Chereads / Be a Princess / Chapter 54 - Ajakan dansa yang tidak biasa

Chapter 54 - Ajakan dansa yang tidak biasa

"Apa ini?"

Aku memandang tidak percaya pada lembaran kertas yang diletakkan Nyonya Belvitti di hadapanku.

Kertas-kertas itu bertuliskan tanggal, jenis pesta yang diadakan, keluarga yang menyelenggarakan hingga catatan kecil mengenai status keuangan dan posisi kepala keluarga di pemerintahan.

"Sudah kukatakan, pelayan anda tidak kompeten dalam mengurus anda. Dia sama sekali tidak bisa melihat peluang bagi anda untuk menjalin hubungan dengan bangsawan lain."

"Apa?"

Aku memanggil Nyonya Belvitti setelah surat-suratku tidak sampai tepat waktu. Tapi alih-alih menegurnya, wanita itu justru menyodorkan daftar yang sama sekali tidak aku mengerti.

"Ini adalah daftar para bangsawan yang bisa membantu anda menaiki tangga sosial dikemudian hari. Aku sudah membantu mengkonfirmasi kehadiranmu dan itu adalah daftarnya."

Aku memijit kepalaku yang berdenyut. Meskipun tidak ada yang berani menyinggung keluarga Calverion, aku juga tidak ingin direpotkan dengan protes para bangsawan yang merasa disepelekan jika aku tidak mengikuti etika yang berlaku. Jadi Agatha biasanya akan membalas setiap undangan tidak penting yang datang dengan surat balasan penuh hormat.

"Nyonya, anda tidak bisa merencanakan sesuatu tanpa persetujuan Putri."

Agatha yang sedari tadi tertunduk malu atas setiap ucapan Nyonya Belvitti akhirnya mengangkat kepalanya. Membatalkan setelah mengkonfirmasi kehadiran pada sebuah pesta merupakan tindakan yang lebih tidak sopan dibandingkan tidak akan hadir sejak awal.

"Diamlah. Bagaimana pelayan sepertimu berani mengangkat suara saat tuanmu sedang berbicara."

"Nyonya Belviti ..."

"Ibu, sudah kukatakan untuk tidak menunjukkan kepedulianmu dengan cara seperti ini."

Belle yang masuk dengan nampan teh ditangannya menegur ibunya sebelum aku.

"Ibu, tidakkah anda bertindak terlalu jauh. Segala keputusan seharusnya menjadi wewenang Putri. Anda tidak bisa ikut campur meskipun itu untuk kepentingan sang putri."

"Belle... bagaimana kau bisa masuk kesini begitu saja. Tidak sopan!"

Nyonya Belvitti menegur putrinya dengan kening berkerut.

"Ibu."

Sekali lagi Belle menegur ibunya dengan menatapnya tajam. Untuk sesaat wanita itu membalas tatapan putrinya dengan raut wajah tidak mengerti. Tapi setelah menghembuuskan napaskeras dia kembali berbalik menghadapku.

"Apa yang saya lakukan mungkin terlihat berlebihan Putri, tapi yakinlah saya hanya ingin membantu anda dan menjaga keluarga Calverion sebagai keluarga bangsawan terkemuka dikekaisaran ini. Tolong maafkan kelancangan saya ini, Putri."

Apa ini? Sebelumnya dia menampilkan sorot mata dan sikap seolah siap bertarung. Bagaimanapun aku melihatnya, Aristine Belvitti tidak tampak seperti orang yang akan mudah mengalah atau mendengarkan saran orang lain. Tapi kenyataannya seolah Belle Belvitti-lah yang memegang peranan untuk mengambil sebuah keputusan.

Aku berpaling menatap Belle Belvitti yang tengah menuangkan teh yang tadi dibawanya. Gadis ini terlihat sederhana. Tapi apa penilaianku tepat aku tidak bisa memastikan.

"Karena anda sudah berusaha, aku akan mengikuti saran anda Nyonya. Dan karena anda memiliki pengalaman dengan bangsawan-bangsawan ini aku akan mengijinkan anda menangani surat-suratku."

"Itu keputusan yang bagus, Niesha"

"Dan... karena Belle Belvitti akan memulai debutnya tahun depan, ini juga akan menjadi kesempatan baginya untuk mengenal bangsawan lain."

"Ma- maksudnya anda akan mengajak saya?"

"Tentu. Apa anda tidak menyukainya?"

"Tidak, aku menyukainya Niesha."

Jadi selama berhari-hari kemudian aku disibukkan dengan pesta-pesta teh para bangsawan muda yang sebenarnya lebih tua dariku. Aku tidak bisa menghindar dari menjadi pusat perhatian atau sasaran tokoh diskusi tapi setidaknya Belle bisa menghalau semuanya. Setiap 'pengakuan' akan siapa dirinya sedikit mengganggu, tapi cukup efektif untuk perlahan menarik perhatian tidak perlu disekitarku.

"Wanita itu cukup membantu anda mengusir para lalat pengganggu."

Khun bergumam pelan saat kami diam disalah satu sudut dengan tenang. Belle dan para kenalan barunya sudah bergerombol disudut lain sambil berbincang-bincang.

"Putri, maafkan penilaian saya. Tetapi rasanya agak tidak nyaman melihat Nona Belle tampak mendominasi para bangsawan saat anda sendiri hadir."

"Tidak apa-apa Agatha. Aku tidak ingin menghabiskan energiku untuk bergaul dengan penuh kepura-puraan seperti itu."

Aku ingat, meskipun para bangsawan yang undangannya diterima Aristine Belvitti adalah bangsawan yang cukup kaya, dalam novel mereka sama sekali tidak memiliki pengaruh apapun. Karena itu aku berencana mengabaikan mereka.

