Chereads / Be a Princess / Chapter 56 - Tanda

Chapter 56 - Tanda

"Putri, apakah anda akan diam saja?"

"..."

Aku menatap Agatha dengan pandangan kosong. Mataku tidak bisa teralihkan untuk terus menatap mulut Agatha yang komat kamit sejak kereta yang membawa kami berangkat dari mansion. Tapi selama apapun aku melihatnya, aku sama sekali tidak mengerti apa yang coba Agatha katakan. Seolah pelayanku berbicara dalam bahasa yang sama sekali berbeda.

Aku juga tidak bisa menahan rasa heran saat kereta berhenti dan wajah Khun muncul saat pintunya terbuka.

"Kita sudah sampai."

Aku menatap kosong pada senyum samar Khun dan berusaha meraih tangannya yang terulur. Dalam prosesnya aku menyenggol Agatha yang juga hendak berdiri.

"Acckk."

Aku tersandung ujung gaunku dan membentur penutup dada Khun saat dia berusaha menangkapku.

Sakit di dahiku juga perasaan hangat dan ketat melebihi korset yang kupakai membuat akal sehatku kembali. Aku menatap lengan Khun yang buru-buru ditarik dari pinggangku. Seketika itu juga perasaan hangat dan aman meninggalkan aku.

"Maafkan saya, Yang mulia. Saya akan menerimanya jika anda ingin menghukum saya karena telah lancang menyentuh anda."

Khun menundukkan kepalanya dan menghindari tatapanku.

"Tidak. Tidak apa-apa. Itu hanya kecelakaan. Agatha, apa yang kau lakukan disitu?"

Aku baru menyadari ketidak hadiran Agatha disampingku dan berpaling untuk melihat wanita muda itu terduduk di lantai kereta.

"Putri..."

Agatha terlihat ingin mengeluh tapi dia tidak melanjutkan kata-katanya dan hanya turun untuk menyusulku.

Aku menatap sekelilingku dengan linglung. Kenapa mereka membawa aku kesini?

"Kenapa kita disini?"

"Bukankah anda yang ingin datang kesini, Putri?!"

"Hah?"

"Yang mulia, ini saatnya anda memulihkan diri anda. Anda tidak bisa membiarkan keuntungan yang akan anda peroleh dari produk Lady Arlo akan hilang begitu saja kan!"

Akhirnya aku bisa memahami kata-kata manusia lagi begitu mendengar jawaban Khun.

Kesadaranku kembali. Dan bagaimana aku kehilangan ratusan ribu gulden begitu mudah hanya kurang dari 2 bulan, aku merasa sakit hati.

"Sialan!"

"Maaf, apa yang anda katakan Putri?"

AKu ingin mengulangi kata-kata kutukan itu persis dengan sebelumnya sebelum tersadar dengan siapa lawan bicaraku. Agatha biasanya bersikap naif dan santai jika berkaitan kisah hidup orang lain. Dia bahkan bisa menjadi bahagia hanya dengan mendengar gosip bangsawan lain. Tapi itu sama sekali tidak berlaku untuk etika yang tepat untukku. Agatha bahkan bisa bersikap lebih tegas dibandingkan Nyonya Phelps jika aku 'bertindak diluar norma'. Aku harus tetap bertindak sebagai seorang putri yang terhormat apapun situasinya.

"Silahkan pimpin jalannya Agatha"

"Tentu. Silahkan lewat sini putri."

Agatha memimpin jalan dengan sikap yang sedikit canggung. Entah karena dia mendengar kata-kataku sebelumnya ataupun dikarenakan lingkungan tempat kami berada saat ini.

"Saya mendengarnya dengan jelas."

"..."

Sebuah bisikan samar terdengar dari belakangku.

"Saya pikir anda benar-benar berbeda sekarang Putri. Entah bagaimana tapi sepertinya anda tidak tampak canggung saat mengucapkan kata-kata seperti tadi."

"..."

"Anda juga terlihat lebih peduli dengan uang anda."

"..."

Agatha hanya berjalan setengah langkah dariku tapi entah bagaimana dia tidak mendengar kata-kata Khun.

"Sudah kukatakan bukan. Aku butuh sesuatu untuk mengalihkan fokusku. Apa kau lebih suka aku kembali bersikap naif dan mengejar seorang pria yang berada diluar jangkauan?"

"..."

"Apa ini tujuan anda memulai bisnis anda sendiri Putri? Saya setuju dan akan mendukung anda sepenuhnya. Mari lupakan para pria dan mulai mengumpulkan koin-koin emas lebih banyak."

