Chereads / Be a Princess / Chapter 60 - Kenapa anda melakukan ini pada saya?

Chapter 60 - Kenapa anda melakukan ini pada saya?

Kelelahan karena banyaknya pesta serta tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab Duchess membuat Niesha Calverion jatuh sakit dan tidak dapat bangun dari tempat tidur.

Itu adalah alasan yang disampaikan Belle dan Aristine Belvitti saat aku tidak lagi menghadiri undangan yang sebelumnya mengkonfirmasi kehadiranku. Karena sebelumnya aku jarang menghadiri undangan apapun dan aku menampilkan ekspresi kelelahan saat datang sehingga orang-orang mempercayai klaim yang disampaikan Belle maupun ibunya. Sebagai ganti gunjingan karena pembatalan kehadiran, para bangsawan mulai mengirimkan surat-surat simpati, hadiah penghiburan ataupun obat-obat yang dapat membantu 'memulihkan' kesehatanku.

Meskipun bentuknya berbeda, setiap surat maupun pemberian yang aku terima masih memiliki maksud yang sama. Mereka ingin menjalin hubungan dengan Duchess muda dan naif dari kekaisaran. Jadi sekali lagi aku harus menggertakkan gigi untuk membuka pundi-pundi uangku. Untuk setiap surat ataupun hadiah yang aku terima akan dikembalikan kepada setiap pengirim tetapi aku juga harus mengirimkan hadiah balasan yang sesuai dengan status sebagai Duchess sebagai bentuk penolakan sopan terhadap maksud apapun yang menyertai saat mereka mengirimiku ungkapan-ungkapan penuh simpati itu.

"Agatha, apakah setiap bangsawan Ibukota mengirimkan surat seperti itu padaku?"

"Anda bahkan menerima surat dari bangsawan yang tinggal diluar Ibukota, Putri."

Aku mengerang dengan suara keras mengabaikan tatapan Agatha.

"Aku bahkan belum mendapatkan kembali modal yang kutanam tapi aku sudah kehilangan banyak uangku. Ini menyebalkan."

"Putri..." [Agatha]

"Bukankah anda menggunakan tunjangan Duke." [Khun]

"Salah siapa jika dia tidak menggunakannya." [Niesha]

Suara ketukan menginterupsi kami. Aku menegakkan punggungku kembali sebelum mempersilahkan Hanson masuk.

"Putri, Viscount Medell sudah tiba."

"Persilahkan dia masuk."

"Kalau begitu saya akan menyiapkan teh untuk anda."

Dengan cepat Agatha mengumpulkan surat-surat yang sedang dia kerjakan dan berpapasan dengan Viscount Medell saat hendak keluar.

Pria itu datang bersama seseorang yang berperawakan lebih kecil yang menutupi seluruh tubuhnya dengan jubah. Mereka menunggu hingga pintu kembali tertutup rapat sebelum orang itu melepaskan jubah yang menutupinya. Segera wajah seorang wanita muda dalam gaun sederhana terungkap.

"Saya Arisa Tan Medell memberi salam."

"Senang bertemu dengan anda Nona Medell."

Aku berdiri untuk menyambutnya. Arisa Medell sedikit lebih tinggi dari Agatha tapi mereka sama-sama memiliki sorot mata yang sama-sama tegas dan pantang menyerah.

"Aku senang anda memutuskan datang mengunjungiku. Aku ingin melihat penampilan ini dipertahankan."

"Maafkan saya Putri. Saya tidak datang untuk bekerja sama dengan anda. Saya hanya ingin memuaskan rasa penasaran anda dengan Arisa Medell. Anda bisa melaporkan saya pada pengadilan kekaisaran atas pemalsuan identitas."

"Aku memang bermaksud melakukan itu jika anda berani menolak aku."

"..."

"..."

Baik Arisa maupun Viscount Medell menatapku tidak percaya. Karena tubuhku lebih pendek dari keduanya, perasaan saat mengangkat kepala dengan bangga membuat perasaan puas membuncah dari dadaku.

"Aku juga tidak akan membiarkan kalian berdua terseret sendirian. Jangan lupa, aku tahu tentang Ari Medell yang sebenarnya."

"Putri."

"Beraninya..."

Saat Viscount Medell mendesah tak berdaya, Arisa Medell justru menggeram marah. Tangannya yang berada disisi tubuhnya bahkan semakin memucat saat ia mengepalkannya dengan keras.

"Anda tidak akan memiliki kesempatan untuk menyakitiku, Nona."

Aku mengendikkan bahuku ke arah Khun yang berdiri hanya selangkah dibelakangku.

Provokasiku cukup membuat wajahnya semakin merah, tetapi semangat dalam matanya semakin meredup. AKu tahu ia sedang mengingat seberapa cepat Khun mampu menghentikan belati yang nyaris memotong lehernya sebelumnya.

