Keesokan harinya, aku bangun kesiangan. Aku cepat-cepat mandi, barulah setelah itu aku sarapan. Aku mengecek HP ku untuk melihat pesan dari Hikari, namun ternyata dia tidak mengechat ku.
"Hm, mungkin dia masih tidur" Pikir ku
Untuk menghabiskan waktu luang, aku pergi memberi makan sapi-sapi ku. Mereka terlihat sangat kelaparan sekali, aku pun memberikan mereka sekarung rumput segar yang baru dibawa oleh kakekku. Seusai memberi makan sapi, aku pun pergi ke kandang bebek, ternyata bebek nya bertelur banyak, aku mengutipnya bersama dengan adikku.
Sudah 2 jam aku di ternak, aku lalu membantu nenek dan ibuku memasak. Hari ini kami memasak sayur gondo dan ayam balado. Setelah sekian lamanya, akhirnya sekarang aku kembali mencicipi masakan nenekku yang begitu lezat. Selain itu, aku juga membuat kheer sebagai cemilan untuk nanti siang.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, setelah semuanya beres, kami pun makan. Kebetulan juga saat itu sepupuku juga datang membawa bakso, jadi kami makan bersama di ruang tamu sambil menikmati acara di TV.
Setelah makan, aku kembali mengecek HP ku, ternyata Hikari sudah bangun.
Hikari-chan: Konichiwa, Ai-chan! Maaf, aku bangun kesiangan🙏...
Me: Konichiwa, Hikari-chan! Daijoubu desu, kau pasti kelelahan karena begadang semalam.
Hikari-chan: Hahaha, iya. Semalam sangat seru, sampai-sampai aku lupa untuk tidur hehe..
Me: Iya kau benar hahaha
Hikari-chan: Tokorode..., kamu lagi ngapain??
Me: Aku baru saja selesai makan, kau?
Hikari-chan: Baru selesai mandi hahaha, aku bingung mau makan apa ya?
Me: Hm.., biasanya kamu sarapan apa?
Hikari-chan: Kalau dulu sih, nenekku selalu membuatkan ku chicken katsu untuk sarapan. Chicken katsu buatan nenekku sangat lezat.
Me: Wow, aku ingin sekali mencicipi nya, biasanya aku membeli chicken katsu di restoran saja hahaha, tidak pernah mencoba untuk membuat nya.
Ya, itu karena aku lemah dalam memasak sesuatu yang baru.
Setelah jeda beberapa menit, kami pun melanjutkan pembicaraan.
Me: Oh ya, apa kau telah membaca cerita wattpad milikku?
Hikari-chan: Sugoi! Kau punya cerita wattpad?????
Hikari langsung ngegas.
Me: Iya hehe, yang baca sudah lumayan banyak juga sih...
Hikari-chan: Aku ingin mencoba membacanya! Apa nama cerita mu???
Me: Kau cari saja nama akunku, HanasitaAikko
Hikari-chan: Ooh, oke! Aku akan membaca nya..
Me: Semoga kau sukaa!
Hikari pun membaca cerita buatan ku di wattpad, aku membuat cerita fanfic tentang Asuna. Banyak orang yang menentang cerita ku karena aku telah memasangkan Asuna dengan lelaki lain, yah walaupun begitu aku tidak peduli, aku hanya menulis apa yang aku rasakan.
Sementara menunggu Hikari selesai membaca cerita ku, aku memutuskan untuk melihat-lihat status whatsapp teman-teman ku. Aku sebenarnya tidak terlalu memperhatikan status mereka, namun saat melihat status milik Hikari aku pun jadi penasaran. Status nya menggunakan bahasa Jepang yang tidak kumengerti, aku pun menterjemahkan nya lewat Google Translate. Isinya ternyata...
