Chereads / Be a Princess / Chapter 46 - Cara Derrick menunjukkan siapa Calverion

Chapter 46 - Cara Derrick menunjukkan siapa Calverion

Jahe adalah rumput? Aku ingin tertawa lebar.

Sejak aku pindah ke dunia ini, aku sudah mencicipi beberapa rempah dalam makananku. Tapi ini kali pertama aku menemukan jahe juga ada disini. Meskipun dunia tempat aku berada bukan lagi disebut bumi dan tidak ada negara bernama Indonesia, banyak hal diantaranya masih sama meskipun dengan nama yang berbeda. Seperti jahe ini.

"ini bukan rumput."

Setelah tahu potongan kering dan keriput ini adalah Jahe, tanpa ragu aku memasukkan semuanya kedalam mulutku.

"Milady."

Agatha berteriak panik begitu melihat tindakanku.

"Tidak apa-apa Agatha. Ini tidak beracun. Ini memang bisa menekan rasa mual."

"Apa anda tahu apa sebenarnya ini Putri?"

Khun juga menatapku curiga.

Jahe bukan rempah yang umum di kekaisaran Balstar karena aku belum pernah merasakannya setelah aku disini. Agatha sama sekali tidak mengetahui benda apa itu sebelumnya. Niesha Calverion juga bukanlah seorang yang sering berjalan-jalan diluar atau memakan sesuatu tanpa sepengetahuan Agatha. Jadi bukankah tidak masuk akal jika aku bilang aku cukup akrab dengan rasanya.

Untuk berpura-pura aku tidak mengetahui ini apa juga tidak mungkin. Sejak awal aku sudah mengidentifikasi benda ini dengan tepat.

Cara yang tersisa adalah membawa nama seseorang yang tidak ada disini dan tidak bisa mereka pertanyakan.

"Ya, tanaman ini dikenal sebagai rempah juga obat herbal. Aku pernah membacanya dan terakhir Derrick datang dia membawakan ini untukku."

Agatha mengangguk-angguk mengerti tapi Khun tetap menatapku tanpa berkedip.

Orang bilang jika seseorang merasa bersalah karena berbohong, mereka tidak akan berani menatap mata orang lain. Karena itu dengan berani aku membuka mata lebar-lebar dan balas menatap Khun. Ini adalah pengalamanku sebagai anak panti asuhan dari hidupku yang lain.

Meskipun dilarang dengan tegas, beberapa anak panti yang sudah cukup besar biasanya melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil. Karena itu kemampuan berbohong anak-anak panti berada dalam tingkat yang tidak mengecewakan.

Sekali lagi aku melihat sinar geli melintas dimatanya. Apa dia tahu aku berbohong? Apa keahlian berbohongku menjadi tumpul disini? Ah, tiba-tiba aku sakit hati dengan Khun.

"Milady, apakah anda tidak merasa mual lagi kali ini?"

Ini sudah separuh perjalanan sebelum akhirnya Agatha mengajukan pertanyaannya yang penasaran.

Aku mengangguk

"Apakah jahe itu benar-benar bagus? Bisakah saya memberitahu Kepala pelayan untuk mendapatkannya lebih banyak?"

Begitu aku mengangguk ia mengalihkan perhatiannya pada Khun.

"Tuan Khun, bisakah anda memberitahu dimana kita bisa mendapatkannya?"

"Seperti yang aku bilang. Ditempat asalnya ini hanyalah akar rumput yang tidak dihargai oleh penduduk setempat. Daripada menjualnya, mereka akan membuangnya jika berada dilahan pertanian mereka."

"Katakan saja itu dimana. Keluarga Calverion akan menangani sisanya."

"Baik Nona Agatha."

Kami melanjutkan perjalanan dengan tenang.

Karena Agatha sama sekali tidak mengetahui mengenai perjalanan rahasia kami, aku diam saja saat dia mulai menyibukkan diri menyiapkan teh soreku begitu kami tiba di Mansion.

"Khun!"

"Ya Yang mulia?"

"Kau belum menjawab pertanyaanku."

"Bukankah anda memiliki banyak pertanyaan Putri? Anda ingin saya menjawab yang mana dulu?"

"..."

Apa dia menyadari banyak hal yang ingin aku tanyakan?

"Karena kau sudah tahu, ayo mulai dari yang sederhana. Mengenai perjalanan hari ini, kenapa kau ingin aku mengenakan pakaian mewah? Sekalipun kita hanya akan jalan-jalan di daerah yang ramai dan aman, aku rasa anda lebih tahu bahaya yang mungkin muncul pada seorang gadis bangsawan muda yang terlihat hanya berkeliaran dengan pelayan dan seorang pengawal. Lagipula anda tidak ingin aku menutupi identitasku sebagai seorang Calverion."

"Maafkan saya menempatkan anda dalam situasi seperti ini Putri."

"Aku rasa kau bukanlah orang yang akan mengambil keputusan seperti itu. Katakan padaku, apakah Derrick yang memintamu melakukannya?"

