Chereads / Be a Princess / Chapter 53 - pilihan

Chapter 53 - pilihan

Selain kebodohannya untuk terus ikut dalam perbincangan keluarga kekaisaran tanpa diminta, Belle cukup pintar dibagian lain. Tangisnya berhenti begitu kereta mendekati Mansion Calverion. Meski matanya masih cukup merah, dia berhasil menghapus jejak air mata dari wajahnya. Sikapnya menjadi tenang dan terkendali layaknya wanita bangsawan yang paling terpelajar begitu dia turun dari kereta. Setelah mengucapkan selamat tinggal dia berbalik menuju paviliun dan tidak terlihat hingga keesokan harinya.

Setidaknya aku tidak perlu mencoba menghiburnya.

"Tanyalah."

"Apa yang terjadi pada Nona Belle? Sebelumnya dia pergi bersama pangeran pertama dengan gembira. Dan apa maksudnya tawaran pernikahan dengan pangeran pertama? Anda masih memegang dekrit sebelumnya untuk menikah dengan Pangeran kedua. Sekalipun itu belum disampaikan secara umum, anda tetap wanita terpilih sebagai istri pangeran kedua. Bagaimana mungkin kerabat istana tidak mengetahui informasi seperti ini."

Begitu aku memberikan ijin, rentetan pertanyaan penasaran dari Agatha segera mengalir keluar.

"Atau... mungkinkah istana bermaksud membuat anda menikah dengan kedua pangeran?"

"Bisakah kau memikirkan sesuatu yang lebih masuk akal?"

Agatha tertawa. Tentu saja itu sangat konyol.

"Ceritakan apa yang terjadi Putri."

"Tidakkah kau harus menawarkan sesuatu dulu pada seseorang yang kelelahan?"

"Saya akan membawakan teh hangat bagi anda."

"Bawakan aku coklat."

"Tidak. Anda sudah meminum 2 cangkir coklat untuk minggu ini. Saya tidak tahu apa saja yang sudah anda makan dalam istana. Tapi saya yakin itu bukanlah sayuran. Jadi ayo makan dan minum yang sehat kali ini."

Setelah mengganti gaun luarku, Agatha meninggalkan aku sendiri lagi.

"Jadi anda akan memilih siapa Yang mulia?"

Lagi-lagi suara itu. Bahkan tanpa sosoknya yang terlihat.

"Apakah kau juga mulai tertarik dengan gosip?"

"Saya belajar dari anda. Bukankah gosip membuat anda mendapat tempat dimata wanita itu?"

"Wanita itu? Itu caramu menyebutnya? Wah, aku benar-benar iri dengan nyalimu. Hei Khun, kemampuan bersembunyi seperti itu, apa kau bisa mengajarkanku?"

"Jika anda baru akan berlatih sekarang... saya rasa saat anda akhirnya menguasainya, anda sudah cukup tua dan tidak lagi membutuhkannya."

"Aku mendengar ada jenis orang berbakat atau orang bertekad keras yang bisa menguasainya dalam waktu singkat."

"Anda benar... Tapi itu bukan anda Yang mulia."

"Hei...!"

Aku berbalik dengan kesal. Tapi sebesar apapun aku mencoba mencarinya, tidak ada jejak Khun dibelakangku.

"Anda bicara dengan siapa Putri?"

Berbeda dengan ucapannya, Agatha memegang nampan dengan secangkir coklat ditangannya. Memindai seluruh ruang dudukku dengan sia-sia.

"Apa ini jenis teh baru?"

"Ah, saya pikir mungkin anda akan melupakan beberapa detail cerita jika anda bicara sambil terus menerus mengeluh tentang teh anda."

Hah, kadang-kadang aku merasa Agatha tidak sebijaksana seperti yang digambarkan dalam novel.

"Kalau begitu apa sebaiknya aku memintamu duduk agar bisa mendengar ceritaku dengan baik?"

Tentu saja itu basa basi. Agatha tidak membutuhkan undangan apapun jika mengenai gosip terbaru. Dia segera duduk dihadapanku dan menatapku dengan penuh harap. Aku cukup senang dengan perubahan sikap Agatha ini. Setelah peringatan berkali-kali, Agatha mulai belajar bersikap lebih santai padaku terlebih jika 'hanya' ada kami berdua.

Aku dan Agatha berbicara bergantian untuk saling melengkapi cerita kami.

Itu cerita yang sederhana. Setelah aku pergi, Belle melanjutkan keributan yang kebetulan didengar oleh pangeran pertama yang sedang lewat. Pangeran Freddie mengundangnya masuk dan berbicara. Agatha tidak mengikutinya dan tidak mendengar apa yang mereka katakan tetapi dia dapat melihat Belle yang sesekali tertawa dan menunduk malu sebagai tanggapan terhadap kata-kata Pangeran Freddie. Dia banhkan membiarkan pangeran pertama menyentuh tangan dan rambutnya lebih lama dari batas kesopanan seorang bangsawan.

Setelah mereka pergi, Agatha tidak tahu apa lagi yang terjadi. Dia hanya menebak dari ceritaku bagaimana Belle terlihat terkejut setelah mendengar kata-kata ratu untuk menjodohkan sang pangeran denganku.

"Memiliki sedikit percakapan ramah dengan pangeran Freddie apakah membuat Lady Belle memiliki ilusi jika pangeran tertarik padanya?"

"Itu bisa saja. Pangeran Freddie terkenal cukup dingin terhadap wanita sehingga sampai saat ini dia juga belum memiliki pasangan nikah. Jadi wajar jika seorang gadis akan merasa spesial saat Pangeran Freddie memperlakukannya dengan manis. Lagipula ide itu disampaikan oleh sang ratu."

