Melihat kepergian Dami, Demi menoleh menatap Vano. "Si Dami mau kemana sih?keliatan buru-buru gitu."
Vano mendengus "bang lo bener-bener budeg ya? Bang Dami bilang dia ada urusan." Jawab Vano dengan ekspresi Datar. Perlu kalian ketahui, Vano di rumah dan Vano di sekolah sifatnya itu akan berbeda. Jika Vano di rumah terkenal dengan kecerewetan dan tingkah jailnya kepada Navy. Sedangkan Vano di sekolah terkenal akan sifat Dingin dan ekspresi datarnya. Mangkanya Demi menjuluki Vano dengan si dingin versi ketiga. Karena versi ke dua di pegang oleh Dami. Dengan pemimpin nya yaitu Gevan. Kakak kedua Demi itu dingin nya minta ampun, bahkan melebihi Dami dan Vano. Jadilah, Demi menjulukinya sebagai pimpinan orang-orang berekspresi datar.
Meninggalkan keributan yang mungkin akan terjadi di lahan parkir. Kini Dami tengah melangkahkan tungkai kakinya di sepanjang selasar. Dengan di temani ucapan dari orang-orang yang berada di koridor tengah membicarakan dirinya.
"Ehh.. itu Dami atau Demi sih? Gila.. ganteng banget."
"Mau Dami kek atau Demi buat gue mereka tuh pacar gue."
"Dia Dami deh keknya, tau dong Demi orangnya pecicilan. Kalo Dami kan orangnya kalem. Kesayangan gue gitu loh."
"Kak Dami ganteng ihh.."
"Pengen deh dihalalin sama kak Dami."
"kak Dami aura nya dominan banget ga sih? duh.. bikin melting aja."
"kak Dami udah ganteng coolboy lagi, idaman gue banget."
"andai Kak Dami mau gue halalin saat ini juga, gue siap OTW ke KUA deh."
Dami berdesis sinis mendengar ucapan penuh kekaguman yang diarahkan padanya. Tanpa memperdulikan orang-orang yang kurang belaian. Dami terus berjalan menuju kelas seseorang yang terletak di ujung koridor.
Kelas XI-IPA-8, itulah kelas yang di tuju oleh Dami. Tak ingin berlama-lama berdiri di depan kelas. Dami pun masuk kedalam, membuat keramaian di kelas itu senyap seketika, ketika Dami berdiri di depan kelas dengan ekspresi datar andalannya yang mana membuat siswa-siswi yang ada di kelas itu merinding ketakutan. selain di kenal dingin, Dami juga di kenal mempunyai tatapan setajam elang yang mana akan membuat orang yang di tatap oleh sepasang manik tajam itu ketakutan. ya, se-dahsyat itu lah aura yang di keluarkan Dami.
"Eh Bang Dami." Sapa seorang laki-laki dengan tindik hitam di telinganya. Dami berdehem, membalas sapaan dari sahabat adiknya. Perhatian Dami tertuju pada seorang laki-laki yang tengah menelungkupkan kepalanya di atas meja. Ia berjalan mendekat, membuat ke tiga laki-laki yang ada di sekitar meja itu sedikit menyingkah memberi ruang kepada Dami untuk lebih dekat dengan Navy.
"Kenapa?." Tanya Dami pada Erik--laki-laki bertindik tadi.
"Ga tau bang, gue aja baru dateng."
Lalu mata Dami tertuju pada kedua sahabat Navy yang lain Sagam dan Zen.
Sagam menghela nafas setelah itu ia pun menjawab ekspresi penuh tanya Dami. "Dari tadi dia gitu bang. Di tanya kenapa, dia malah diem." Jawab Sagam tenang.
Dami menarik nafasnya panjang. Lalu ia memilih mendudukan tubuhnya di samping sang adik dan mengelus rambut adik paling bontotnya itu lembut. Tentu saja sikap Dami membuat teman sekelas Navy--minus Sagam, Erik Dan Zen. menganga tidak pecaya. Dami seorang Ice Boy di SMA Pelita Raya bisa bertingkah manis juga? Yaiyalah.. Dami juga kan Manusia.
"Nav..." panggil Dami dengan suara beratnya.
Mendengar panggilan itu, Navy pun mengangkat kepalanya. Lalu menatap Dami dengan bibir yang melengkung ke bawah.
