Chereads / Be a Princess / Chapter 50 - Jangan melangkah terlalu jauh

Chapter 50 - Jangan melangkah terlalu jauh

Ratu Alissa. Apa tujuannya mengundangku?

Pikiranku menerawang pada wanita bangsawan itu. Sebelumnya aku belum pernah memberi salam secara resmi padanya. Dan meskipun kami pernah berpapasan tanpa sengaja, kami biasanya hanya bertukar salam dengan sopan. Kenapa dia tiba-tiba mengundangku.

"Apa yang tertulis?"

"Ratu Alissa mengundangku ke istana."

"Wah, dugaanmu tepat. Anda benar-benar hebat ibu."

"Kalau begitu tunggu apa lagi? Cepat selesaikan makanan kalian dan bersiaplah. Ah tidak, Jangan makan terlalu banyak. Aku tidak ingin kalian memiliki perut yang terlalu besar. Itu akan sangat memalukan bagi keluarga kita."

"Ini adalah undangan untuk makan siang bersama. Itu masih lama. Aku punya cukup waktu untuk bersiap."

"Saya mengerti jika anda tidak benar-benar tahu bagaimana caranya bersikap pada undangan sepenting ini. Itu wajar karena anda tumbuh tanpa seorang ibu. Saya akan..."

"Ibu... Tidakkah anda sedikit tidak sopan pada sang Duchess. Kami sedang sarapan sekarang. Masalah ini saya yang akan mengurusnya."

Aku sudah terbiasa dengan omong kosong tumbuh tanpa ibu. Aku juga tidak memiliki ikatan emosional dengan Ibu kandung Niesha. Jadi aku bereaksi terlambat terhadap kata-kata Nyonya Belvitti. Bahkan aku belum benar-benar menyadarinya sampai Belle menegur ibunya dengan wajah merah.

"Belle, apa yang kau..."

"Jika undangannya untuk makan siang, Niesha masih memiliki waktu yang cukup untuk bersiap. Ibu sudah mengajariku dengan baik, jadi aku akan memastikan Niesha tampil dengan sempurna."

Aristine Belvitti menatap putrinya lekat-lekat sebelum akhirnya menyerah.

"Baiklah. Saya akan meninggalkan masalah ini padamu Belle. Aku harus menyelesaikan pekerjaan lain. Ah, bagaimana bisa anak itu meninggalkan tugasnya sebagai Duke tanpa orang-orang yang memadai."

Dengan ucapan itu, dia berbalik dan meninggalkan kamarku dengan penuh semangat.

"Maafkan ibuku, Niesha. Ibuku seringkali bereaksi berlebihan jika itu menyangkut hubungan dengan bangsawan lain."

Tidak. Itu bukan masalahnya. Aku menatap Agatha yang balas menatapku tanpa menyembunyikan ekspresi terkejut dan malu.

"Bagaimana suratku sampai ke tangan Ibumu?"

Untuk sesaat Belle menatapku seolah aku mengajukan pertanyaan yang tidak masuk akal.

"Saat kami datang kemarin, ibuku memperhatikan kondisi Mansion dan pengelolaannya. Ibuku pasti merasa tidak nyaman saat Hanson memberitahunya bahwa andalah yang harus mengambil alih semua kewajiban yang harus dilakukan kakakku. Dia pasti tidak tega melihat anda terbebani dengan semua tugas-tugas itu sehingga dia mulai membantu."

Mengelola Mansion beserta semua tugas Duke di ibukota tidak mudah. Menjalani tugas sebagai anggota dewan komite istana juga tidak mudah. Ditambah dengan tugas memastikan tanah Duchy di utara serta tambang-tambang batu berharga tetap dikelola dengan baik itu adalah setumpuk beban yang berat untuk seorang gadis muda yang baru berusia 14 tahun. Tapi itu hanyalah ukuran yang akan digunakan di duniaku yang sebelumnya.

Tolak ukur itu sama sekali tidak bisa dipakai disini. Meskipun pikiranku sebagai Niesha yang modern kelelahan, diam-diam aku sangat menyadari Niesha Calverion telah dididik sejak awal untuk mampu menanganinya. Dan gadis muda ini memiliki semua kapasitas yang dibutuhkan untuk menangani semua tanggung jawab yang besar itu. Tidak ada alasan bagi orang lain untuk meragukan kemampuannya.

Aku menatap mata Belle dan mencoba menebak apa yang dia pikirkan. Apakah ini benar-benar hanya inisiatif ibunya sendiri atau dia tahu dengan pasti apa yang coba dilakukan ibunya.

Aku tidak banyak berhadapan dengan orang lain secara langsung untuk membaca karakter dan maksud tersembunyi mereka dibalik etiket sempurna yang mereka praktekkan. Tapi aku sudah banyak mendengar selalu ada belati tersembunyi dibalik setiap gerakan dan kata-kata mereka. Menatap Belle saat ini aku hanya bisa melihat gadis muda yang malu dengan sikap ibunya, jadi aku berpikir untuk melepaskannya kali ini. Mengenai Ibunya, aku juga akan berurusan dengannya nanti. Sekarang yang bisa aku lakukan hanyalah berkonsentrasi pada sup jamur didepanku yang sudah mulai mendingin dan menebak bagaimana 'bayanganku' menyembunyikan dirinya tanpa diketahui orang lain.

