Chereads / Be a Princess / Chapter 44 - Hadiah kali ini... dari jenderal

Chapter 44 - Hadiah kali ini... dari jenderal

"Niesha...?"

Tidak mungkin. Itu bukan seperti yang aku pikirkan bukan? Aku tidak mungkin menebak dengan benar kan?

Aku jarang bertemu atau berbincang dengannya dalam keadaan biasa. Tapi bahkan sebelum aku melihatnya, sesuatu dalam diriku sudah meyakini siapa itu.

"Niesha, apa yang kau lakukan disini?"

Suara itu sudah berada tepat dibelakangku. Tidak ada alasan bagiku untuk berpura-pura tidak mendengar dan melarikan diri.

"Sir Hovwell, suatu kejutan bisa bertemu dengan anda."

Ini benar-benar kejutan. Setelah membuka identitasnya malam itu, dia tidak pernah datang lagi. Hari ini begitu aku keluar dari Mansion setelah sekian lama mengurung diri, aku terus bertemu dengan orang-orang yang membuat lelah secara emosional.

"Apa kau keluar berbelanja?"

Seperti biasa dia menyapaku dengan ramah tapi tanpa ekspresi.

"Umm... ya."

"Ini kali pertama kau keluar bukan! Biarkan aku mendampingimu."

Begitu dia mengambil langkah pertama, dalam sekejap pandanganku terhalang oleh tubuh Khun.

"Minggir!"

Khun sama sekali tidak bergerak saat Lionel membentaknya.

"Tidak apa-apa Khun. Sir Hovwell adalah teman keluarga."

Khun hanya sedikit berkedip sebelum akhirnya bergeser sehingga aku bisa kembali melihat Lionel yang menatap kami dengan kening berkerut.

Seperti Edgar, Lionel juga lebih tinggi dariku. Tetapi waktu yang kami habiskan berdua lebih banyak dengan duduk berhadapan atau berdiri dalam jarak tertentu, jadi tidak masalah saat aku menatapnya. Tapi saat ini aku berjalan bersisian dengan Lionel, mau tidak mau aku harus mendongak untuk menatapnya. Berdiri disampingnya dan terus menatapnya dari jarak sedekat ini, aku bisa menangkap fitur halus dan lembut dari balik sikap dewasanya yang terasa jauh.

Apa dia memang seperti ini? Apa ini yang membuat Lady Niesha menyukainya?

"Bawalah pengawal lebih banyak."

"Hah?"

"Bawalah ksatria pengawalmu lebih banyak jika kau ingin keluar. Selalu tidak aman bagi seorang gadis muda bangsawan untuk berjalan-jalan di distrik seperti ini."

Oh, apa dia mengkhawatirkan aku?

Aku memandang sekitarku setelah mendengar peringatannya. Bukankah jalanannya cukup ramai? sebelumnya juga aku banyak melihat banyak gadis-gadis bangsawan yang berjalan hanya dengan pelayan wanita mereka.

Dengan segera aku melihat sekelompok pria yang menatapku terang-terangan. Tatapan mereka sangat tidak menyenangkan baik itu dimata perempuan berusia 24 tahun atau gadis muda 14 tahun. Kenangan saat aku disergap beberapa waktu lalu kembali melintas di pikiran. Terkadang aku masih gemetar setiap mengingat peristiwa itu.

Tapi lihat dimana aku berdiri sekarang. Bengkel Roan berada di bagian yang paling kumuh di ibukota. Meskipun penjagaan ksatria kerajaan ditingkatkan disini, masih banyak kejahatan yang berasal dan bisa terjadi dibagian ini. Karena itu aku lebih sering mengundang Roan datang ke Mansion Calverion. Bagaimana mungkin sekarang aku berakhir di tempat ini.

"Terakhir kali aku sudah mengingatkanmu tentang hal ini. Tapi kau malah berkeliaran dengan pakaian mencolok hanya dengan satu orang. Siapa dia? Siapa yang mengaturnya untukmu?"

Apa Lionel memang banyak bicara seperti ini? Sepanjang yang ku ingat saat masih memimpikannya, aku hanya mendengar satu dua kata pendek darinya untuk menanggapi Niesha. Dan bagaimana dia bisa mengucapkan kata-kata penuh perhatian seperti itu dengan wajah datar.

"Tidak apa-apa. Khun akan menjagaku."

Apa aku salah lihat? Sepertinya aku melihat kilatan terkejut dan marah dimatanya.

Kami melanjutkan perjalanan dalam diam.

"Tetaplah dekat dengan pelayanmu, aku akan mengunjungimu nanti."

Tanpa kusadari kami sudah tiba kembali dijalan utama. Lingkungannya benar-benar berbeda dari sebelumnya. Meski bangunan besar serta orang-orang lalu lalang tetap ada. Disini bangunannya jelas lebih terawat dan setiap orang yang lalu lalang meninggalkan kesan santai. Tidak terburu-buru dan tidak ada kewaspadaan.