Aku sama sekali melupakan hal penting yang paling mungkin terjadi. Saat aku berusaha mengubah alur cerita novel 'Sang putri', besar kemungkinan jika hal-hal kecil yang sebelumnya tidak penting, akan membawa pengaruh besar dalam kehidupanku.

"Bagaimana kabar Cocoa? aku tidak punya waktu menemuinya beberapa hari ini. Dia pasti sangat merindukan aku."

"Daripada itu, tuan Roan mengirimkan kabar jika dia sudah menyelesaikan semua simbol yang anda inginkan terukir dalam setiap kotak kaca. Lise Arlo juga mengirimkan pesan untuk bertemu dengan anda Putri."

Sejak para Belvitti datang, Aristine Belvitti mengambil alih penanganan surat-suratku, Belle ataupun pelayan pribadinya juga terus berada disampingku alih-alih para pelayanku sendiri. Aku bahkan jarang memiliki waktu sendiri bersama Agatha. Secara rahasia Agatha akan tetap menerima pesan terkait serikat dagangku dan akan menyampaikannya padaku diam-diam dengan berbagai cara. Seperti saat ini, saat semua perhatian teralihkan, kami akan berdiskusi.

"Cara ini sedikit tidak efektif. Kau akan kelelahan saat menunggu surat dan Aristine Belvitti mungkin memergokimu memeriksa surat sebelum dia menerimanya. Kita perlu membangun jaringan korespondensi yang tidak akan menghubungkan kita dengan serikat. Apa kau memiliki saran Khun?"

"..."

Aku berpaling untuk melihatnya mengira dia tidak mendengar pertanyaanku, tapi dari tatapan kosongnya yang membalas tatapanku cukup untuk memberitahuku jika aku tidak bisa mengharapkan apa-apa darinya.

"Mungkin sebaiknya kita menyiapkan waktu berdiskusi tanpa para Belvitti."

Kami terdiam dan mulai memfokuskan diri kembali pada pesta yang tiba-tiba sedikit riuh. Sang gadis tuan rumah beserta orang tuanya bergegas menyambut tamu yang baru datang. Itu agak jauh, jadi aku tidak bisa melihat jelas siapa orang yang baru datang selain kilauan rambut emasnya, jubah berwarna putih di bahunya serta beberapa ksatria berseragam royal guard.

Sesekali pria itu berhenti untuk menyapa beberapa gadis tapi secara bertahap dia semakin mendekati tempat aku duduk.

"Salam pada bintang kekaisaran. Ini kejutan yang menyenangkan untuk bertemu dengan anda disini Pangeran."

"Tidak, ini adalah kejutan menyenangkan bagiku untuk bisa bertemu dengan anda, Putri Calverion."

Dengan lembut Pangeran Freddie meraih tanganku dan menciumnya dengan lembut.

"Aku harap anda tidak ketakutan dengan permintaan ibunda ratu tempo hari."

"Jangan mengkhawatirkan saya Yang mulia. Anda pasti menerima tekanan yang lebih besar dari Yang mulia ratu."

Pangeran Freddie tertawa lembut sebelum menundukkan tubuhnya sedikit kearahku untuk berbisik.

"Sebenarnya ratulah yang tertekan karena belum bisa mewujudkan keinginan putranya."

"..."

"Salam pada bintang kekaisaran. Semoga kemulian terus menaungi sang bintang Balstar. Belle Belvitti menyapa yang mulia."

Menyapa seorang pangeran adalah tingkat kesopanan yang paling dasar. Tetapi aturan yang mengikutinya adalah tidak menyapanya saat dia memiliki percakapan pribadi dengan orang lain. Jadi saat Belle dengan berani mendekati kami dan menyapa pangeran Freddie secara langsung, aku bisa mendengar beberapa suara tarikan napas terkejut.

"Ah, Lady Belvitti, Anda rupanya ada disini juga. Anda juga kelihatan luar biasa hari ini, Nona. Pantas saja suasana pestanya terasa berbeda."

"Terima kasih atas pujian anda, Yang mulia. Silahkan panggil nama kecil saya."

Belle tidak bersusah payah menunjukkan sikap rendah hati dan menerima pujian Pangeran Freddie seolah itu memang layak.

Kupikir aku menangkap nada mencemooh dalam pujian pangeran Freddie jadi aku mengangkat mukaku untuk memeriksa wajahnya. Bibirnya yang sedikit tipis terangkat membentuk senyum lebar. Matanya juga tampak berbinar seolah dia mengatakannya dengan tulus.

Ah, mungkin aku terlalu sensitif.

"Karena anda sudah disini, maukan anda menari satu lagu dengan saya Yang mulia?"

"Lady Belle, sebaiknya tidak meminta hal tidak sopan..."

Aku tidak berniat ikut campur dengan Belle. Tapi begitu dia meminta sebuah tarian pada pangeran Freddie, aku tidak bisa tinggal diam lebih lama lagi. Meskipun aku tidak menyetujui, aku juga tidak pernah menolak klaim Belle dan ibunya tentang hubungan mereka dengan keluarga Calverion. Jika sesuatu yang salah terjadi, itu mungkin akan menyeret keluarga Calverion. Aku tidak rela jika keluarga ini terkena masalah yang bukan disebabkan olehku.

"Ini memang sedikit tidak biasa. Tapi aku rasa tidak baik menolak ajakan seorang wanita muda yang telah memberanikan diri meminta hal ini."

Pangeran Freddie tersenyum ramah sebelum aku menyelesaikan kata-kataku. Dia mengulurkan tangannya yang segera disambut antusias oleh Belle. Sebelum Pangeraan Freddie menuntun Belle ke tengah ruang dansa, sekali lagi ia menoleh menatapku untuk memberikan senyum ramah.