"Duke sangat marah saat mendengar penyerangan terhadap anda maupun rumor tentang anda. Duke ingin memberi mereka pesan yang jelas mengenai siapa Calverion sebelum dia mencabut mereka hingga ke akar"

"Tidakkah itu terlalu kejam? Bisakah dia melakukannya?"

"Meskipun nantinya hanya akan diingat sebagai kejadian yang tidak terpecahkan, saya bisa memberikan contohnya Milady."

"Apa maksudmu? Apa kau mau bilang akan membunuh hanya untuk memberikan contoh?"

Refleks aku memukul pinggang Khun yang berdiri disampingku.

Ouch, ini sakit. Pukulanku tepat mengenai ikat pinggang kulitnya yang keras dan kaku.

"Hanya jika anda memintanya Putri."

"Kau akan melakukannya? semudah itu?"

"Semudah itu Putri."

Saat dia mengatakannya, Khun menunduk untuk menatap mataku, seolah menegaskan tidak ada sedikitpun keraguan dalam kata-katanya.

Sebagai seorang ahli beladiri, aku menyadari jika para pengawal rahasia sangat memungkinkan untuk ditugaskan menyingkirkan musuh tuannya. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh ksatria resmi. Apakah Ayah atau Derrick pernah menugaskan para Irie untuk membunuh secara rahasia? Berapa orang yang sudah mati di tangan Khun saat dia melaksanakan tugasnya sebagai penjaga keluarga Calverion?

Begitu sebuah pertanyaan terjawab, pertanyaan lain bermunculan begitu saja.

Bisakah aku menanyakan semuanya? Apa Khun akan jujur?

Tidak. Tepatnya, apakah aku mau mendengarkan jawabannya?

"Ini sedikit melewati waktu minum teh anda Nona, tapi saya harap anda bisa menikmatinya."

Sebelum aku sempat mengajukan pertanyaan lain, Agatha sudah kembali dengan kereta makanannya.

Dengan cekatan ia mulai menata teko teh dan beraneka piring-piring kecil berisi kue-kue yang sudah aku makan sebelumnya.

"Agatha, apa ini tidak terlalu banyak?"

Aku menatap piring-piring kue yang sudah dia sajikan. Jumlahnya dua kali lipat dari yang biasanya dia ijinkan aku makan dengan alasan aku harus menjaga pola makanku agar tidak gemuk. Lagipula saat berbincang-bincang dengan Paul dan Mina, aku sudah memakan cukup banyak kue, jadi sekarang aku benar-benar kekenyangan.

"Bukankah anda selalu mengeluh jika saya memberi anda terlalu sedikit? Lagipula anda banyak bergerak hari ini Putri, jadi saya rasa tidak apa-apa jika makan sedikit lebih banyak."

Agatha menjawabku dengan senyum bangga.

"Saat kelelahan, seseorang akan cenderung kehilangan nafsu makan."

Dalam hati aku menyanyikan terima kasih pada Khun yang dengan cepat membantuku.

"Benarkah? Saat anda pertama menunggangi poni, anda juga beralasan kelelahan dan ingin segera istirahat setelah anda waktu minum teh anda, karena itu saya meninggalkan kamar anda. Tapi Lily bilang dia melihat anda menyelinap ke dapur tidak lama setelah itu."

Aku tergagap saat mencoba membalas kata-kata Agatha. Sekarang aku yakin, aku sudah kehilangan kemampuan berbohongku.

"Anda belum pernah merasakan kue dari toko ini. Ayo coba Putri, ini sangat enak."

Ini sangat enak. Aku mengakui itu juga kok. Aku kan sudah mencoba semuanya beberapa saat yang lalu. Seharusnya aku tidak makan terlalu banyak tadi.

Ah, penyesalan memang selalu datang terlambat.

Khun, tolong aku.

Aku mencoba mengirimkan isyarat mata pada Khun tapi pria itu sudah memalingkan wajahnya menolak menatapku.

Memang benar nasihat yang mengatakan bahkan sesuatu yang disukai akan menjadi memuakkan jika terlalu banyak. Tiba-tiba aku merasa membenci semua kue dan makanan manis yang ada.

Dibawah tatapan penuh harap Agatha akhirnya aku harus makan lagi. Mengunyah, menelan, mengunyah, menelan sampai Agatha merasa puas dengan pencapaian yang aku buat. Aku bahkan memaksakan diri meminum secangkir besar teh yang dia sajikan untuk menghilangkan rasa manis di gigi dan tenggorokanku.

***

_Ditempat lain_

"Bagaimana kabar di perbatasan?"

"Pangeran kedua sudah memasuki wilayah kerajaan Rhudus. Di perbatasan Barat, kami mendapatkan informasi jika pertempuran-pertempuran kecil masih sering terjadi dengan pasukan Duke Calverion dan pasukan Solmes."

"Apa kalian masih belum bisa menyusup dalam pasukan Derrick Calverion?"

"Mohon maaf Yang mulia, kami masih belum bisa."

Pria yang terus berdiri membelakangi pria lain yang berlutut hanya mendesah.

"Cari tahu siapa pria yang mengawal Sang putri. Dan apa yang terjadi dengan ksatria lamanya."

"Baik Yang mulia."