Agatha berbalik saat mendengar aku berbicara dan ikut berkomentar karena mengira aku berbicara dengannya. Aku bergidik saat mendengar kata-kata penuh semangatnya.

"Tapi apa anda benar-benar akan diam saja dengan tindakan Nyonya Belvitti? Pakaian-pakaian mewah mereka, perhiasan Nyonya Belvitti dan sekarang Nona Belle bahkan tengah memesan sejumlah gaun pada Madam Constain. Satu gaun rancangannya akan menghasilkan ribuan gulden.Tidakkah mengerikan menghabiskan uang itu hanya untuk mereka."

Sialan Agatha, tidak bisakah dia hanya menutup mulutnya saja dan tidak mengingatkan aku seberapa besar lubang yang mereka ciptakan dalam kantong uang berhargaku.

"Tolong pimpin jalannya Nona Agatha."

Khun mengingatkan Agatha yang terus mengoceh sehingga kembali melanjutkan langkahnya ke bengkel Roan.

Saat aku masuk, ruangan itu tidak kalah berantakan dari terakhir kalinya aku berkunjung. Tapi kali ini Roan terlihat bersemangat. Dia menunduk di salah satu sudut bengkelnya seolah sedang mengerjakan sesuatu dengan asyik sehingga tidak menyadari kehadiran kami.

Sekali lagi Agatha menarik salah satu kursi dengan santai. Menyapu barang-barang yang ada diatasnya begitu saja dan menutupi kursi tersebut dengan mantelnya sebelum mempersilahkan aku duduk. Saat suara barang-barang jatuh yang disapu oleh Agatha terdengar, Roan akhirnya mengangkat mukanya dengan kerutan dalam didahinya saat memandang kami.

"Nona muda Calverion, bisakah anda memberitahukan kedatangan anda sebelum melakukan kunjungan kehormatan ini?"

"Apakah seorang majikan harus memberitahukan kedatangannya pada hambanya jika dia ingin memeriksa kinerjanya."

Aku membalas ucapan sarkasnya dengan tidak kalah kejam.

'Aku sudah cukup kesal, jadi jangan coba membuatku bertambah kesal ya.'

Roan mendengus tapi tidak membantah lagi. Tangannya menunjuk salah satu sudut pada tumpukan barang yang ditutupi selimut kapas.

"Anda bisa memeriksanya."

Agatha mengambil beberapa secara acak dan membawanya padaku untuk diperiksa. Dan seperti yang aku harapkan, pekerjaannya sempurna. Kotak kaca itu memiliki sudut, tetapi disentuh bagaimanapun sudutnya tidak cukup tajam untuk melukai seseorang yang tidak berhati-hati. Ditengah kotak ada lambang air yang diukir lebih menjorok kedalam kacanya.

Saat aku sedang mengamatinya, seberkas cahaya memantul ke dinding kotor dibengkel Roan dan membentuk lambang air yang berpendar dan seolah bergerak mengalir. Aku berpaling untuk melihat sumbernya. Roan memegang salah satu kotak dalam posisi terbuka. Memantulkan cahaya mengenai tutupnya sehingga menghasilkan bayangan itu.

"Cukup bagus."

"Ap-apa? Itu saja? Saya menghabiskan banyak malam tanpa tidur untuk menghasilkan tanda yang tidak biasa seperti itu."

Aku melirik Roan yang memelototiku dengan kesal.

"Yah, itu bagus. Aku rasa itu cukup setimpal dengan besarnya dana yang aku keluarkan untuk mendukung apapun yang sedang anda kerjakan saat ini."

Roan terdiam dan tidak membantah kata-kataku. Sebaliknya dia tersenyum samar sambil melirik sesuatu disudut tempat dia bekerja sebelumnya.

"Ehem, terima kasih untuk itu juga, Putri. Saya rasa anda tentu menginginkan sesuatu yang berbeda dari orang lain."

"Memang. Bukankah anda juga tidak ingin karya anda terlalu mudah ditiru oleh orang lain sehingga anda menambahkan tanda anda sendiri?"

Aku menunjuk salah satu sudut dalam kotak kaca. Setiap kotak yang aku periksa memiliki ukiran yang sama persis, jadi tidak mungkin itu tanda atau cacat tidak sengaja yang terjadi saat dia sedang membuat kotak itu.

Sebagai balasannya Roan kembali mentapku dengan mulut yang terbuka lebar. Membuka mulutnya beberapa kali tapi tidak bisa membantah apa yang aku katakan.

"Karya anda bagus."

Aku tidak bisa menahan tawaku. Akhirnya aku bisa menikmati sedikit hiburan hari ini.