi Diatas Meja.
Setelah Selesai Pak Leonardo, Langsung Keluar Menjemput Klien Yang Sedang Menunggunya Diparkiran.
" Selamat Siang". Sapa Pak Leonardo Pada Kliennya.
" Siang".
" Silahkan Masuk". Persilahkan Pak Leonardo.
Setelah Berada Didalam Lift, Pak Leonardo Langsung Menekan Angka 15.
Setelah Menunggu Beberapa Detik Kemudian, Pintu Lift Terbuka.
Pak Leonardo Yang Keluar Dari Lift Dahulu, Diikuti Oleh Klien Mereka.
Mereka Sudah Sampai Didalam Ruangan Rapat. Setelah Mendapat Sambutan Dari Pak Richard, Mereka Langsung Membahas Pada Inti Proyeknya.
2 Jam Sudah Mereka Membahas Proyek Mereka. Akhirnya Sudah Usai. Kali Ini, Pak Richard Bahkan Melewatkan Acara Makan Siangnya.
Begitupula Dengan Sekertarisnya, Yang Tak Sengaja Mengajak Ibu Clara Untuk Makan Siang Bersama.
Untungnya Ibu Clara Menyiapkan Bekal Sebelum Datang Kekantor Jadi Bekal Itu Bisa Iya Makan Untuk Mengganjal Perutnya.
" Mau Saya Pesankan Makanan Untuk Bapak?". Tanya Pak Leonardo Setelah Mengantar Klien Keparkiran.
" Tak Usah, Kamu Bisa Istirahat".
" Saya Akan Makan Di Cafetaria Kantor Saja".
" Baik Pak, Kalau Begitu Saya Ikut".
Mereka Berdua Sudah Tiba Dicafetaria, Pak Richard Dan Pak Leonardo Langsung Memesan Makan Dan Juga Makan.
Tak Ada Percakapan Saat Mereka Makan, Karena Mereka Berdua Benar- Benar Lelah.
30 Menit Mereka Berdua Selesai Makan.
" Tolong Undur Rapatnya 30 Menit Lagi, Saya Masih Lelah".
" Baik". Setelah Berucap, Pak Richard Pak Leonardo Langsung Kembali Keruangan Mereka.
Pak Richard Mendaratkan Tubuhnya Di Sofa, Lalu Menutup Wajahnya, Dengan Lengannya.
Kini Rapatnya Akan Dimulai,Sudah Terlihat Semua Karyawan Yang Siap Mengikuti Rapat.
Sorot Mata Pak Richard Mencari Ibu Clara. Saat Mata Mereka Bertemu, Ibu Clara Benar- Benar Tak Tega Melihat Wajah Atasan killernya Yang Sangat kelelahan.
"Rapat Evaluasi Tentang Kinerja Para Karyawan Sudah Selesai, Akhirnya Seluruh Karyawan Meninggalkan Ruang Rapat Termasuk Pak Leonardo".
Tapi Tidak Dengan Ibu Clara Dan Pak Richard Yang Masih Berdiam Diri Didalam Ruang Tersebut.
Karena Merasa Tak Nyaman Dengan Suasana Tersebut, Pak Richard Langsung Bertanya.
" Ada Apa?".
Ibu Clara Yang Duduk Tak Jauh Dari Pak Richard Langsung Menjawab.
" Istirahatlah Jika Pak Richard Lelah, Wajah Bapak Terlihat Sangat Pucat".
" Wow, Apa Sekarang Kau Sudah Mulai Perhatian Denganku?". Tanya Pak Richard Bermaksud Menggoda, Tapi Ibu Clara Malah Marah.
Pak Richard Beranjak Dari Kursinya, Lalu Mendekati Ibu Clara.
" Apa Yang Bapak Lakukan?". Tanya Ibu Clara Was- Was Karena Mungkin Saja Jarak Wajahnya Bersama Atasan Killernya Terlalu Dekat.
" Aku Ingin Menciummu, Bolehkah Kurasa Energiku Akan Kembali Setelah Aku Mendapatkan Ciumanmu".
Seketika Mata Ibu Clara Terbelalak Sedangkan Pak Richard Tersenyum Puas.
" Cup". Ibu Clara Terkejut, Sedangkan Pak Richard Menikmati Ciumannya.
Sepertinya Ibu Clara Harus Memeriksa Jantungnya Kedokter.
.