'Ntah ini nyata ataupun tidak, tapi perasaan ku tidak mungkin salah. Untuk pertama kalinya, aku bertemu dengan seseorang yang ingin menjadi sahabat ku, padahal kami sama sekali tidak saling mengenal saat itu. Selama ini, aku selalu hidup dalam kegelapan, tidak ada satupun cahaya yang ingin menerangi diriku. Namun, ketika aku bertemu dengan nya, aku merasa seperti didatangi cahaya, cahaya yang tidak kumengerti. Aku kira itu hanyalah sinar matahari yang sekilas melewati ku, namun ternyata tidak. Kini cahaya itu selalu ada bersama ku, ia selalu menemani ku, ia sudah kuanggap separuh dari diriku. Meskipun kini ia berada sangat jauh dariku, akan tetapi sinarnya masih bisa kurasakan'
Membaca itu pun aku merasa seperti ingin menangis ntah kenapa.
Hikari-chan: Yo! Ai-chan!
Me: Eh, kau sudah selesai membaca?
Hikari-chan: Belum, baru beberapa hehe...
Me: Oh.., Jadi bagaimana cerita ku? Menarik kah?
Hikari-chan: Sungguh, aku menyukai nya! Cerita mu sangat menegangkan dan juga menyakitkan hehe, aku kasian sekali kepada Kirito. Tapi, aku juga sangat suka dengan Kazuo!
Me: Benarkah?? Syukur lah kau menyukai Kazuo..
Hikari-chan: Aku penasaran, jika dibuat dalam bentuk anime, Kazuo akan terlihat seperti apa nanti? Maksudku penampilan nya akan bagaimana?
Me: Hm, ntahlah, aku sempat berpikir kalau jika dibuat dalam bentuk anime..., rambut nya akan berwarna coklat, lalu matanya berwarna biru, dan..... aku tidak tau lagi haha..
Hikari-chan: Lumayan juga, rambut coklat cocok dengan Asuna.
Me: Ya... aku juga sempat berpikir kalau Kazuo akan mirip dengan Kanglim.
Hikari-chan: Hmm, menurut ku Kanglim terlihat seperti Kirito, bukan begitu?
Me: Iya, aku juga sempat mengira kalau itu Kirito hahaha..
Hikari-chan: Waktu pertama kali aku melihat Kanglim, aku menjadi terkejut, aku kira anime itu adalah SAO, tapi ternyata bukan
Me: Syukur saja kalau itu bukan Kirito
Hikari-chan: Ahahaha Iya kau benar..
Aku chatan cukup lama, hingga ibuku membentak ku karena bermain handphone kelamaan, akhirnya aku pun mengakhiri pembicaraan kami dan akan melanjutkan nya nanti malam. Aku pun membereskan rumah dan menyapu halaman.
Setelah selesai, aku, adikku, dan sepupu ku pergi bermain ke pantai. Dulu, setiap sore kami selalu pergi ke pantai, maklum karena jarak pantai dengan rumah nenek ku memang dekat, kami sering melewati sawah agar bisa sampai ke pantai, karena itu jalan pintasnya untuk terhindar dari jalan raya, meskipun beresiko karena jalan yang sempit. Sesampainya kami disana, tanpa buang-buang waktu kami langsung loncat dari atas batu besar. Disana, terdapat aliran sungai kecil yang bisa mengalir ke pantai, kami mandi disana karena airnya tidak begitu dingin. Disebelah batu besar sekaligus jalan pintas kami untuk ke pantai, terdapat pancuran air yang cukup besar, kami pun bermain-main disana hingga magrib.
Sudah jam 6 sore, kami pun pulang sebelum hari mulai gelap. Jalanannya semakin tidak jelas saat magrib, banyak binatang-binatang kecil yang beterbangan menghalangi pandangan. Saat sampai dirumah, aku langsung mandi, aku mandi tidak terlalu lama, tidak seperti gadis-gadis yang lain yang mandinya sampai berjam-jam.
