Usai libur semester, aku pun berkemas untuk kembali ke tempat asal ku. Sungguh hari-hari yang menyenangkan, menghabiskan liburan diluar pulau. Sudah 1 minggu lebih aku pergi berlibur, dan liburan kali ini adalah yang terbaik bagiku. Kami sekeluarga berencana pulang 2 hari lagi, namun semua barang-barang harus disiapkan hari ini juga.
Kebetulan 2 hari lagi adalah hari Natal. Aku berpikir untuk menghadiahkan Hikari sesuatu yang spesial agar sampai kapanpun ia tetap bisa mengingat ku. Aku berpikir dan terus berpikir, Natal tinggal 2 hari, dalam waktu yang singkat ini aku bingung harus memberinya apa. Lalu, sebuah ide pun muncul dipikiran ku.
"Ya! Aku harus mengabari Hikari sekarang"
Aku pun membuka handphone ku dan mengirim pesan pada Hikari, kebetulan dia ternyata sedang online.
Me: Konnichiwa, Hikari-chan!^^
Hikari-chan: Konnichiwa mo, Ai-chan. Doushita no?
Me: Nee, 2 hari lagi aku akan kembali pulang ke rumah..
Hikari-chan: Hmm souka. Jaa, semoga selamat diperjalanan ya...
Me: Haik, Arigatou. Tokoro de, apakah 2 hari lagi saat aku akan pulang kita bisa bertemu sebentar?
Hikari-chan: Eh, tentu saja. Demo..., aku saat ini ada di Goa Lawah, daijoubu desu ka?
Me: Wah, kebetulan sekali. Pelabuhan nya memang melewati Goa Lawah, tapi kau berada dibagian mana?
Hikari-chan: Lokasi tempat ku menginap tidak jauh dari pantainya dan pura yang ada disana
Me: Hm, okay. Kita bertemu di pantai saja ya..
Hikari-chan: Baiklah!
Besoknya, aku dan sepupu ku pergi berbelanja ke toko. Disana aku membeli beberapa oleh-oleh untuk teman-teman ku, dan tak lupa juga hadiah spesial yang akan kuberikan kepada Hikari. Aku memilih-milih barang yang cocok untuk kami berdua. Setelah mendapatkan barang yang kuinginkan, aku pun pulang.
Dirumah nenek, bersama dengan sepupu perempuan ku. Aku dibantu oleh nya untuk menyiapkan hadiah untuk Hikari. Dengan penuh cinta dan kasih sayang aku membungkusnya dan menghias nya serapi mungkin agar terlihat menarik. Hikari berarti langit, langit biru yang sangat terang. Aku membungkus hadiahnya dengan kertas kado berwarna biru langit dengan corak mawar biru tua dan pita berwarna kuning keemasan.
Meskipun hadiahnya kecil, namun tetap akan menjadi barang berharga yang akan selalu dikenang setiap saat. Aku juga menyiapkan hadiah lain untuk nya, aku membuatnya sendiri dan aku berharap Hikari menyukainya. Satu hari itu aku menyiapkan kadonya dan memang cukup melelahkan karena harus dilakukan perlahan dan tidak terburu-buru.
Untuk hadiah kedua yang tadi ku sebutkan, aku berencana untuk menghadiahkan nya sebuah makanan yang kubuat sendiri. Aku berencana membuat dessert box oreo yang enak dan manis. Aku melihat tutorial nya di youtube dan perlahan-lahan mengikuti langkah-langkah pembuatannya. Diperlukan beberapa bahan dan alat yang memang susah kudapat karena tidak tersedia dirumah nenek ku. Setelah dessert nya jadi, aku mencicipi nya terlebih dahulu sebelum ku masukan kedalam wadah. Setelah itu aku meletakkan nya dikulkas agar terasa lebih enak.
Selesainya menyiapkan hadiah untuk Hikari, aku pun mengobrol bersamanya lewat telfon.
