"Hiduplah penuh kebanggaan sebagai dirimu sendiri Nona Medell. Jangan bersembunyi dibalik bayang-bayang nama adikmu. Buat diri anda dikenali sebagai wanita yang mengelola sebuah serikat perdagangan yang tidak biasa. Anda akan membantu pengusaha-pengusaha muda membuat jejak mereka dalam sejarah kekaisaran. Anda mungkin akan ditentang oleh saudagar-saudagar kaya maupun bangsawan, tapi setidaknya mereka tahu anda mampu. Seorang wanita juga bisa berdiri dipuncak kekuasaan dan mengatur skenario hidupnya sendiri."
Hufff... Aku menghembuskan napas setelah menyelesaikan pidato berapi-apiku. Sekarang hanya tinggal menunggu keputusan Arisa Medell.
Wanita itu akhirnya menurunkan tangannya untuk melihatku.
Euhh...
Aku yakin waktu yang dia habiskan saat menutup wajahnya tidak cukup lama, tapi kenapa matanya sudah begitu bengkak dan hidungnya sudah berwarna seperti ceri matang. Seolah itu tidak cukup, air mata dan ingus yang membasahi wajahnya juga benar-benar menghilangkan kesan wanita tangguh dan anggun yang sebelumnya aku lihat.
"..." [Khun]
"Bersihkan wajahmu." [Viscount Medell]
Entah kapan dia bergerak, tapi kini Khun sudah berdiri tanpa suara disamping Arisa Medell sambil mengulurkan sapu tangan yang entah keluar dari mana. Viscount Medell juga melakukan hal yang sama sehingga Arisa Medell terdiam beberapa saat sambil menatap kedua sapu tangan yang diulurkan padanya.
Pada akhirnya ia memilih sapu tangan Khun untuk menghapus air mata dan ingus dari wajahnya sebelum mengambil sapu tangan Viscount Medell untuk membersihkan sisanya. Melihat perlakuan dan kondisi sapu tangannya, aku yakin tidak ada kebanggaan apapun dalam diri Khun meskipun sapu tangannyalah yang dipilih lebih dulu oleh Arisa Medell.
Aku menjadi tidak tahan dan meminta Agatha yang selama ini menunggu di depan pintu agar membawakan handuk basah untuk Arisa Medell.
"Jika saya menunjukkan diriku sebagai Arisa Medell, kerabat kami juga akan mengetahui jika Ari belum cukup umur dan masih berada di Akademi."
"Lantas kenapa? Apakah ada yang cukup bodoh menuntut gelar itu saat wali sahnya, 'Paman' kalian masih hidup? Dan paman anda ini adalah wakil Duke Calverion, tidak ada yang cukup bodoh untuk menyingkirkannya tanpa mendapat balasan dari Duchy Calverion."
"..."
"Anda memiliki pendukung yang cukup kompeten di belakang anda Nona Medell, jadi busungkan dada anda dengan bangga."
Aku rasa, aku juga benar-benar terpengaruh dengan pidato penuh semangatku yang sebelumnya. Aku jadi kehilangan kontrol terhadap kata-kata sopan ala bangsawan yang biasanya aku pertahankan. Aku baru menyadari ada yang salah dengan pilihan kata-kataku saat Arisa Medell tersedak sisa tangisannya lalu dia dan Viscount Medell menatapku dengan mata membulat. Aku juga bisa mendengar dengusan tertahan dari Khun yang sudah berdiri kembali dibelakangku.
"Tidak... tidak... . Itu bukan bermaksud vulgar, itu hanya semacam ungkapan untuk menunjukkan keberanian. Anda tidak perlu membusungkan dada jika tidak mau. Para pria biasanya akan saling membenturkan dada mereka untuk menunjukkan mereka tidak takut. Ah, bukan berarti anda juga harus membenturkan dada anda."
Pada penjelasan panikku, wajah kedua orang didepanku mulai berubah dengan warna yang kontras. Jika wajah Viscount Medell semakin memucat, wajah Arisa Medell justru semakin merah seiring dengan rentetan kata-kataku yang keluar tak terkendali. Pada akhirnya aku gagal menjelaskan kesalahpahaman itu.
Tapi selain kegagalan penjelasan itu, Arisa Medell menerima penawaranku. Dia akan bertindak sebagai pemilik Serikat Khatulistiwa sekaligus pendukung bagi para pengusaha muda yang ingin mengembangkan produk sekaligus menciptakan pasar bagi mereka.
Tentu saja serikat itu hanya akan mendukung produk baru yang tidak dimiliki pedagang-pedagang besar. Percuma saling berebut pasar untuk sesuatu yang juga dimiliki oleh pedagang lain.
Seperti yang diharapkan dari Arisa Medell yang mampu membuat Viscount Medell memuji kemampuan pemasarannya. Dia segera menemukan sesuatu yang akan mengundang kecurigaan.