Lionel meraih tanganku dan mencium punggung tanganku dengan sopan sebelum meninggalkan kami.

Kami tetap berdiri diam selama beberapa saat hingga Lionel tidak terlihat lagi.

"Maafkan ketidaksopananku Putri"

"Apa?"

"Seharusnya saya mendandani anda dengan cara yang tidak mencolok"

"Jika bukan pakaian seperti ini, bagaimana seorang Duchess akan berpakaian?"

Aku menyadari apa yang dikatakan Lionel Hovwell benar. Dengan penampilan mewah kami, akan mudah menimbulkan bahaya yang tidak diinginkan. Tapi itu tidak lantas menjadi alasan untuk menyalahkan Agatha. Lagipula kami tidak berencana untuk mengunjungi Roan pada awalnya.

"Lagipula kau bukanlah satu-satunya orang yang menyarankan aku berpakaian seperti ini."

Kami berdua melirik Khun yang berdiri tegak disampingku. Matanya sama sekali tidak fokus menatap kami. Sebaliknya memperhatikan sekeliling dengan perhatian.

"Sir Khun, apa yang anda perhatikan?"

"Silahkan menyebut namaku langsung Nona Agatha. Saya adalah pengawal sang Putri, tidak masuk akal jika saya menurunkan kewaspadaan hanya karena kita berada di lingkungan yang terlihat aman. Ini juga berlaku untukmu Nona, tetaplah perhatikan sekitar sang Putri dengan baik"

"..."

"Dan saya tidak akan meminta maaf karena meminta anda berpakaian pantas."

"Aku juga tidak memintamu meminta maaf. Sepertinya kau punya alasan yang menarik. Aku ingin mendengarkannya"

"Apakah anda ingin mendengarnya disini atau... disana?"

Kami mengikuti arah pandangan Khun. Itu sebuah toko roti tetapi beberapa pelayan tampak berdiri mengantri diluarnya.

"Ah, toko rotinya cukup terkenal Putri. Tapi itu hanya toko roti tidak akan nyaman bicara disana. Bagaimana jika anda kembali ke Mansion dan saya akan membeli sesuatu yang enak dari sana Putri."

"Umm, berjalan-jalan diluar seperti ini sangat menyenangkan. Aku tidak tahu jika sudah hampir waktunya minum teh. Sepertinya kita menghabiskan waktu terlalu lama di tempat Roan."

"Kita akan kembali lagi lain kali Putri."

Agatha tersenyum untuk menenangkan aku.

"Aku akan segera kembali Putri. Tolong jaga Putri, Tuan Khun"

Meski Khun terus menerus mengingatkan jika dia bukanlah ksatria yang sebenarnya dan setiap orang bisa menyebut namanya langsung, para pelayan Mansion tetap menolak melakukannya.

Kami mengawasi Agatha yang semakin menjauh dan mulai ikut dalam antrian.

"Saya sempat berpikir Agatha adalah pelayan yang sempurna, tapi bagaimana mungkin dia meninggalkan anda sendiri sementara dia menyuruh kita kembali ke Mansion."

"Agatha memang pelayan yang baik, dimana letak kesalahannya?"

"Kereta anda berada beberapa blok dari sini Putri. Saya tidak akan membiarkan anda mengikutiku untuk memanggil kereta atau bahkan meninggalkan anda sendiri tanpa penjagaan"

Aku mengangguk mengerti. Aku senang berjalan-jalan, tapi membandingkan ukuran jarak dengan Khun bukanlah sesuatu yang akan membuatnya tetap menyenangkan.

"Ikuti aku Putri."

"Hm???"

Aku bergegas mengikuti Khun. Tanpa ragu dia memasuki sebuah rumah di samping toko roti. Menungguku masuk sebelum menutup kembali pintunya.

Aku memindai ruangan itu dengan cepat. Bagian dalamnya di tata sederhana hanya dengan dua set kursi yang diatur terpisah seolah digunakan untuk menjamu dua kelompok tamu yang berbeda.

"Apa yang akan kita lakukan disini?"

Khun tidak menjawabku tetapi langsung menuntunku menaiki tangga ke lantai dua. Memasuki sebuah ruangan lagi. Kali ini hanya ada sepasang kursi sofa yang terlihat mewah beserta meja teh yang cantik di atur menghadap jendela besar.

Jangan tanya aku apakah sebuah furniture cukup berharga hanya karena melihatnya berkilau. Aku cukup tahu diri dengan kemampuan penilaianku akan hal itu. Dan mungkin saja aku salah jika mengira semua furniture dan penataannya di ruangan ini terlihat memiliki kesamaan dengan ruang tamu pribadiku di Mansion.

"Khun, tempat apa ini? Dimana semua orang? Bagaimana kau bisa bebas memasuki tempat ini?"

"Silahkan duduk dengan santai Putri. Ini adalah tempat istirahat yang diberikan Jenderal pada anda."

"..."