Malam itu, aku dan Hikari berbincang melalui telefon. Dilantai 2 rumah nenekku, yang lepas langsung dengan pemandangan langit-langit malam. Aku dan Hikari diam sejenak, dia juga sedang menikmati indahnya langit malam di balkon hotel tempat ia menginap.
"Nee, Ai-chan.. " Panggil nya
"Ya?"
"Apa kau melihat dua bintang yang ada didekat bulan itu?" Tanya nya
Aku pun memperhatikan bulan sabit itu, disana ada dua bintang yang saling bersebelahan, terlihat seperti dua orang yang duduk disana.
"Iya, aku melihat nya, kenapa?"
"Aku merasa itu adalah kita, yang bisa melihat seluruh dunia dari atas sana"
Aku pun tertawa kecil mendengar perkataan Hikari.
"Jika kita punya sayap mungkin kita bisa terbang ke atas sana" Canda ku
"Hahahaha, jika saja kita terbang ke angkasa lepas, sudah pasti kita akan kehilangan oksigen, ya kan?"
"Oleh karena itulah, tidak mungkin kita bisa duduk diatas bulan itu. Tapi, jika kita punya sayap, mungkin kita bisa terbang mengelilingi dunia ini, berdua, hanya kau dan aku"
"Kau benar, terbang dimalam hari, memandangi seluruh bangunan yang ada didunia ini, pasti akan sangat menyenangkan, apalagi jika kita bergandengan tangan saat terbang"
"Aku harap semua itu akan terjadi"
Aku diam sejenak sambil menikmati keindahan langit malam tersebut.
"Hikari-chan, apa kau ingat momen saat Kirito dan Asuna melihat hujan meteor bersama Yui?"
"Iya, aku ingat"
"Kau pasti sudah melihat nya kan?"
"Tidak, sayang sekali waktu itu aku sedang sakit, dan aku melewatkan nya"
"Ooh, begitu ya... "
Langit malam itu sungguh indah, aku pun sampai berkhayal tentang diriku yang terbang bersama Hikari. Memiliki sayap yang indah dan berkilauan, memegang tongkat sihir untuk mengabulkan setiap keinginan anak-anak saat tertidur layaknya seorang peri. Jika saja itu terjadi, aku ingin sekali melihat pemandangan air sungai yang mengalir disebuah tempat dimana didekat sungai itu terdapat sebuah hutan lebat dan disisi lain sungai itu terdapat lahan luas dan pegunungan. Aku terbayang jika siang atau sore hari, disaat musim gugur, aku berlarian di lahan itu bersama Hikari, hanya berdua saja. Menikmati udara yang menyejukkan sambil melihat dedaunan yang berjatuhan. Mandi di sungai yang jernih dengan suara-suara khas dari hutan dan pegunungan. Bermain dengan hewan-hewan imut dan menggemaskan sambil memberi makan burung dengan taburan roti.
"Ai, Ai, Ai-chan!!!"
"E-eh, ya?????"
"Kau ini, apa kau berkhayal??" Goda Hikari
"A-apa?? Berkhayal?? Tentu saja tidak, aku hanya melamun sejenak"
"Pfft, itu sama saja. Ngomong-ngomong kau mengkhayalkan apa??"
"Hm, hari dimana kita hanya bisa menghabiskan waktu berdua saja"
"Wah, sungguh indah, aku juga ingin memikirkan nya. Pasti terasa menyenangkan"
Aku pun menceritakan khayalan ku kepada Hikari, dan dia menjadi terharu mendengar cerita ku.
Malam itu kami menikmati momen yang indah, bintang-bintang yang memenuhi langit sambil mengelilingi bulan yang bersinar terang. Aku merasa perasaan persahabatan kami semakin erat, meskipun berbeda tempat, tapi aku bisa merasakan bahwa perasaan ku ini seperti semakin kuat setiap kali aku berkhayal menghabiskan waktu berdua dengan Hikari.