Serikat Khatulistiwa baru memiliki Count Arlo sebagai pemasok sabun wanginya dan Roan sebagai pengrajin kacanya. Itu tidak akan cukup untuk menyembunyikan fakta jika serikat yang masih belia ini justru dipilih oleh Count Arlo dibandingkan serikat pedagang lain yang sudah memiliki nama besar di ibukota. Pada akhirnya kecurigaan akan diarahkan kepada orang yang pertama kali memulai tren sabun wangi ini. Memiliki bukti atau tidak, orang-orang akan mulai mengarahkan hidungnya kepada Duchy Calverion sebagai pemilik sebenarnya dari serikat yang tiba-tiba muncul.
Hanya ada tiga orang bangsawan tinggi dalam keluarga Calverion. Mantan Duke sudah pergi ke wilayah Duchy di Utara segera setelah dia menyerahkan gelarnya, sebelum trend sabun mandi dimulai. Derrick, Duke Calverion yang baru sudah meninggalkan ibukota sejak masih sangat muda dan hanya muncul di ibukota untuk memulai debut dan menerima gelarnya. Yang tersisa hanyalah seorang gadis muda yang baru diakui latar belakangnya, sang Duchess belia Niesha Yurie Calverion.
Tidak ada yang tahu aktivitasnya sebelum statusnya dipulihkan. Para pengamat yang terlambat menyadari pengaruhnya hanya tahu dia mulai menghadiri pertemuan komite bangsawan di istana, menghadiri beberapa jamuan teh dengan kondisi kurang baik juga berjalan-jalan di pusat kota beberapa hari sekali.
Semuanya informasi yang sangat minim dan terbatas. Tapi itu tidak berarti para pembenci Calverion akan melepaskannya dengan mudah. Mereka masih bisa menciptakan cerita lain untuk mengisi kekosongan dari keberadaan Niesha yang misterius.
Rumor tidak membutuhkan bukti. Hanya dibutuhkan mulut orang-orang yang mau tahu dan sok tahu untuk menyebarkannya seperti setitik api dalam sekam. Dan saat api itu membesar, dia akan memakan habis semua yang dilaluinya. Sang Duchess muda akan dituduh terlibat dalam sebuah bisnis dagang bahkan sebelum ia memulai debutnya. Saat gadis itu terseret, orang-orang juga tidak akan melepaskan siapapun yang 'terlibat' dengannya. Seorang mantan Duke yang pernah berjasa dimasa lalu, seorang Duke yang telah menjadi pahlawan perang karena mencegah pemberontak memasuki wilayah barat, para pengurus rumah tangga Calverion, pelayan hingga pengurus kuda dalam istal juga tidak akan luput dari kehancuran.
"Nona Arisa Medell, sebagai pemimpin baru serikat Khatulistiwa, apakah anda memiliki ide untuk mengatasi krisis ini?"
"Seberapa banyak anda mempercayai saya, Putri?"
Arisa Medell mencondongkan tubuhnya kearahku dengan tatapan kalkulatif.
"Sebanyak anda mempercayai kemampuan anda, Nona."
Dia mengernyitkan kening pada jawabanku.
"Anda terlihat santai, Putri. Apakah anda tahu hukuman untuk bangsawan tinggi yang teribat dalam perdagangan barang olahan? Apalagi saat anda masih belum seharusnya terlibat dalam urusan ini?"
"Setidaknya hukuman itu tidak akan membuat aku kehilangan kepala. Yang paling sial aku akan kehilangan semua investasi dan keuntungan yang dikumpulkan."
"..."
"Karena itu, tolong buat aku tidak kehilangan apapun Nona Medell."
"Kalau begitu... bisakah saya menggabungkan perdagangan produk Count Arlo dengan perdagangan biji-bijian dari selatan yang selama ini saya kelola."
"Itu akan menjadi hak anda untuk memutuskan, nona Medell."
Arisa Medell mengangguk sedikit ragu.
Pintu kembali terbuka tanpa peringatan apapun. Belle Belvitti melangkah masuk sambil mendorong rak makanan. Agatha yang berdiri dibelakangnya menatapku seraya membungkuk minta maaf. Dia pasti gagal menahan Belle untuk tidak masuk begitu saja.
"Aku baru saja kembali dari rumah butik Madam Constain dan ingin minum teh denganmu. Tapi aku dengar kau memiliki tamu seorang wanita muda, Niesha. Jadi kupikir tidak ada salahnya aku meluangkan waktu untuk saudariku yang terkurung dalam rumah sekaligus aku memperluas pergaulanku."
Sial, aku lupa 'saudari' yang suka menerobos masuk ini.
"Oh, itu anda Viscount Medell. sudah lama aku tidak melihat anda mengunjungi Niesha. Dan siapa wanita ini?"