Aku baru menyadari maksud kata-kata Nyonya Belvitti saat aku siap untuk naik ke kereta yang akan membawaku ke istana. Nyonya Belvitti mendekati rombonganku sambil menyeret Belle di belakangnya.

"Sudah kukatakan untuk bersiap lebih awal, tapi kalian menyepelekannya. Untung saja saya cukup cekatan untuk mengurus hal seperti ini. Sekarang naiklah, kalian tidak bisa membuat sang ratu menunggu kalian."

Apa yang dilakukan Belle belvitti disini. Dia bahkan sudah mengganti gaunnya dengan gaun bepergian yang terlihat mewah.

"Nyonya, apa yang anda lakukan?"

Agatha bertanya keheranan dengan tangannya masih terulur untuk membantuku naik.

"Anda tidak bisa memasuki istana tanpa seorangpun yang mendampingi anda"

"Aku memilikinya."

Aku menunjuk Agatha yang berdiri didepanku.

"Anda adalah seorang Duchess, tentu saja anda harus memiliki pendamping yang pantas ke tempat dan menemui orang sepenting ratu."

Meski aku tidak bisa melihat wajah Agatha, aku bisa mendengar suara terkejut samar dari belakangku.

Meski Agatha adalah pelayanku, dia masih memiliki garis darah sebagai bangsawan. Agatha juga mempelajari etiket bangsawan yang pantas untuk seorang pendamping. Jadi tidak ada alasan untuk meragukan kemampuannya.

"Dan ada apa dengan pengawal anda, Putri? Anda memiliki terlalu sedikit pengawal untuk mendampingi kalian berdua. Saya akan berbicara dengan kapten ksatria untuk mengurus hal ini. Ah, benar-benar terlalu banyak pekerjaan untuk diurus."

Hanya ada Mark, ketua tim pengawalku dan 6 orang ksatria berseragam lengkap yang akan mengawal kami. Jumlahnya lebih banyak daripada yang biasa aku minta. Tetapi karena janjiku untuk tidak ikut campur dalam pengaturan mereka, aku diam saja. Lagipula meskipun Khun tidak terlihat diantara mereka dia tetap mengikutiku sebagai bayanganku.

Aristine Belvitti mendorong putrinya untuk menaiki kereta sebelum membantuku ikut naik. Agatha menyusul dengan ragu dan duduk disamping Belle dibawah pengawasan Aristine Belvitti yang sedikit tidak puas.

"Maafkan kami, Niesha. Ibuku selalu tidak tahan untuk berdiam diri apalagi jika dia melihat banyak hal-hal yang tidak pantas."

"Tidak pantas?"

Belle pasti menyadari nada dingin dalam ucapanku sehingga dia mendongak menatapku.

"Maksudku... ibuku terbiasa bergaul dalam lingkungan aristokrat sebelum dia pergi ke selatan. Dia tahu banyak prasangka dalam pikiran para bangsawan yang tersenyum manis pada kita. Ibuku mungkin sedikit berlebihan dalam bereaksi, tapi tolong yakinlah bahwa itu semua untuk kepentingan anda. Anda tidak boleh diremehkan."

"Apakah ada yang mampu meremehkan sang Duchess?"

"Nona Agatha, anda mungkin tidak nyaman dengan kata-kata ibuku sebelumnya, tapi tolonglah percaya dengan penilaiannya. Meskipun itu sudah bertahun-tahun yang lalu, ibuku tetaplah orang yang memiliki paling banyak pengalaman berurusan dengan bangsawan jika dibandingkan dengan kita bertiga."

Sementara Belle sibuk menjelaskan, aku terus terbayang dengan peringatan Derrick dan Ayahku sebelum mereka meninggalkan aku sendirian di ibukota.

'Kau adalah seorang Calverion, jadi lakukan apapun yang kau inginkan. Tidak ada seorangpun yang dapat meremehkan atau mengabaikanmu bahkan dalam pikiran mereka. Seorang pengemis tanpa etika, bahkan ratu negeri ini, kau bisa bertindak egois jika kau menginginkannya.'

Aku menatap Agatha yang terlihat kesal sebelum mengalihkan pandanganku pada Belle yang masih sibuk menjelaskan. Apakah dia terlalu naif dan mempercayai ibunya dengan sepenuh hati atau tidak, aku berpikir untuk memberi peringatan yang jelas kali ini.

"Aku tidak akan diam saja jika nyonya Belvitti terus mengabaikan otoritasku. Mari berharap ibumu tidak melangkah terlalu jauh."

Menanggapi kata-kataku, wajah Belle Belvitti berangsur-angsur berubah warna dari merah ke putih kemudian menjadi merah lagi.