"Hah... apa anda penggemar cinta pada pandangan pertama? Apa anda benar-benar senaif itu? Bisakah seorang pangeran akan melepaskan statusnya hanya untuk gadis bangsawan desa yang baru ditemuinya sekali?"

Saat aku memijit pelipisku karena sindiran Agatha, samar-samar aku mendengar suara dengusan tawa.

"Agatha... itu terdengar seperti kau sedang menyindirku..."

"Apa? Saya? Saya tidak memiliki kemampuan seperti itu putri." dia berhenti sebentar sebelum melanjutkan, "Anda jauh lebih cantik dan memiliki status lebih tinggi dari Lady Belle tapi anda bahkan tidak bisa menggerakkan hati Lord Lionel."

Mau tidak mau aku tertawa. Itu bukan kisahku, bukan aibku, jadi tentu saja aku tertawa.

"Kau benar Agatha. Duchess cantik sepertiku saja gagal meluluhkan hati sir Lionel. Jadi sekarang ayo berkonsentrasi pada bisnis."

Agatha pasti menyadari kesalahan kata-katanya sehingga dia tidak berani mengangkat wajahnya.

"Saya akan meminta koki untuk menyiapkan makan malam anda."

Dengan kata-kata itu ia segera menghilang dari kamarku.

"Pelayan anda sangat jujur, Yang mulia."

Lagi-lagi Khun. Tapi kali ini dia menunjukkan sosoknya. Seragam hitam dengan sedikit aksen biru yang menutupi seluruh tubuhnya. Tidak ada lambang Calverion pada kerah jubah maupun lengan kemeja yang dikenakannya.

"Itu bukan seragam ksatria Calverion ataupun pakaian yang anda gunakan saat anda baru pertama datang. Apakah pakaian ini yang membuatmu tidak terlihat?"

Tiba-tiba saja aku teringat dengan novel fantasi yang pernah sangat populer dari duniaku.

Khun menurunkan pandangannya untuk memperhatikanku. Seperti biasa dia tersenyum sesingkat kedipan mata sehingga yang melihat akan berpikir kalau mereka berhalusinasi saat melihatnya tersenyum.

"Karena anda meminta kami untuk jujur dan memperlakukan anda dengan santai, maka tolong maafkan pendapat tidak sopan saya ini."

"Katakan."

"Pakaian ini tidak akan bisa membantu saya untuk bersembunyi dari pandangan orang lain, tapi itu bisa membantu anda tersembunyi dalam pakaianku."

"..."

Mungkin caraku meminta mereka bersikap santai padaku adalah perintah yang salah. Hanya kurang dari 1 jam, dua orang bawahanku menyindirku langsung tepat dibawah hidungku.

"Saya juga ingin mengatakan satu hal lagi pada anda, Yang mulia. Sifat anda berubah, cara anda bertindak juga sangat berbeda dengan anda yang lama."

"Apa maksudmu aku terasa berbeda?"

Aku mencoba membalas tatapan Khun sambil memikirkan maksud kata-katanya.

Apakah dia curiga? Apakah dia menyadari jika 'isi' dalam tubuh ini sebenarnya berbeda?

"Seperti kata Agatha, setelah bertahun-tahun gagal menjadi istimewa dimata sir Lionel, apakah kau berpikir aku cukup naif untuk terus berusaha? Calverion awalnya adalah bangsawan yang ahli dalam bidang perdagangan, wajar bukan jika aku memiliki ambisi yang sama. Dan terakhir, apakah kau berharap gadis muda sepertiku tidak memiliki sifat konyol hanya karena aku seorang bangsawan?"

"..."

Aku kembali menatap Khun untuk mengukur reaksinya.

Derrick tidak curiga adalah hal yang wajar karena dia tidak melihatku selama bertahun-tahun. Mantan Duke tidak curiga juga wajar karena Niesha yang asli terus menjaga jarak dari ayahnya. Lebih mungkin jika Agatha menyadari perbedaannya karena dia adalah pelayan pribadi Niesha. Hanya bagaimana Khun bisa curiga jika Niesha berubah. Apakah dia mengenalku sejak awal?

***

_Istana Matahari_

"Aku mendengar anda memanggil Putri Calverion hari ini."

"Itu benar, Yang mulia. Pangeran pertama belum memiliki pasangan nikah, jadi saya ingin anda mengeluarkan dekrit untuk menikahkan mereka."

"Beraninya..."

Ratu Alissa mendongak untuk menatap wajah Kaisar Alpha karena menyadari nada dingin dalam suaranya.

"Apa anda bermaksud membuatku menjadi lelucon? Bukankah aku sudah melarang anda untuk melakukannya."

"Yang mulia, gadis itu masih belum menerima perjodohannya dengan pangeran kedua, kalau begitu kenapa kita tidak membiarkannya menikah dengan pangeran Freddie."

Kaisar Alpha tertawa masam.

"Apa anda ingin kedua pangeran menjadi seperti barang dagangan yang bisa dipilih?"

"Pada akhirnya gadis itu dan keluarganya harus memilih. Aku hanya membuatnya menjadi lebih cepat."

"Ini hanya karena anda, Ratu. Aku akan berpura-pura tidak pernah mendengar ini."

Kaisar Alpha berdiri dan hendak meninggalkan ruangan.

"Pangeran Freddie juga putramu, Yang mulia. Dia adalah dia putra pertama anda. Bagaimana anda tidak mendahulukan dia dalam segala hal."

"Aku mengasihi para pangeran dengan adil. Berhentilah membangun jarak antara para pangeran karena kecemburuan anda."

Tanpa menunggu tanggapan dari istrinya lagi, Kaisar Alpha meninggalkan Ratu Alissa yang mengepalkan tangannya dengan marah.