"Kenapa?."
Navy menjawab pertanyaan Dami dengan gelengan kepala.
"Kenapa?." Tuntut Dami yang tidak puas dengan jawaban Navy.
Navy semakin melengkungkan bibirnya ia menunduk dengan memelintir ujung kemeja Dami yang tidak di masukan.
"Navy benci sama jam weker Navy bang." Cicit Navy. Mengundang kernyitan di dahi Dami, Sagam, Erik dan Zen yang mendengar cicitan Navy barusan.
"Lah, jam weker lo punya salah emang?." Tanya Zen.
Navy mengangguk. "Tadi Navy lagi mimpi, di mimpi itu Navy mau berpelukan sama Member BTS. Tapi jam weker sialan itu malah bunyi, akhirnya Navy ga jadi Berpelukan sama hyung-hyung Navy." Cerita Navy. Yang langsung membuat ketiga sahabatnya Blank seketika. Berbeda dengan Dami, laki-laki terdingin se-SMA Pelita Raya itu malah mengembangkan senyum sangat tipisnya. Bahkan, Gerakan tangannya yang mengelus Rambut hitam Navy tak berhenti.
"Cuma gara-gara mimpi itu lo galau?."
Navy menatap Dami sengit. "Cuma bang? Lo bilang mimpi gue 'cuma'." Sewot Navy tidak terima mimpi indahnya di sempelekan.
Dami mengangkat bahunya tidak peduli dengan sewotan Navy. "Lo udah punya lima kakak. Kenapa lo nganggap orang lain yang jelas-jelas ga ada hubungan darah sama lo, jadi kakak lo? Kalo lo butuh pelukan bang Gavin, Bang Gevan, Gue, Demi sama Vano juga bisa Nav. Mengidolakan seseorang boleh, tapi jangan berlebihan oke. Ga baik buat diri lo." Jelas Dami panjang lebar. Sagam, Erik, Zen dan murid kelas XI-IPA-8 melongo mendengar ucapan panjang Dami. Sukar di percaya, tapi memang itu kenyataan nya. Dami si irit bicara hari ini memecahkan rekornya.
"See, cuma gara-gara lo galau ga jelas. Inhaler lo ketinggalan. Jangan ceroboh Nav. Gue ga mau lo kenapa-napa." Dami memelankan kalimat terakhirnya. Kemudian menyerahkan Inhaler kepada pemilik yang sesungguhnya. Setelah itu, Dami bangkit dari duduknya. Dan tanpa sepatah kata pun ia keluar dari kelas Navy. Tujuan nya sekarang adalah kelasnya yang berada di lantai 3. XII-IPA-1.
"Ehh lo bertiga denger ga?." Tanya Navy tidak jelas.
"Denger apa?." Tanya Sagam sembari mencari topi di dalam tasnya yang berada di samping Navy.
"Abang gue."
"Denger." Sahut Erik ketika otak pas-pas-annya mulai mengerti maksud Navy.
"Bang Dami gitu-gitu juga sweet banget. Anjir gue aja sampe ga percaya." Kata Zen.
"Apalagi gue." Timpal Navy. "Ini pertama kalinya dia ngomong panjang ma gue. Ehh ngga deng, kalo gue ceroboh atau sakit pasti Bang Dami kayak gitu juga." Sambung Navy.
"Dah.. ah jangan ngegibahin Bang Dami. Mending sekarang kita ke lapang bentar lagi upacara." Ucap Sagam menengahi.
Navy mendengus. Mood baik yang sempat ia rasakan kembali sirna hanya dengan mendengar kata 'Upacara'.
"Males Gam." Ucap Navy. Yang di balas gelengan kepala oleh Sagam.
"Ga ada kata males-malesan pinter. Skuyy kita ke lapang." Ajak Sagam. Dan dengan perasaan tak rela dan pasrahnya Navy pun berjalan mengikuti ketiga sahabatnya dengan langkah lesu. Sungguh Navy benar-benar malas mengikuti Upacara.
"Ya Allah... semoga engkau mengirimkan malaikat penyelamat agar hamba tidak mengikuti upacara. Engkau kirimkan semua member BTS ataupun EXO pun hamba tidak masalah Ya Allah." Doa Navy dalam hati.
****