"Konbanwa, Hikari-chan!" Sapa ku memulai pembicaraan
"Konbanwa mo, Ai-chan. Kau kemana saja? Sejak tadi aku tidak melihat mu online"
"Ah... itu, wajar saja. Aku sibuk berkemas untuk kepulangan ku besok. Gomenne"
"Daijoubu desu, aku kira kau sedang ada masalah, tapi syukur lah"
Untuk sesaat kami kehabisan kata-kata.
"Umm... Nee, Hikari-chan"
"Ya?"
"2 hari lagi adalah hari Natal, kau pasti sangat senang kan"
"Oh iya, aku sampai lupa, haha.. "
"Jadi.., apa yang biasa kau lakukan dihari Natal?"
"Hmm, biasanya sih aku menghias pohon Natal dimalam hari sebelum Natal. Terkadang juga aku membantu nenek untuk memasak kue"
"Wow, kue, kedengeran nya enak juga" ucapku sambil membayangkan lezatnya kue Natal buatan Hikari
"Hahaha, iya. Kadang-kadang aku juga begadang semalaman untuk menunggu hari Natal tiba, seperti menunggu tahun baru. Aku dan teman-teman ku di kampung juga selalu bermain salju dimalam hari"
"Oh yaampun, kalau aku disana pasti sudah terkena flu"
"Eh, kenapa begitu?"
"Ya..., aku sebenarnya terlalu sensitif. Oleh sebab itu, setiap pagi aku selalu bersin-bersin karena hawa nya yang dingin. Hawa dingin itu membuat hidung ku gatal dan akhirnya bersin"
"Ooh.. souka"
"Um... Hikari. Malam ini adalah malam Natal, kau sedang sibuk mempersiapkan nya bukan?"
"Iya, aku baru saja selesai memasang lampu kelap-kelip nya"
"Oo begitu ya, kalau begitu aku matikan saja telfon nya, kau lanjutkan saja pekerjaan mu"
"Eh, tidak apa-apa kok. Lagipula sudah selesai semuanya. Higuchi sensei sedang membuat kue Natal bersama dengan beberapa temanku, dan aku bersama dengan teman laki-laki ku bertugas menghiasi ruangan, tapi sudah selesai kok"
"Hmm, begitu ya.. Aku jadi penasaran seperti apa pohon Natal itu"
"Ya.., jika kau melihat nya mungkin kau akan ternganga karena baru pertama kali, hahaha..."
"Hahaha, iya kau benar"
Aku dan Hikari terus mengobrol hingga tanpa kami sadari ternyata sudah larut malam. Aku juga sudah mulai mengantuk dan besok harus bangun pagi-pagi sekali agar tidak terlambat sampai ke pelabuhan. Kami pun mengakhiri pembicaraan kami malam itu dan akan melanjutkan nya besok.
Malam hari itu, aku berkhayal. Aku merasa ini hanyalah sekedar mimpi saja, kalau aku berteman dengan orang seperti Hikari. Maksudnya, ini jelas aneh, mana mungkin seorang gadis biasa seperti ku bisa berteman dengan orang luar negeri seperti nya. Belum lagi Hikari bisa dibilang adalah gadis yang cantik, ramah, walaupun sedikit pendiam. Aku berharap semua itu memang bukan mimpi, dan hubungan persahabatan ini akan terus terjalin hingga ke masa berikut nya.
Keesokan harinya, aku bangun pukul 5 pagi. Walaupun aku masih sangat mengantuk, namun setelah mandi badanku langsung menjadi segar. Aku memeriksa barang-barang ku agar tidak ada yang tertinggal. Hadiah untuk Hikari pun ku tata rapi-rapi di tas ku agar tidak rusak. Setelah semuanya beres, kami pun berangkat ke pelabuhan.
Sekitar pukul 7, aku pun hampir tiba di Goa Lawah. Aku menyuruh Papa ku untuk berhenti sebentar di pantai sana. Selagi mereka juga makan disebuah warung, aku pun pergi ke pantai untuk bertemu Hikari. Aku berusaha menghubungi nya, dan ia juga ternyata sudah ada disana menantikan ku, meski aku belum melihatnya.
"Ai-chan!" panggil seorang gadis berbaju biru langit yang tak lain adalah Hikari.
