Udara di pulau Dewata jauh berbeda dengan udara-udara di tempat lain, aroma nya begitu khas sekali. Aku dan keluarga pun melanjutkan perjalanan kami kerumah nenek, tapi sebelum itu kami mampir dulu untuk berdoa di Pura Goa Lawah. Tak lupa juga kami membeli sate ikan dan daging yang ada disekitar sana. Sepanjang jalan aku melihat banyak sekali tempat suci yang indah, aku ingin sekali sesekali mengunjungi tempat-tempat itu.
Perjalanan dari Lembar menuju Tabanan memang lumayan jauh sekali, sesaat kami berhenti sejenak karena lelah duduk terus di motor. Ketika sudah dekat dengan desa kami, ayahku meletakkan sesajen dibeberapa tempat tertentu, terutama di kuburan para leluhur kami. Perjalanan pun kami lanjutkan, saat memasuki desa, aku merasa sangat senang sekali, tak sabar rasanya bertemu dengan kakek nenek dan para sepupuku. Sepanjang jalan memasuki desa, kami disambut baik oleh warga disana.
Akhirnya, kami pun tiba dirumah nenek. Halaman rumah nenekku sangat luas, 2x luas rumahku. Aku pun bertemu dengan kakek nenek dan pamanku, aku menyalimi mereka, kakek dan nenekku memelukku sangat erat saking kangennya. Apalagi adik kecilku yang sangat di manja-manjakan. Kami menata barang-barang bawaan dikamar, lalu pergi mandi karena hari sudah sore. Setelah itu kami berbincang-bincang di teras rumah.
Tak lama setelah itu, sepupu ku pun datang. Aku memiliki dua sepupu yang seumuran dengan ku, yang satunya laki-laki dan satunya perempuan. Aku dan sepupu perempuan ku bermain bersama didalam kamar, kami bercerita tentang banyak hal.
Saat aku memeriksa handphone ku, ternyata ada pesan masuk dari Hikari, aku merasa sangat senang menerima pesan darinya.
Hikari-chan: Konbanwa, Ai-chan!
Me: Konbanwa mo, Hikari-chan! Maaf aku telat membalas pesanmu, aku baru saja sampai dirumah nenek.
Hikari-chan: Oh, tidak apa-apa kok, maaf kalau aku mengganggu mu🙏
Me: Ahhh, tidak kok, kau tidak mengganggu ku. Jadi bagaimana kabarmu?
Hikari-chan: Aku baik, kau sendiri?
Me: Huft, baik tapi sangat melelahkan. Pinggang ku sangat pegal karena menempuh perjalanan yang jauh.
Hikari-chan: Yaampun..., kalau begitu istirahatlah.
Me: Iya nanti saja, aku belum mengantuk saat ini, jadi aku agak malas untuk tidur sekarang.
Hikari-chan: Ya setidaknya jangan melakukan apapun dulu, Ai-chan....
Me: Iya iyaa, Terima kasih telah memperdulikan ku, Hikari-chan😊
Hikari-chan: Iya.. tidak masalah.
Kami chatingan sangat lama, dari pukul 6 sore sampai pukul 9 malam.
Me: Oh ya, Hikari-chan. Apa kau bisa memasak?
Hikari-chan: Tentu saja aku bisa, aku ahli dalam hal memasak
Me: Oh ya? Hmm, kalau begitu bagaimana kalau kita taruhan?
Hikari-chan: Hah?? Taruhan bagaimana??
Me: Besok saat kita bertemu lagi, kita lomba memasak makanan yang paling enak, dirumah ku, bagaimana?
Hikari-chan: Wahh, boleh juga, aku terima tantangan mu. Tapi..., ngomong-ngomong kapan kita akan bertemu?
Me: Oh iya ya😅, ntahlah, kapan-kapan saat Tuhan mengizinkan.
Hikari-chan: Hahaha, oke kalau begitu
Me: Baiklah, kalau begitu aku tidur dulu ya, byeee
Hikari-chan: Byee...
Setelah selesai chatingan, aku pun makan, setelah itu aku pun mencuci muka dan menggosok gigi sebelum tidur. Tak lupa juga aku memakai Soffell agar terhindar dari gigitan nyamuk yang ganas. Rumah nenekku dekat dengan sawah, dan juga dekat dengan kandang sapi dan bebek, oleh sebab itulah disini banyak sekali nyamuk.
Jam 12 malam, aku tidak bisa tidur karena hawanya tiba-tiba berubah menjadi panas. Dalam hati, aku merasa seperti sedang berada di gurun pasir, aku sangat haus sekali, tapi aku tahan semua itu. Untuk menghilangkan rasa gerah, aku pun memeriksa whatsapp ku, dan ternyata kulihat Hikari masih online.
Me: Konbanwa, Hikari-chan!
Hikari-chan: Konbanwa mo, kamu belum tidur?
Me: Bukannya belum, hanya saja aku tidak bisa tidur😅
Hikari-chan: Ya itu sama saja, Ai-chan....
Me: Hehehe, kau juga belum tidur?
Hikari-chan: Iya, aku sedang marathon.
Me: Owh, marathon apa?
Hikari-chan: Nih, ngelanjutin anime yang kamu rekomendasiin.
Me: Ohhhhh, lanjutkan saja kalau begitu.
Hikari-chan: Nanti saja lah, aku ingin mengobrol dengan mu, dari tadi aku merasa kesepian.
