Tahun demi tahun berlalu, kini usia Hikari sudah 7 tahun. Saat ini ia duduk dikelas 1 SD, ia bersekolah di kota yang lokasinya lumayan jauh dari rumah nenek. Setiap hari nenek selalu mengantarkan Hikari ke sekolah, tak lupa juga ia selalu menyiapkan bekal makan siang dan juga beberapa snack dan minuman. Hikari harus bangun pagi-pagi sekali agar tidak berangkat sekolah, terkadang juga ia pergi ke sekolah bersama dengan teman-temannya.
Biasanya sepulang sekolah, Hikari selalu membantu neneknya untuk berkebun kemudian menjualnya ke pasar. Meskipun sulit, tapi beginilah kehidupan yang harus dijalani oleh gadis kecil itu. Walau setiap hari nya ia merasakan sakit dan pegal karena membantu mengangkat barang yang akan dijual, Hikari tidak pernah mengeluh soal itu, ia selalu bersemangat dalam menjalani hidup nya.
Suatu hari, suasana dirumah nenek sangat ribut oleh mesin-mesin yang bersuara keras. Ketika melihat keluar jendela, Hikari melihat banyak orang yang bekerja di lahan milik Pak Kageyama.
"Obaasan, ada apa di sana?" Tanya Hikari
"Oh.. itu, Kageyama-san menyewakan lahannya untuk dibuat sebagai taman hiburan." Jelas nenek
"Wahh, taman hiburan, asyikkkk!"
Hikari pun pergi ke tempat biasa ia bermain bersama teman-teman nya untuk memberitahukan kabar gembira ini kepada mereka. Tak jauh dari rumah nenek, ada sebuah taman kecil didekat sungai dan dipenuhi bunga yang saat ini menjadi tempat bermain bagi Hikari dan teman-teman. Mereka membangun ayunan dan beberapa alat bermain lain disana. Setiap hari, setelah pulang sekolah dan membantu nenek, Hikari selalu menghabiskan waktu ke sana untuk bermain.
"Yo! Min'na-san!" Seru Hikari
Semua teman-temannya berbaring lemas di tanah, mereka terlihat sangat tidak bersemangat untuk bermain.
"Ada apa dengan kalian?" Tanyanya
"Bosan" Jawab Mitsui
"Eh??" Hikari kebingungan
"Semua permainan ini sangat membosankan" Keluh Ryuji
"Iya, kami ingin sesuatu yang baru..." Sambung Nagisa
Ryuji, Mitsui, dan Nagisa adalah teman Hikari dari kecil. Ryuji, nama lengkapnya Ryuji Otoshi, seorang bocah laki-laki yang kelakuan nya lucu sekaligus menjengkelkan, ia sangat suka menjahili orang terutama Hikari. Mitsui, nama lengkapnya Mitsui Mio, dia sangat pandai dalam hal matematika dan selalu mendapatkan peringkat 2 di kelasnya. Nagisa Arata, gadis periang yang gemar sekali menggambar, terutama sesuatu yang berhubungan dengan alam.
"Ayolah semangat! Kalian tahu, akan ada taman hiburan disini!"
Semua teman-teman Hikari langsung bersemangat.
"Hontou?? Dimana?" Tanya Mitsui
"Kapan????" Tanya Nagisa
"Benarkah itu?? Darimana kau tau?? Tanya Ryuji
"KATAKAN HIKARI!" Seru mereka bertiga
"Iya iya, kalian diam dulu, akan aku jelaskan."
Semuanya pun duduk rapi dan mendengarkan perkataan Hikari.
"Jadi begitu.. "
"Ooooo, hm.. Tapi dibuka nya kapan?"
"Ntahlah, bagaimana kalau kita kesana untuk melihat-lihat?" Ajak Hikari
"Ayoo!"
Mereka semua pun pergi ke sana.
Sesampainya disana, mereka terkejut melihat banyak sekali berbagai jenis mainan yang telah disiapkan. Hikari dan teman-teman juga tak sabar untuk memainkan berbagai permainan disana. Mereka pun segera pulang untuk mandi, makan, dan bersiap-siap untuk bermain.
Ketika malam hari, taman hiburan itu menjadi sangat ramai. Banyak sekali yang datang kesana terutama anak-anak. Ada banyak sekali permainan dan barang-barang menarik yang tersedia ditempat itu.
"Nee, Ryu-kun coba lihat itu! Ada banyak sekali makanan" Seru Hikari
"Wahh, iya kau benar"
"Moment seperti ini tidak boleh kita sia-siakan, sekali dalam seumur hidup ini adalah pertama kalinya aku pergi ke taman hiburan" Ucap Nagisa
"Yosh, aku kita bersenang-senang!"