"Kenapa anda melakukan ini, Putri? Anda tidak akan memperoleh apapun dariku ataupun dari gelar Medell."

"Benarkah? Justru karena aku akan mendapatkan sesuatu hingga aku menyarankan kerjasama ini Nona Medell. Sekarang duduklah."

Keduanya jelas terlihat enggan.

"Jangan lupa anda sudah memberikan sumpah setia anda padaku, Viscount. Bahkan diatas kasih sayang yang coba anda berikan pada Nona Medell, anda adalah milikku."

Viscount Medell terjatuh dikursi seolah tidak memiliki kekuatan apapun. Aku yakin dia mulai menyesali keputusannya saat itu.

"Pertama kali aku mendengar tentang anda adalah saat aku membutuhkan seseorang untuk mengurus bisnisku."

Aku tidak mempedulikan Arisa yang masih berdiri dan memulai mengucapkan kalimat-kalimat yang sudah kususun dalam kepala.

"Saat aku mendengarnya membicarakan kemampuan anda, aku tahu semua pujiannya tidak hanya berdasarkan kekaguman membabi buta atau kasih sayang kosong ayah. Tapi itu adalah kebanggaan seorang guru atas pencapaian murni untuk sebuah kerja keras. Aku hanya bisa mempercayai orang seperti itu."

"Awalnya aku tidak mengira jika anda adalah seorang wanita yang menyembunyikan status anda untuk alasan menakutkan seperti itu. Tapi ini justru membuatku semakin menyukai anda. Sekarang aku punya senjata yang bisa menahan anda untuk tidak melarikan diri."

"Aku sudah mendengar dari Viscount jika anda mencoba membuat sebuah serikat rahasia. Jika aku membocorkan kisah ini pada penjaga kekaisaran, anda juga akan mendapat masalah Putri."

Arisa melotot padaku saat mencoba mengancamku.

Aku terkikik pada cepatnya dia bereaksi terhadap ancamanku.

"Antara seorang wanita yang menyamar menjadi laki-laki dan seorang Duchess yang ayahnya menjalin hubungan dekat dengan Kaisar saat ini, menurut anda siapa yang akan lebih dipercayai oleh masyarakat."

"..."

"Sebelum anda berhasil membuktikan keterlibatanku pada serikat itu, penjaga kekaisaran akan lebih dulu mengetahui keterlibatan Viscount Medell didalamnya sebagai orang yang mengurus segala persiapannya. Saat itu terjadi, penyamaran anda akan ikut terbongkar. Tebak apa lagi yang mungkin ditemukan oleh penjaga kekaisaran?"

"..."

"Lupakan gelar dan warisan berharga yang ayah anda tinggalkan. Pada akhirnya anda sendirilah yang menyeret orang-orang yang anda sayangi dalam kehancuran. Masa depan adik anda yang coba anda lindungi justru akan hancur di tangan anda sendiri. Apa itu yang anda inginkan?"

Pada kata-kata terakhirku, pertahanan Arisa Medell akhirnya runtuh. Dia jatuh terduduk sambil menutup wajahnya.

Aku tidak bisa menahan perasaan kasihan yang melintas dihatiku. Pemandangan seperti ini adalah pemandangan yang familiar dalam duniaku sebelumnya. Wajah-wajah kecewa dan sakit hati dari sesama penghuni panti saat kesempatan mereka untuk mengepakkan sayap dipatahkan oleh orang lain hanya karena kami adalah anak-anak dengan latar belakang tidak jelas.

"Kenapa anda melakukan ini pada saya, Putri?"

Arisa Medell masih tidak menurunkan tangannya tapi aku bisa menebak apa yang dia sembunyikan dari bahunya yang tidak berhenti bergetar. Viscount Medell yang mengangkat kepalanya mebuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu tetapi terhenti begitu saja saat pandangan mata kami akhirnya bertemu.

Aku tidak tahu apa yang ditangkapnya dari pandangan mataku tapi pria itu hanya kembali menutup mulutnya. Menghembuskan napasnya dengan pelan sebelum menegakkan kembali postur tubuhnya seperti dia yang biasanya.

"Hiduplah penuh kebanggaan sebagai dirimu sendiri Nona Medell. Jangan bersembunyi dibalik bayang-bayang nama adikmu. Buat diri anda dikenali sebagai wanita muda yang mengelola sebuah serikat perdagangan yang tidak biasa. Anda akan membantu pengusaha-pengusaha muda membuat jejak mereka dalam sejarah kekaisaran. Anda mungkin akan ditentang oleh saudagar-saudagar kaya maupun bangsawan, tapi setidaknya mereka tahu anda mampu. Seorang wanita juga bisa berdiri dipuncak kekuasaan dan mengatur skenario hidupnya sendiri."