Me: Hm, baiklah. Jadi, mau apa sekarang?
Hikari-chan: Hmm, permainan apa ya yang bisa kita lakukan lewat chat?
Me: Ntahlah, bagaimana kalau bermain game?
Hikari-chan: Game? Game apa?
Me: Hm apa ya..., kau mau bermain Happy Pet Story?
Hikari-chan: Boleh juga, aku juga belum selesai mengumpulkan koleksi sakura ku, sekarang adalah musimnya.
Me: What?????! Serius????
Hikari-chan: Iya, baru kemarin mulai.
Me: Oh ya Tuhannn, untung saja kau mengingatkan ku, kalau tidak aku pasti akan menjadi gila ketinggalan barang-barang baru di toko. Baiklah kalau begitu, aku cek dulu ya..
Hikari-chan: Ok, nanti aku akan berkunjung ke rumah mu, beritahu aku jika sudah selesai.
Me: Asiap!
Aku pun membuka game ku, Happy Pet Story. Menurut ku game ini sangat menarik (bagi kaum wanita). Aku segera mengecek semua barang-barang yang ada di toko kemudian membelinya, ntah berapa banyak uang dan berlian yang aku habiskan asalkan aku bisa membeli perlengkapan sakura itu. Setelah selesai mendekorasi, aku pun mengabari Hikari.
Me: Hikari-chan! Aku sudah selesai mendekorasi rumah.
Hikari-chan: Baiklah, aku akan mengunjungi mu sekarang, silahkan kau mengunjungi rumah ku juga.
Me: Ok!
Aku pun berkunjung ke rumah Hikari. Didalam game ini kita bisa pergi kerumah siapapun untuk melihat dekorasi yang ada dirumah mereka. Yang dikejar dalam game ini adalah point rumah yang mereka miliki, semakin banyak barang-barang yang ada dirumah mereka, maka bisa mendapatkan peringkat 1 dari seluruh Indonesia.
Begitu mendatangi rumah Hikari, aku terkejut melihat dekorasi nya. Dekorasi rumah Hikari sangat indah dan rapi, aku pun terpesona melihat nya, tidak seperti dekorasi rumah ku yang hancur berantakan.
Me: Wow Hikari-chan! Dekorasi rumah mu sangat indah!
Hikari-chan: Benarkah? Arigatou! Dekorasi rumah mu juga sangat cantik, kau memiliki banyak sekali barang-barang yang bagus.
Me: Ya tapi aku tidak bisa menyusunnya sebagus milikmu.. 😓
Hikari-chan: Tak apa, begitu saja sudah indah kok^^
Me: Arigatou, Hikari-chan!^^
Hikari-chan: Haikk!
Aku dan Hikari bercerita sangat panjang tentang masa lalu kami.
Hikari-chan: Nee, Ai-chan. Apa kau pernah memiliki masa lalu? Masa lalumu dengan laki-laki.
Me: Hmm, aku rasa tidak, kenapa?
Hikari-chan: Ah, tidak, tidak apa-apa.
Me: Ayolah, Hikari-chan. Cerita kan saja....
Hikari-chan: Ummm..., baiklah. Dulu aku sempat menyukai seseorang, namanya Akira, dia adalah laki-laki yang sangat tampan, selain itu dia juga sangat baik. Aku dan dia berkenalan saat kami berada dalam satu kelas saat kelas 2 SMP. Dari sana lah, aku mulai menyukai nya, aku sering sekali mendekati nya, begitu juga dengan nya. Kami terkadang mengobrol saat tidak ada pelajaran, sesekali juga kami kerja kelompok bersama, hanya berdua. Namun, beberapa minggu kemudian, saat perasaan ku kepada nya sudah semakin kuat, aku tiba-tiba tersakiti oleh nya. Waktu itu kami sedang jalan pulang berdua, rencananya kami akan belajar kelompok bersama lagi, tapi tiba-tiba ada seorang gadis cantik yang menghampiri nya. Gadis itu sangat cantik, rambutnya pendek dan bewarna coklat, aku sebenarnya merasa cemburu terhadap gadis itu karena mendekati Akira. Awalnya aku kira gadis itu hanya iseng saja menyapa nya, tapi ternyata setelah aku mendengar dari mulut Akira sendiri yang berkata, "Hikari, dia Naomi, kekasih ku. Naomi, perkenalkan ini Hikari, dia adalah teman kelompok ku", mendengar itu jantung ku serasa berhenti berdetak. Badanku juga menjadi gemetar, hatiku sangat sakit mengetahui bahwa ia ternyata sudah memiliki pacar. Ketika kami kerja kelompok waktu itu, mereka ber mesra-mesraan dihadapan ku, aku berusaha untuk tidak melihat mereka. Tapi waktu itu, aku tidak sengaja melihat Naomi mencium pipi Akira. Aku merasa sangat sakit hati melihat kejadian itu, kemudian setelah kami selesai mengerjakan tugas, mereka pun pulang, dan aku menangis sendirian di kamar.
Cerita Hikari itu sangat menusuk, pasti rasanya sangat sakit ketika melihat orang yang kau sukai dicium oleh gadis lain. Aku berusaha menenangkan Hikari dan mencoba untuk menguatkan nya.
Setelah lama kami chatingan, akhirnya aku pun mulai mengantuk, begitu juga dengan Hikari. Kami pun memutuskan untuk tidur dan melanjutkan pembicaraan kami esok hari.