Semua kebahagiaan itu membuat Hikari tidak merasakan rasa sedih setelah kehilangan keluarga tercinta nya. Ia melewati semuanya dengan penuh senyuman, teman-teman nya juga selalu menyemangati nya. Setiap kali Hikari bersedih atau sendirian, mereka selalu ada untuk menemani nya. Hikari merasa sangat beruntung memiliki teman-teman yang baik seperti mereka.
Hari masuk sekolah akhirnya tiba, seperti biasa nenek selalu mengantarkan Hikari ke sekolah. Disekolah ia memang tidak terlalu akrab dengan beberapa temannya, jadi sangatlah wajar ia menjadi anak pemalu di kelas. Hari ini, ntah kenapa Hikari merasa aneh dengan teman kelasnya, mereka semua menatap Hikari dengan wajah aneh. Didalam hati nya, Hikari merasa kebingungan sekaligus takut, mungkin saja salah satu dari mereka ada yang jahil terhadap nya. Kemudian, salah satu murid dikelas itu menghampiri nya.
"Nee, Hikari-chan!" Sapa Yuriko
Yuriko adalah gadis yang sangat baik dan ramah terhadap semua orang. Nama lengkapnya adalah Yuriko Izumi, ia memiliki rambut lurus panjang berwarna ungu tua dan berkulit putih. Orang tuanya adalah keturunan bangsawan terkenal, mereka selalu dihormati oleh siapa saja.
"Eh, iya ada apa?"
"Um... apa kau ingin bermain dengan ku?" Tanya Yuriko malu-malu
"Eh, tentu saja boleh, lagipula-"
"Hey, Yuriko-san! Untuk apa kau bermain dengan anak yatim piatu itu?" Sahut Jiro
"Anak seperti dia seharusnya dijauhi, kalau kau bermain bersamanya kau pasti akan dimintai uang terus hahahahaha!"
Mendengar perkataan teman-teman nya itu, Hikari merasa sakit hati dan sedih. Ia pun menunduk dan tak tau harus berbicara apa. Yuriko yang merasa kasihan pada Hikari langsung memarahi dua anak nakal yang berbicara sembarangan tentang Hikari.
"Hei! Seharusnya kau tidak perlu berbicara seperti itu. Sebagai teman kita harusnya saling membantu satu sama lain, bukannya saling mengejek"
"Yuriko, sebaiknya kau jangan berteman dengan anak itu" Ucap Chizuru
"Iya, atau kalau tidak kau akan kehabisan uang saku mu setiap hari"
"Ahahahahahahahaha!!!"
Seisi kelas menertawakan Hikari. Karena tidak tahan ia pun berlari keluar sambil menangis kencang. Ketika hendak menuruni tangga, ia bertemu dengan wali kelasnya, Shirayuki-san.
"H-Hikari-chan, kenapa kau menangis??"
"Hikss Hiksss.. , Sensei!" Hikari langsung memeluk nya
Shirayuki-san pun mengelus lembut rambut Hikari.
"Ada apa, Hikari-chan? Katakan lah... "
"Hikss Hiksss... Sensei, aku tidak mau sekolah lagi" Ucapnya
"T-tapi kenapa? Bukannya sekolah itu menyenangkan? Kau bisa mendapat banyak teman bukan?"
"Hikss hikss, aku tidak mau, aku tidak mau sekolah lagi"
"Kenapa??"
"Aku tidak mau diejek oleh mereka, Sensei. Hikss hikss, mereka bilang kalau anak yatim piatu seperti ku tidak pantas memiliki teman, apa itu benar?"
Mendengar penjelasan Hikari, Shirayuki-san merasa prihatin terhadap nya. Ia pun tersenyum kepada Hikari sambil mengusap air matanya.
"Nee, Hikari-chan. Kau tidak perlu memikirkan perkataan mereka, mereka tidak tau kalau kau itu anak yang kuat. Meskipun ayah dan ibumu telah tiada, kau tetap bersemangat menjalani hidup mu kan? Mereka tidak bisa menjadi seperti mu, jika mereka tidak dibelikan sesuatu oleh orang tua mereka, pasti mereka akan menagis, iya kan? Berbeda dengan mu, kau sudah mandiri, bahkan kau juga rela membantu nenekmu berjualan. Kau anak yang hebat, Hikari-chan"
"Benarkah begitu???" Tanya Hikari
Shirayuki-san pun mengangguk kepada nya.
"Sekarang kembalilah ke kelas, buktikan kalau kau jauh lebih hebat dari mereka"
"Haik, Sensei!"
Kata-kata itu membuat semangat Hikari bangkit kembali. Sesampainya dikelas, Shirayuki-san memberikan pelajaran kepada anak-anak nakal yang telah menghina Hikari dan menasehati mereka untuk tidak mengulangi perbuatan seperti itu.