Ia terlihat sangat cocok dengan baju itu, ditambah dengan pita dibagian pinggang nya. Wajahnya putih berseri dan kecantikan nya terpancar kan oleh sinar matahari pagi.
"Hikari-chan!" Aku pun bergegas menghampiri nya
Awalnya kami memang sedikit gugup untuk berbicara, kemudian aku pun mengeluarkan hadiah yang telah kusiapkan untuk nya.
"Ambil ini. Merry Christmas, Hikari-chan!" ucapku sambil memberikan hadiahnya kepada Hikari
"Wahh, arigatou gozaimasu!" ia kelihatan sangat senang sekali menerima hadiah pemberianku
Suasana di pantai waktu itu sedang cerah, matahari nya pun terpancar dengan indah di lautan biru. Aku dan Hikari menikmati momen itu sesaat.
"Nee, Ai-chan" panggil nya
"Hm?"
"Bolehkah ku buka hadiahnya sekarang?" tanyanya sambil memiringkan kepalanya pada ku
"Tentu saja" jawabku sambil tersenyum
Ia pun membuka hadiah yang kuberikan dan...
"Wow, kirei!"
"Kau menyukainya?"
"Hm, aku sangat menyukai nya, arigatou!" Hikari langsung memelukku dengan erat
Aku memberikan Hikari sebuah gelang bertuliskan namanya dengan hiasan pernak-pernik yang indah. Sebenarnya aku membuatnya juga untuk diriku sendiri, bedanya milik Hikari berwarna biru sementara aku berwarna merah muda. Hiasan talinya terbuat dari kerang yang dicat berwarna dan gambar bintang yang indah. Kami pun saling memasang nya ditangan kami. Hikari memasangnya ditangan kirinya, sementara aku dikanan.
"Coba buka hadiah yang satunya, Hikari" pinta ku
"Hm"
Ia pun membuka hadiah kedua ku.
"Wow, dessert box oreo, ini adalah kesukaan ku"
"Coba kau rasa"
"Baiklah, akan ku cicipi"
Ia pun mengambil sesendok dessert box yang kubuat untuk nya. Dan ia sangat menyukai rasanya yang begitu manis dan lumer dimulut.
"Sugoi, oishi nee! Dimana kau membeli nya?" tanya Hikari
"Aku tidak membelinya, aku membuatnya sendiri" jawab ku
"Hontou?? Ini benar-benar enak, aku sangat menyukai nya" Hikari memakan dessert buatan ku dengan lahap.
"Aku senang kau menyukai nya"
"Hm, ini memang sangat lezat. Apa kau mau mencobanya?"
"Tentu"
Hikari pun mengambil sesendok dessert dan menyuapi nya pada ku. Dessert box yang kubuat ternyata sangat enak, walaupun agak kelebihan manis.
Tak terasa kami sudah berbincang cukup lama, dan jam sudah menunjukkan pukul 8. Aku pun pamit kepada Hikari dan memohon doa agar sampai dirumah dengan selamat. Sebelum pergi, aku dan Hikari sempat berfoto untuk mengenang semua kenangan kami di pantai itu. Dan aku pun kembali melanjutkan perjalanan ke pelabuhan.
Sekitar pukul 3 sore, aku pun akhirnya tiba dirumah. Rumahku sangat berantakan, karena sudah seminggu lebih ditinggalkan. Aku pun merapikan baju-baju ku dan mulai mengemasi rumah. Sementara itu, Hikari sedang merayakan pesta Natal nya bersama dengan guru dan teman-teman sekelasnya. Aku berpikir-pikir, bagaimana rupa pohon natal itu jika aku melihatnya dari dekat. Aku sangat ingin sekali melihatnya walau tak bisa.
Di malam hari, aku dikirimkan sebuah foto pohon natal oleh Hikari. Ia menghiasi nya dengan sangat indah dengan bola-bola berwana yang berkilauan. Ada pula banyak makanan yang tersedia diatas meja. Ada ayam panggang, kue, dan berbagai jajanan lainnya. Aku berpikir Hikari pasti menyukai pesta natalnya kali ini.
"Merry Christmas, Hikari..."