Yuriko, salah satu teman kelas Hikari yang paling menganggap nya. Anak-anak yang lain tidak suka mendekati Hikari karena ia tidak memiliki ayah dan ibu lagi, ntah apa alasan mereka bersikap seperti itu. Mungkin saja, orang tua mereka yang tidak ingin membiarkan anak mereka berteman dengan anak yatim piatu tidak mau sesuatu yang buruk terjadi atau mereka tidak ingin karena itu bisa saja memengaruhi sifat mereka kedepannya.
Saat jam keluar main, Yuriko datang menghampiri meja Hikari.
"Nee, Hikari. Ayo makan bersama!" Seru Yuriko
"Kau makan saja, saat ini aku sedang tidak lapar kok" Jawab Hikari
"Yasudahlah, kalau kau ingin menemuiku temui saja dibawah ya, aku ada didekat taman sekolah"
"Hm, baiklah"
Yuriko pun pergi meninggalkan Hikari dan pergi sendiri ke taman. Dari jendela, ia melihat Yuriko yang sedang duduk sendiri sambil memakan bekal yang ia bawa. Karena merasa bosan dikelas, lama-kelamaan Hikari pun turun juga dan menghampiri Yuriko di taman.
"Boleh aku duduk?" Tanya Hikari
"Haik, dozzo"
"Arigatou"
Hikari lalu membuka bekal yang ia bawa. Ia terkejut melihat isinya, sandwich lezat yang tebal berisi daging sapi, sayuran, dan bumbu-bumbu lainnya membuat Hikari menjadi tergiur kan.
"Hikari-chan, doushite?"
"E-eh, gomen nasai"
"Hmm, kau sampai melamun hanya karena sandwich itu, pftt... " Yuriko tertawa kecil
"E-eto.., itu karena aku sudah lama tidak makan sandwich lezat buatan Oba-san"
"He.., jadi begitu ya. Wajar saja sih.. " Ucap Yuriko
Mereka sedikit malu ketika berbicara, namun lama-kelamaan akhirnya pembicaraan mereka menjadi lancar dan semakin menyenangkan. Dari situ lah Hikari dan Yuriko menjadi sangat akrab. Saat pulang sekolah, Hikari mengajak Yuriko untuk bermain kerumah nya, ia pun mengiyakan dan akhirnya pergi kerumah Hikari setelah izin kepada orang tuanya.
"Tadaima!" Hikari membuka pintu
Ketika melihat suasana rumah yang begitu sepi, Hikari menjadi terheran-heran.
"Ada apa, Hikari?" Tanya Yuriko
"Oba-san tidak ada dirumah.." Hikari mulai khawatir
Ia lalu pergi ke kamar nenek, namun nenek tidak ada disana. Dihalaman belakang juga, tidak ada orang disana. Ia mencari keseluruh ruangan dan akhirnya menemukan sebuah kertas yang tertempel di pintu kulkas. Isinya...
Hikari, nenek pergi melayat kerumah bibi Gin. Mungkin nenek akan pulang terlambat, makanannya sudah nenek siapkan, jangan tinggalkan rumah setelah kau pulang sekolah ya...
Salam Nenek
Setelah membaca surat itu, Hikari menjadi lega. Yuriko pun menghampiri Hikari yang sedang duduk di meja makan, ia pun memberitahu kan bahwa nenek akan pulang terlambat, jadi mereka bisa bersenang-senang selagi nenek pergi. Seusai mereka makan, Hikari dan Yuriko pergi ke halaman belakang untuk bermain. Mereka menikmati waktu-waktu mereka hingga tak sadar hari sudah mau gelap.
Yuriko memutuskan untuk segera pulang agar orang tua mereka tidak mencemaskan dirinya. Ia pun pamit kepada Hikari dan mengucapkan terima kasih kepada nya. Sebelum pulang, Yuriko memberikan sesuatu pada Hikari.
"Eh, apa ini?" Tanya Hikari yang menerima sebuah gantungan kunci kecil yang bertuliskan Bestfriend.
"Ini sebagai tanda persahabatan kita, aku memberikan nya untuk mu agar kau bisa selalu mengingat ku"
"Wahhh, arigatou!" Hikari langsung memeluk Yuriko dengan sangat kencang.
Keesokan harinya, Hikari pergi kesekolah bersama dengan Yuriko. Kini mereka berdua telah menjadi sahabat, kemanapun Yuriko pergi Hikari selalu mengikuti, dan kemanapun Hikari pergi Yuriko selalu ada untuk menemani nya. Suatu saat mereka pernah pergi bermain bersama di sebuah taman, mereka menghabiskan waktu siang dan sore agar bisa bermain sepuas-puasnya. Terkadang juga Hikari menginap di rumah Yuriko setiap akhir pekan, tentu saja dengan izin orang tua Yuriko dan Nenek Hikari.